Aspek Teknis

Bahaya Peralatan Baterai di Area Ter-klasifikasi

Pekerja membawa baterai lithium-ion atau peralatan dengan jenis baterai lain seperti tablet, telepon genggam pintar dan peralatan tanpa kabel ke area yang ter-“klasifikasi” (area terbatas karena kemungkinan adanya uap mudah terbakar sehingga alat yang masuk ke area ini benar-benar harus standar area terklasifikasi).

Baterai adalah sumber energi yang tidak bisa melalui proses de-energisasi secara aman. Pekerja dan kontraktor bisa saja tidak menyadari bahwa peralatan ini dapat menjadi sumber panas yang memicu api. Bahkan, beberapa alat yang menggunakan baterai sebagai sumber energi dan sudah memiliki standar dapat saja rusak ketika jatuh.

Sebuah peralatan yang sudah didesain untuk masuk ke area ter-klasifikasi, misalnya sebuah tablet, dapat menjadi alat yang berbahaya untuk masuk ke area ter-klasifikasi apabila ditambah aksesoris tambahan yang belum memiliki standar aman untuk area ter-klasifikasi contohnya adalah headphone.

Meskipun belum ada kejadian serius yang dilaporkan berkenan dengan pemakaian peralatan baterai yang tidak standar pada sebuah area operasional kimia, mungkin saja itu hanya sekedar menunggu waktu sebelum alat yang tidak standar akan masuk ke area berbahaya dan menjadi sumber panas.

Penggunaan atau kehadiran peralatan tidak standar di area ter-klasifikasi harusnya disadari sebagai sebuah kasus near miss di mana sebuah insiden atau interupsi operasional dapat saja terjadi dalam kasus keadaan yang hanya sedikit berbeda.

ilustrasi baterai meledak

Apakah Anda tahu?

  • Alat dengan sumber energi baterai dapat dibawa ke dalam area ter-klasifikasi oleh teknisi pemelihraan, kontraktor, vendor atau personel engineering
  • Operator lapangan bisa saja menggunakan tablet berenergi dari baterai untuk pengumpulan data pekerjaan
  • Bateri terbaru yang beroperasi untuk voltase yang lebih tinggi (>12V) dapat dengan mudah membuat loncatan bunga api yang memantik uap mudah terbakar
  • Banyak material yang mudah terbakar memiliki minimum ignition energy yang rendah. Beberapa minimum ignition energy untuk material mudah terbakar antara lain:
    • Metana : MIE 0.28 mJ
    • Bensin : MIE 0.2 – 0.3 mJ
    • Methanol : MIE 0.14 mJ
    • Hidrogen : MIE 0.02 mJ
  • Penggantian baterai dapat menyebabkan Bungan api yaitu ketika kontak baterai dipasang dan lepas
  • Alat yang tidak terklasifikasi dapat digunakan denga naman pada area ter-klasifikasi JIKA pelaksanaan “pekerjaan panas” diikuti (inspeksi area, testing dan monitoring atmosfir mudah terbakar dan tanda-tangan izin kerja panas)

Apa yang bisa kita lakukan?

  • Ketahui klasifikasi area berbahaya pada tempat Anda bekerja. Jika Anda tidak tahu, tanyakan kepada supervisor atau engineer yang ditugaskan pada area itu
  • Hanya gunakan alat yang telah disetujui untuk area terklasifikasi
  • Jika Anda melihat oang lain menggunakan peralatan berenergi baterai, tanyakan kepada dia apakah alat yang dia pakai sudah memenuhi standar untuk area terklasifikasi. Jika ternyata belum, minta ia untuk berhenti hingga ada pengendalian keselamatan lebih lanjut yang bisa dilaksanakan
  • Lakukan pelaporan near miss untuk alat yang tidak terklasifikasi yang masuk kepada area terklasifikasi.
https://katigaku.top/wp-content/uploads/2023/07/202307beaconenglish.pdf

Referensi

Center for Chemical Process Safety. (2023, July). Process Safety Beacon. Retrieved from Center for Chemical Process Safety: https://www.aiche.org/ccps

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3
Back to top button