Aspek OrganisasiOpini Ahli

Jebakan dalam Audit SMK3

Audit SMK3 harus mengukur efektifitas dan konsistensi

Audit adalah alat ukur bagi sistem manajemen. Obyek yang diukur oleh audit adalah dua hal, yaitu : efektifitas dan konsistensi. Kata “efektif” dalam efektifitas dan kata “konsisten” dalam konsistensi merupakan kata-kata yang seharusnya menjadi sasaran bagi audit ketika para auditor melakukan “pengujian” terhadap sistem manajemen K3.

konsisten audit smk3

Ilustrasi batu yang konsisten di atas air

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai makna dampak/pengaruh yang positif (menguntungkan) dari suatu aktifitas/kegiatan. Ini dapat juga diartikan bahwa efektivitas adalah keaktifan atau daya guna yang memberikan adanya kesesuaian antara suatu kegiatan orang atau sekelompok orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju dan mencapai hasil yang direncanakan atau ditetapkan. Dengan kata lain, efektifitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil atau menekankan pada hasil yang dicapai.

Pada kegiatan audit, efektifitas sistem manajemen yang sudah diterapkan itulah yang seharusnya dibongkar dan “diobrak-abrik”. Dalam lingkup K3, hal yang dievaluasi adalah bagaimana elemen-elemen dari sistem manajemen K3 (SMK3) itu “dibumikan” dan mendukung tercapainya target K3 yang sudah ditetapkan oleh organisasi.

Alih-alih membongkar bagaimana peran dan dukungan elemen SMK3 terhadap target K3, banyak audit SMK3 malah “terjebak” pada upaya mengejar “evidence” saja. Ini akibat dari keyakinan/pola pikir yang menyatakan bahwa suatu elemen (baca : prosedur) yang mewakili suatu ketentuan (baca : klausul) dipenuhi atau dijalankan maka SMK3 yang sudah dijalankan tersebut dapat diandalkan.

perangkap audit smk3

Ilustrasi perangkap tikus

Sementara bagaimana target K3 dapat dicapai oleh aktifitas yang berbasis pada elemen SMK3 tersebut menjadi “kabur” dan tak terdeteksi dengan baik. Sebagai contoh : banyak audit SMK3 mencari “evidence” dilakukannya inspeksi untuk memenuhi prosedur inspeksi sebagai bagian elemen dari SMK3. Namun audit ini “gagal” untuk melihat apakah “taraf” pencegahan kecelakaan kerja sudah mencapai hasil yang diinginkan dengan evidence hasil inspeksi, misalkan apakah nilai insiden semakin turun sebagaimana menjadi target K3 organisasi adalah merupakan dampak dari evidence hasil inspeksi, dan apakah obyek yang menjadi inspeksi tersebut memang berkorelasi kuat dengan faktor-faktor yang menjadi penyebab insiden. Inilah yang seharusnya juga dijadikan “acuan” saat melakukan audit terhadap SMK3.

inspeksi k3

Ilustrasi Inspeksi K3

Audit SMK3 yang hanya “mempersoalkan” evidence tanpa melihat seberapa jauh evidence ini berperan dalam memberikan hasil akhir yang sesuai dengan target K3 hanya akan memberikan “fatamorgana” bagi penerapan SMK3. Kenapa bisa begitu ? Karena ini hasil audit SMK3 telah menciptakan ilusi bagi organisasi dengan seolah-olah memiliki “pertahanan” yang kuat bagi semua bentuk kejadian merugikan yang bakal muncul padahal organisasi itu sendiri tidak tahu seberapa tangguh kekuatan dari pertahanan tersebut.

Mengukur konsistensi dalam audit K3 adalah unquestionable namun mengukur efektifitas adalah challenge. Mengukur konsistensi tanpa mengukur efektifitas dalam audit K3 hanya akan menciptakan fatamorgana dan ilusi dalam mencapai target K3 bagi organisasi dan inilah jebakan yang selalu terjadi setiap audit K3 dilakukan.

Sejatinya audit SMK3 adalah alat ukur untuk melihat apakah SMK3 yang tersusun mampu mencapai dan memenuhi target K3 yang tetapkan oleh organisasi dan bukan menciptakan hiruk pikuk tahunan yang hanya sekedar melihat apakah SMK3 memenuhi persyaratan yang diminta oleh legal (PP 50) atau memenuhi persyaratan yang diminta pedoman internasional (OHSAS 18000 dan kelak ISO 45001).

Ditulis ulang dari halaman facebook HSE Indonesia dengan seizin penulis asli. Sumber pertama tulisan : https://www.facebook.com/groups/211186402274846/

Baca Tulisan

Roslinormansyah Ridwan

Senior Praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia. Memiliki pengalaman sebagai Country HSE Manager Haliburton Indonesia
Back to top button