Dasar K3

8 Teori Penyebab Kecelakaan Kerja K3

Teori kecelakaan kerja, teori penyebab kecelakaan kerja, teori kecelakaan k3

Teori kecelakaan kerja atau bisa juga disebut teori penyebab kecelakaan kerja merupakan teori-teori yang menguraikan penyebab dari kecelakaan di tempat kerja agar dapat disusun tindakan pengendalian. Pengetahuan terhadap penyebab kecelakaan kerja K3 sangat penting untuk mencegah kecelakaan yang sama agar tidak terulang kembali. Jika manajemen keselamatan kerja efektif maka seharusnya tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi.

Menurut ISO 45001 tentang Sistem Manajemen Keseamatan dan Kesehatan Kerja, kecelakaan kerja adalah kejadian yang muncul dari atau berkaitan dengan pekerjaan yang menghasilkan luka atau penyakit akibat kerja. Menurut Hollnagel, Kecelakaan didefinisikan sebagai sebuah kejadian yang singkat, tiba-tiba dan tidak dikehendaki yang menghasilkan hasil yang tidak diinginkan… dan harus secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan aktivitas manusia bukan dari peristiwa alam.

occurence arising out of, or in the course of, work that could or does result in injury and ill health” (ISO 45001)

Accidents have been broadly defined as:

a short, sudden and unexpected event or occurrence that results in an unwanted and undesirable outcome …and must directly or indirectly be the result of human activity rather than a natural event’. (Hollnagel, 2004, p. 5)

penyebab kecelakaan kerja

Ilustrasi Kecelakaan Kerja

Jenis Penyebab Kecelakaan Kerja

Berdasarkan asalnya, penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi menjadi 3, yaitu T-O-P (teknis, organisasional, dan personel). Berikut adalah penjelasan T-O-P:

  • Teknikal : yaitu segala hal yang berkaitan dengan perangkat keras seperti mesin, alat, transportasi, dan lain-lain
  • Organisasional : yaitu segala hal yang berkaitan dengan sistem manajemen seperti prosedur, instruksi kerja, rambu-rambu, dan lain-lain
  • Personel : yaitu segala hal yang berkaitan dengan sifat manusia seperti sifat tergesa-gesa, sifat pelupa, menegur ketika tidak aman, dan lain-lain.

Fase perkembangan teori kecelakaan kerja

Menurut OHS Body of Knowledge dalam seri Models of Causation: Safety, 8 teori penyebab kecelakaan kerja menjadi contoh dari 3 fase perkembangan teori:

  • Fase Model Simpel Linear : Pada fase ini, para ahli berpendapat bahwa kecelakaan merupakan gabungan dari rangkaian kejadian yang berinteraksi secara berurutan dengan yang lain sehingga kecelakaan bisa dihindari dengan menghilangkan salah satu penyebab dalam urutan linear tersebut.
  • Fase Model Kompleks linear : model ini berdasarkan dari anggapan bahwa kecelakaan merupakan hasil dari kombinasi tindakan tidak aman dan kondisi bahaya laten dalam sistem yang mengikuti garis lurus. Faktor yang terletak paling jauh dari kecelakaan dijadikan sebagai perilaku dari organisasi atau lingkungan dan faktor di sisi lainnya sebagai perilaku manusia di mana pada titik itu manusia memiliki interaksi paling dekat kepada kecelakaan. Model ini berpendapat bahwa kecelakaan dapat dicegah dengan fokus kepada memperkuat penghalang dan pertahanan.
  • Fase Model kompleks non-linear: model ini menyatakan bahwa kecelakaan sebagai hasil dari kombinasi berbagai macam variable yang berinteraksi secara mutual dan terjadi dalam lingkungan dunia yang nyata. Menurut Hollnagel, hanya dengan melalui pengertian terhadap kombinasi dan interaksi dari beberapa faktor ini, kecelakaan dapat dimengerti dan dicegah.

Sejarah model penyebab kecelakaan kerja k3

Sejarah dari Fase Teori Kecelakaan

Model Teori Kecelakaan Kerja

Model Simple Linear

1. Teori Domino Heinrich

Teori Domino Heinrich merupakan teori penyebab kecelakaan pertama yang menggunakan prinsip sekuensial (berurutan). Model ini menyatakan bahwa faktor-faktor penyebab kecelakaan tersusun secara berurutan dalam satu garis seperti domino. Menurut Heinrich, kecelakaan adalah salah satu faktor dari 5 faktor yang akan membawa kepada luka.

  • Lingkungan sosial/asal (ancestry)
  • Kesalahan manusia
  • Perilaku tidak aman, bahaya mekanik dan fisik
  • Kecelakaan
  • Luka

Teori Domino Penyebab Kecelakaan Kerja

Teori Domino Kecelakaan Kerja

Berdasarkan teori domino, kecelakaan dapat dicegah dengan mencabut salah satu domino sehingga mengganggu efek domino. Heinrich berpendapat bahwa perilaku tidak aman dan bahaya mekanis menjadi faktor utama dalam urutan kecelakaan sehingga pencabutan faktor utama ini membuat faktor yang lain tidak akan efektif dalam membuat kecelakaan kerja.

2. Teori Bird and Germain’s Loss Causation

Teori Domino dilanjutkan oleh Bird dan Germain (1985) yang menyatakan bahwa urutan teori domino Heinrich telah mendukung pemikiran keselamatan kerja selama 30 tahun. Mereka menyadari kebutuhan dari manajemen untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan di mana manajemen telah menjadi situasi yang kompleks disebabkan oleh perkembangan tekhnologi. Mereka memperbaharui teori domino yang ditambahkan dengan hubungan manajemen kepada penyebab dan efek kecelakaan. Teori ini dilengkapi dengan tanda-tanda panah untuk menjelaskan interaksi multi linear dari penyebab dan efek dari urutan. Model ini kemudian disebut dengan model loss causation yang dijelaskan juga dalam garis lurus dari 5 domino yang dihubungkan satu sama lain dalam urutan linear.

Teori Loss & Causation

Gambar Loss & Causation Theory

Model Kompleks Linear

3. Model energy – damage

Model energy – damage ini banyak disebutkan telah dibuat oleh Gibson (1961) tetapi Viner (1991) mengerti bahwa model ini merupakan hasil diskusi dari Gibson, Haddon dan yang lain. Model energy -damage ini berdasarkan pemikiran bahwa damage ( luka) merupakan hasil dari energi kecelakaan yang menuju penerima (pekerja) dengan daya rusak yang tidak bisa diterima oleh penerima energi.

energy damage model

Gambar Energy Damage Model

Pada model energy-damage, “the hazard” sebagai sumber energi potensial yang dapat merusak dan menimbulkan kecelakaan yang merupakan hasil dari ketidakmampuan untuk mengendalikan energi. Pengendalian energi ini dapat saja berupa penghalang fisik atau struktural, pengaman, proses dan prosedur. Bagian “space transfer mechanism” adalah sarana dimana energi dan penerima dibawa bersama dengan asumsi bahwa mereka pada awalnya jauh dari satu sama lain. “Recipient boundary” adalah permukaan yang terpapar dan rawan terhadap energi.

4. Model Urutan Waktu (time sequential model)

Benner (1975) menyatakan terdapat 4 isu yang tidak diperhitungkan dalam model domino : (1) kebutuhan untuk menetapkan awal dan akhir dari kecelakaan; (2) kebutuhan untuk menjelaskan kejadian yang terjadi pada urutan waktu; (3) kebutuhan untuk metode yang terstruktur untuk menjelaskan faktor-faktor relevan yang terlibat; dan (4) kebutuhan untuk menggunakan metode pemetaan untuk menjelaskan kejadian dan kondisi.

Time sequences model

Gambar model urutan waktu

5. Model Epidemiologikal

Model kecelakaan epidemiologikal dapat dilacak dari studi epidemiologi penyakit dan penelitian dari faktor penyebab pada  perkembangan mereka. Gordon (1949) menyadari bahwa “Luka, meskipun berbeda dari penyakit, sebenarnya sama-sama rentan dengan menggunakan pendekatan ini, berarti pengertian kita terhadap kecelakaan dapat ditingkatkan dengan menganggap bahwa kecelakaan disebabkan oleh kombinasi dari 3 sumber: manusia, agen, dan lingkungan.

Benner (1975) seorang praktisi faktor manusia pada psikologi mengajukan model penyebab kecelakaan dengan prinsip epidemiologikal. Model ini menyatakan bahwa kecelakaan merupakan kombinasi dari faktor lingkungan dan agen yang memiliki efek negative kepada organisme.

model epidemiologikal

Gambar model epidemiologikal

6. Model Sistemik

Pada tahun 1980, peneliti-peneliti di bidang keselamatan kerja menyadari bahwa model kecelakaan yang sebelumnya tidak mencerminkan realitas dari fenomena kecelakaan. Banner (1984) menyatakan bahwa realitas yang ada harusnya juga mengakomodasi kejadian yang non-linear.

Model kecelakaan sistemik menguji ide bahwa kegagalan sistem lebih berkontribusi terhadap kegagalan manusia dalam kecelakaan kerja. Model ini menyatakan bahwa kecelakaan tidak terjadi dalam lingkungan sistemik yang terisolasi.

James Reason (1990) menerima bahwa kecelakaan tidak melulu disebabkan oleh kesalahan individu (active errors) tetapi  juga terletak pada faktor organisasional yang sistemik dan lebih luas (latent condition). Reason mengeluarkan model yang disebut Swiss Cheese Model.

swiss cheese model

Gambar Swiss Cheese Model

Model Swiss Cheese kemudian dikembangkan menjadi “Reason model on Systems Safety”. Model ini memberikan dampak besar dalam dunia keselamatan dan kesehatan kerja karena telah membuat fokus investigasi berubah dari menyalahkan individu kepada pendekatan yang tidak menyalahkan; dari pendekatan personel ke pendekatan sistem; dari kesalahan aktif ke laten; dan dia fokus kepada bahaya, pertahanan, serta kerugian.

reason model of system safety

Gambar Reason Model on System Safety

Model Kompleks Non Linear

7. STAMP (System Theoretic Accident Model and Process)

STAMP merupakan model investigasi kecelakaan yang dicetuskan oleh Leveson. Model ini fokus terhadap penyebab pengendalian risiko gagal untuk mendeteksi atau mencegah perubahan yang kemudian membawa kepada kecelakaan. Leveson mengembangkan metode klasifikasi untuk membantu mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan dilihat dalam sebuah sistem yang berkaitan. Model ini menggunakan pendekatan barriers dan defences kepada pencegahan kecelakaan dan didesain sebagai indikator performa keselamatan kerja yang proaktif dan leading.

Model ini ternyata hanya memberikan efek sedikit dalam komunitas keselamatan kerja. Roelen, Lin dan Hale (2010) menyebutkan hal tersebut terjadi karena STAMP tidak memberikan jembatan antara praktek pengumpulan data keselamatan kerja saat ini dengan metode STAMP.

8. FRAM (Functional Resonance Accident Model)

FRAM (Functional Resonance Accident Model) dicetuskan oleh Erik Hollnagel. FRAM merupakan model investigasi kecelakaan pertama yang mengggunakan 3 dimensi, bergerak menjauh dari model linear yang berurutan. Model ini menyadari bahwa faktor-faktor yang ada seperti manusia, tekhnologi, kondisi laten dan penghalang tidak dengan sederhana berkontribusi terhadap kecelakaan.

Model Fram ini menyajikan pandangan tentang bagaimana beragam fungsi dalam organisasi dapat dihubungkan dengan fungsi lain yang bertujuan untuk mengerti variabilutas dari setiap fungsi dan bagaimana variabilitas tersebut dapat dimengerti dan diatur. Fungsi dalam FRAM dikategorisasi dalam inputs, outputs, preconditions, resources, time dan control. Variasi dalam sebuah fungsi dapat berdampak pula pada fungsi lain.

contoh FRAM

Contoh FRAM

Referensi

British Standard Institution. 2018. ISO 45001:2018 Occupational Health & Safety management systems Requirements with guidance for use. Geneva, March 31.

Safe Institute of Australia. 2013. “Model of Causation Safety.” OHSBOK. Dec. Accessed Oct 10, 2018. http://www.ohsbok.org.au/wp-content/uploads/2013/12/32-Models-of-causation-Safety.pdf.

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3
Back to top button