Keselamatan Proses dalam Laboratorium
Pada 16 Maret 2016 terdapat sebuah ledakan di Laboratorium Universitas Hawaii. Seorang asisten riset mendapatkan luka yang sangat serius, kehilangan lengannya. Kerugian finansial mencapai $ 1 Juta.
Gambar 1. Tangki yang pecah akibat ledakan
Saat itu, laboratorium sedang melakukan sebuah riset dengan menggunakan campuran zat yang mudah terbakar (flammable) yaitu hydrogen, oksigen dan karbon dioksida. Campuran tersebut dicampur dalam sebuah tangki berkapasitas 50 liter dan bertekanan 60 barg (90psig), tangki tersebut juga dihubungkan dengan sebuah bioreactor yang mengandung bakteri. Secara desain, tangki tersebut mampu untuk menerima tekanan sebesar 11.6 barg (168 psig) dan diperuntukkan untuk udara kering bertekanan (dry compressed air) saja.
Tangki dan semua peralatan tidak dilakukan grounding dan bonding sehingga berpotensi mengalirkan listrik statik. Terbukti, listrik statis telah terlihat pada laboraatorium sebelum terjadinya ledakan yang terjadi pada tangki ke 11 yang sedang proses. Investigator memperkirakan bahwa ledakan yang terjadi sekitar 70 gm atau setara dengan setengah kekuatan ledakan granat dari tentara Amerika Serikat.
Investigator menemukan bahwa listrik statislah yang memicu ledakan dari zat yang mudah terbakar yang sudah ada dalam tangki. Investigator sangat menyayangkan bahwa terdapat kegagalan untuk mengenali bahaya atmosfir mudah terbakar (flammable atmosphere) di tangki dan juga campuran yang sangat mudah untuk terpicu (ignited).
Gambar 2. Segitiga api dalam kasus terbakarnya Laboratorium Universitas Hawaii
Sebagaimana yang diketahui, campuran gas hydrogen dan oksigen sangat eksplosif dengan rentang konsentrasi yang lebar dan tingkat energi pemicu yang dibutuhkan sangat kecil. Peralatan, fasilitas, prosedur dan pelatihan terbukti tidak cukup di laboratorium tersebut untuk campuran gas yang sangat berbahaya tersebut.
Fakta:
- Campuran hydrogen dengan udara sangat mudah terbakar dengan konsentrasi hydrogen 4% sampai 75% dan rentang ini akan meningkat seiring dengan kandungan oksigen yang meningkat menjadi 4% sampai 94% hydrogen dalam oksigen murni
- Energi yang dibutuhkan untuk memicu kebakaran dari campuran hydrogen dan udara (21%) oksigen sangatlah kecil. Sebuah percikan listrik dapat mengandung 50 kali energi yang dibutuhkan untuk membuat kebakaran.
- Kecelakaan keselamatan proses dapat terjadi juga pada laboratorium atau pabrik pilot (uji coba) dan juga di pabrik manufaktur. Jumlah kecil material tidak berarti bahwa bahayanya juga kecil
- Kecelakaan terjadi pada laboratorium riset, tetapi laboratorium di tempat kerja juga dapat memiliki resiko yang sama. Contohnya adalah resiko dari silinder gas bertekanan (tabung gas) yang ada di laboratorium
Gambar 3. Ilustrasi Keselamatan di Lab
Sumber: https://www.ite.edu.sg/wps/wcm/connect/itecontentlib/stecoursecatalog/staallcourses/stafulltime/8f02cc004445d9518ab7bbf372c2c2fd
Yang bisa kita lakukan
- Di manapun Anda bekerja, pastikan Anda benar-benar mengerti bahaya yang ada dalam material yang digunakan, peralatan dan proses operasi. Kita tidak akan bisa mengendalikan bahaya kalau kita sendiri tidak mengerti bahayanya apa. Rekognisi bahaya adalah langka pertama yang sangat penting untuk memastikan keselamatan kerja dalam semua aktivitas.
- Terapkanlah standard, disiplin dan peraturan yang sama dari Sistem Manajemen Proses di laboratorim atau di tempat manapun di tempat kerja dengan bahaya proses.
- Gunakanlah identfikasi bahaya dan alat analisis yang tepat untuk mengerti bahaya di tempat kerja, seperti ceklis, what if analysis, job safety analysis, dan analisis lain yang lebih lengkap untuk operasi yang rumit.
Referensi
Center for Chemical Process Safety, 2016. Safety Beacon. [Online]
Available at: http://www.aiche.org/ccps/resources/process-safety-beacon/201610/english
[Accessed 5 October 2016].