Beberapa waktu lalu, saya pernah menulis tentang bagaimana langkah dalam menangani kecelakaan lalu lintas. Tentu dalam kecelakaan lalu lintas, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan tersebut semakin parah. Yaitu fitur keselamatan mobil itu sendiri, contohnya airbag dan Anti-lock Braking System (ABS). Sebagai seorang praktisi HSE, sudah seharusnya kita berbicara bagaimana standar keselamatan mobil itu?
Dalam dunia automotif, standar keselamatan mobil dapat diuji pada lembaga khusus bernama New Car Assessment Program (NCAP). Setiap mobil yang keluar di pasaran memiliki peringkat keselamatan yang berbeda. Terlahir di Amerika Serikat pada 1979, Inggris mengadopsi pada tahun 1966. Kemudian disetujui oleh negara-negara eropa lainnya hingga lahirlah EURO NCAP.
Gambar Ilustrasi Standar Keselamatan Mobil
Sumber : http://www.aseancap.org/v2/wp-content/uploads/2018/12/Nissan-Terra_1189x700.png
Karakter negara-negara di dunia tentu berbeda. Sama halnya dengan negara di benua Asia dan Eropa, pasti memiliki karakter keselamatan mobil yang berbeda pula. Oleh karena itu, Indonesia tidak menggunakan EURO NCAP sebagai standar keselamatan mobil. Indonesia mengacu kepada ASEAN NCAP, sebagai standar keselamatan mobil di Asia Tenggara.
Rating yang dibuat oleh NCAP ini sebagai informasi tambahan bagi pengguna mobil dalam memilih kendaraan yang cocok untuk digunakan oleh pengguna. Dengan adanya rating ini, diharapkan pengguna dapat selektif memilih kendaraan, dimana faktor keselamatan juga menjadi objek penilaiannya. Produsen kendaraan pun semakin berlomba untuk mengedepankan fitur keamanan kendaraan yang diproduksi. Sehingga output yang diharapkan adalah menekan angka kecelakaan lalu lintas akibat kendaraan yang tidak aman.
ASEAN NCAP
ASEAN NCAP terlahir sebagai upaya kolaboratif antara Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) dengan Global NCAP. Dibentuk pada akhir tahun 2011 sebagai respon terhadap United Nation’s Decade of Action for Road Safety 2011-2020. Rating yang dibuat oleh ASEAN NCAP terbagi menjadi 2 yaitu untuk keselamatan penumpang dewasa / Adult Occupant Rating (AOP) dan keselamatan penumpang anak-anak / Child Occupant Rating (COP).
Pada tahun 2017, seiring perkembangan zaman, teknologi pendamping keselamatan / Safety Assist Technologies (SAT) menjadi pertimbangan dalam penilaian rating ASEAN NCAP. Oleh karena itu, terdapat penilaian tambahan dalam ASEAN NCAP pada object SAT ini.
Gambar Ilustrasi Rating ASEAN NCAP
Sumber : http://www.aseancap.org/v2/?page_id=3087
Mekanisme penilaian rating ASEAN NCAP ini berdasarkan pengetesan yang dilakukan di laboraturium ASEAN NCAP. Produsen pembuat kendaraan mendaftarkan kendaraannya untuk dilakukan pengujian menggunakan model manekin sebagai penumpang.
Kemudian kendaraan tersebut beserta manekin di uji coba seakan-akan kendaraan tersebut menabrak benda dan juga ditabrak oleh benda bergerak. Setelah itu, penilaian dilakukan berdasarkan kategori masing-masing objek penilaian, sehingga keluar overall rating-nya (berbentuk bintang). Beberapa kendaraan telah melalui uji coba ini dan telah dirilis di website ASEAN NCAP.
Gambar Ilustrasi Skor ASEAN NCAP
Sumber : http://www.aseancap.org/v2/?s=all&post_type=car_result
Kesimpulan
Penilaian yang dilakukan oleh ASEAN NCAP ini harus melalui uji coba oleh laboraturium ASEAN NCAP. Akibatnya, penerapan rating ASEAN NCAP ini hanya berlaku bagi produsen yang melakukan pengetesan ASEAN NCAP. Semoga kedepannya semakin banyak produsen yang mendaftarkan kendaraan hasil produksinya untuk mendapatkan rating ASEAN NCAP ini. Sehingga pengendara di Indonesia akan bisa memilih kendaraan berdasarkan standar keselamatan mobil yang akan digunakan.
Penulis : Permana Eka Satria
Referensi
- Anonim. 2017. ASEAN NCAP. Diakses dari : http://www.aseancap.org/v2
- Riehady, Arris. 2018. Mengenal NCAP, Standar Keselamatan Mobil Masa Kini. Diakses dari : https://www.seva.id/otomotif/blog/mengenal-ncap-standar-keselamatan-mobil-masa-kini/
