Berita Kecelakaan KerjaEssay K3

Sebastian Manuputty, Sang Pejuang Keselamatan Kerja dari Buruh

Pada sebuah Seminar tentang Keselamatan Kerja di Bulan April 2015 yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, salah satu dari pembicaranya sempat berkata bahwa Dia tidak pernah melihat ada Buruh yang mendemo tentang Keselamatan Kerja di tempat kerjanya, yang ada buruh selalu mendemo tentang upah. Hal ini seakan menjadi salah satu alasan tentang kurang maksimalnya pengawasan Keselamatan Kerja di perusahaan-perusahaan Kabupaten Bekasi mengingat dari kalangan buruh pun tidak terlalu membutuhkan Keselamatan Kerja.

Tidak sampai 1 bulan setelah saya mendengar pendapat itu, Seorang Buruh asal Kabupaten Bekasi yang bernama Sebastian Manuputty membuat sebuah aksi yang lebih kuat dari demonstrasi Keselamatan Kerja. Tepat pada hari buruh, 1 mei 2015, dia melakukan aksi bakar diri di atap atas tribun VVIP Stadion Gelora Bung Karno kemudian nekat menjatuhkan dirinya ke panggung konser (Baca Beritanya di sini). Nyawanya tidak berhasil diselamatkan karena kejadian ini.

Sesaat sebelum ia melakukan aksinya, ia sempat memperbaharui status Facebooknya. Dia, dengan Gambar Profil Roda K3, menyampaikan bahwa ia menginginkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Gambar: Foto dan Status Sebastian Sebelum Bakar Diri

Apa yang dilakukan oleh Sebastian bukanlah sebuah aksi spontan. Dia sudah merencanakan aksinya karena dia melihat banyak ketidakadilan di tempat kerjanya. Salah satu ketidakadilan tersebut adalah terkait keselamatan dan kesehatan kerja

Sebastian Memperjuangkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pada Agustus 2014, Sebastian berduka cita atas kematian kawan seperjuangannya, Sulastri yang meninggal karena masalah saraf otak. Di saat yang sama, Ade Karman juga terbaring di rumah sakit karena penyakit yang sama. Sebelumnya, Ade Karman pernah dioperasi karena pembuluh darah otaknya pecah pada Juni 2012. Ia meninggal pada September 2014 menyusul kepergian Sulastri.

Sebastian menduga ini ada kaitannya dengan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja. Ia juga berharap rekan-rekan kerjanya sependapat dan menolak pekerjaan yang menimbulkan penyakit sesuai dengan pasal 12 UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

Pada September 2012, seorang karyawan perushaannya yang bernama Jhon Gus juga pernah dirawat karena penyakit gagal ginjal.

Gambar: Foto Almarhumah Sulastri yang diunggah Sebastian di Facebook-nya pada 31 Agustus 2014.

Kasus lainnya terjadi pada pertengahan Agustus 2014, seorang buruh kontrak bernama Topan, mengalami kecelakaan kerja yang mengerikan. Tangan kanannya terjepit di mesin (heater cutting) straw packing, sehingga harus diamputasi. Topan harus kehilangan empat jarinya dan hanya menyisakan kelingkingnya.

Gambar: Kecelakaan kerja yang dialami oleh Topan, 15 Agustus 2014

Kepada Kompas.com. sekretaris pimpinan pusat SPAI FSPMI, Jamaludin Malik menuturukan biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan Topan sebesar Rp. 68 juta. Meskipun ada bantuan BPJS, korban masih harus menanggung sendiri biaya pengobatan.

Sedangkan, frasa “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dipelajari oleh buruh anggota FSPMI dari memperjuangkan pengesahan UU BPJS pada tahun 2011. Hingga kini di kalangan FSPMI, BPJS didaulat sebagai perwujudan dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebastian pasti terkejut, meski UU BPJS telah disahkan, namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dilansir dari Dakta.com, hasil sidak Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi ke Perusahaan Tempat Sebastian bekerja ini menemukan terjadi 18 kasus kecelakaan kerja dalam dua tahun terakhir.Buruh yang bekerja di PT TAS menuturkan kecelakaan kerja terjadi karena pengusaha mengharuskan mesin tetap jalan dalam keadaan apapun.

“Kalau mesin mengalami trouble, buruh harus perbaiki mesin itu dalam keadaan jalan. Pengusaha tidak mau mesinnya berhenti. Ada buruh perempuan juga yang pernah kehilangan satu jarinya,” tuturnya.

Inilah penyebab mengapa kerap terjadi kecelakaan di Perusahaannya, terutama di line (bagian) packaging, tempat Sebastian bekerja. Pengusaha memaksa buruh untuk bekerja di bawah kondisi kerja yang berbahaya.

Sebagai pengurus PUK SPAI-FSPMI, Sebastian yang dibebankan tanggungjawab untuk mengurusi masalah kecelakaan kerja. Sebastian berkeinginan agar buruh-buruh yang mengalami kecelakaan kerja diangkat menjadi karyawan tetap, namun perusahaan menolak.

Kasus kecelakaan kerja Topan yang terjadi pada Agustus 2014 lalu sudah pernah diadukan ke Disnaker Kabupaten Bekasi yang didampingi oleh Pengurus Cabang (PC) SPAI FSPMI Kabupaten Bekasi Amir Mahfouz dan Jamaluddin Malik, namun tidak membuahkan hasil.

Bukannya diangkat menjadi karyawan tetap, Topan malah diturunkan posisinya menjadi pengurus taman yang harus menggunakan pacul, padahal tangan kanannya sudah kehilangan empat jari dan ia bukan seorang kidal. Tentu hal itu menjadi pekerjaan yang berat bagi Topan yang membuat Sebastian sedih, menurut cerita isteri Sebastian, Samah, saat malam tahlilan bersama Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) dan Perkumpulan Solidaritas.net, di rumah orang tua Sebastian, Pekayon, Bekasi Barat, Kamis (7/5/2015) lalu.

Gambar: Kondisi tangan Topan yang diunggah oleh Sebastian di Facebook pada 12 April 2015.

Potret Buram Keselamatan Kerja Indonesia

Sebastian telah menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak potret buram Keselamatan Kerja tidak hanya di tempat Sebastian bekerja, tapi juga masih banyak di tempat lain di Indonesia. Sebastian juga telah menunjukkan bahwa sebenarnya telah muncul kesadaran dari bawah tentang pentingnya keselamatan dan kerja. Sebastian, buruh, dan para praktisi Keselamatan Kerja mengharapkan peran lebih dari pemerintah terutama untuk menindak tegas para perusahaan yang melanggar Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Terlepas dari caranya melakukan aksi yang masih bisa diperdebatkan, Sebastian patut dijadikan sebagai Pejuang yang sangat berani dalam dunia Keselamatan dan Kerja.

Selamat Jalan Sebastian, Semoga Allah menerangi kuburmu.

20150502144231691

Referensi

Solidaritas.net. (2015, May 9). Sebastian, yang Diabaikan Punya Jalan. Retrieved May 11, 2015, from http://solidaritas.net/2015/05/sebastian-yang-diabaikan-punya-jalan.html

http://sp.beritasatu.com/metropolitan/rekan-sebastian-manuputy-anggap-perjuangan-buruh-hingga-titik-akhir/85918

 

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3

Leave a Reply

Back to top button