Promosi Kesehatan di Perusahaan untuk Menjaga Produktivitas Kerja
Oleh Shinta Gusrinarti
Kandidat Master K3 FKM UI
Pemenang Sayembara One Safety One Article Katigaku.com Batch 1
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam menjaga produktivitas karyawan. Di dunia K3, kesehatan berperan sinergi dengan keselamatan dengan tujuan mencegah kesakitan dan kecelakaan kerja. Hal ini tentu berdampak pada performa karyawan yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja di suatu perusahaan.
Di era globalisasi ini, tren penyakit tidak hanya berupa penyakit menular namun juga penyakit tidak menular. Indonesia menghadapi triple burden diseases yaitu Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, dan Penyakit yang Muncul Kembali (Wibowo, 2014). Pekerja yang merupakan bagian dari masyarakat termasuk dalam risiko penyakit diatas. Salah satu contoh penyakit menular yang masih menghantui dunia K3 adalah hepaititis B. Pemeriksanaan penyakit Hepatitis B merupakan salah satu pemeriksaan yang pasti dilakukan kepada para pekerja ketika melakukan medical check-up.
Bagaimanapun, seperti yang telah dijelaskan diatas, penyakit tidak menular juga menjadi salah satu konsen di tempat kerja. Salah satu penyakit tidak menular adalah kelompok penyakit kardiovasular seperti penyakit jantung dan stroke. Penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat (CDC, 2013). Pekerja termasuk dalam kelompok yang berisiko terhadap penyakit tersebut.
Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Pekerja
Banyak sebab yang menjadi multifaktor terhadap timbulnya penyakit kardiovaskular. Beberapa faktor risiko penyakit ini adalah hiperkolesterolemia (Bantas, dkk,2012), kebiasaan merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.
Sebuah penelitian tentang hiperkolesteorlemia pada pekerja yang dilakukan oleh Bantas dkk menemnukan bahwa kadar kolesterolemia ditemukan lebih tinggi pada kelompok pekerja yang sifat pekerjaannya kurang aktivitas fisik sepeeti pekerja pada perusahaan makanan, garmen, dan kimia.
Hiperkolesterolemia adalah suatu gangguan kesehatan yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol di dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh diet tak seimbang yang dipengaruhi oleh gaya hidup pekerja yang seringkali kurang memperhatikan nilai gizi makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Pun termasuk kebiasaan mengemil yang biasanya melanda karyawan kantoran. Sementara itu, kurangnya aktivitas fisik juga kerap melanda karyawan kantoran.
Jam kerja sebanyak delapan jam sehari yang dilakukan terus-menerus selama hari kerja membuat mereka jarang bergerak dan lebih banyak menghabiskan kegiatan yang sifatnya statis.
Hal ini tidak hanya merugikan karyawan sendiri terhadap kesehatannya, namun juga perusahaan. Di Amerika Serikat, lebih dari 30% biaya kesehatan perusahaan dihabiskan untuk mengobati beberapa faktor risiko penyakit kardivaskular sepeerti masalah obesitas, dislipidemia, dan merokok.
Strategi Pencegahan Penyakit Kardiovaskular
Dalam bidang kesehatan, promosi kesehatan merupakan salah satu cara pencegahan penyakit tingkat pertama. Promosi kesehatan dilakukan sebagai tingakan pencegahan penyakit baik penyakit menular maupun tidak menular.
Konsep pencegahan penyakit ini terdapat dalam dalam Lima Tingkat Pencegahan atau dikenal dengan five level of prevention yang dirumuskan oleh Leavell dan Clark pada tahun 1962 (Kurniawidjaja, 2011). Lima tingkat pencegahan tersebut terdiri dari promosi kesehatan, perlindungan spesifik, diagnosis dini dan pengobatan segera, pembatasan kecacatan, dan rehabilitasi.
Gambar 1. Ilustrasi Promosi Kesehatan Makanan Sehat
Sumber: http://www.tipuora.org.nz/health-promotion/
Dalam tulisan ini, hal yang difokuskan adalah promosi kesehatan sebagai tindakan pencegahan primer terhadap penyakit. Promosi kesehatan dapat dilakukan termasuk untuk kelompok penyakit tidak menular yaitu penyakit kardiovaskular.
Promosi kesehatan memiliki target populasi yaitu mereka yang memiliki faktor risiko namun belum menderita penyakit. Kelompok pekerja yang diketahui memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular dapat diberikan strategi pencegahan berupa program-program kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan mereka sehingga terhindari dari risiko terkena penyakit.
Tujuan akhir dari diadakannya program promosi kesehatan di tempat kerja adalah mengubah perilaku pekerja dari gaya hidup tidak sehat menjadi gaya hidup sehat dan selamat. Dalam rangka mengubah perilaku tidak sehat dapat menggunakan bebagai macam pendekatan. Salah satunya adalah dengan diadakannya program edukasi dan sosialisasi gaya hidup sehat.
Contoh konkret yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan HSE Meeting dengan memasukkan materi diet seimbang, program stop merokok, fasilitas kebugaran dari perusahaan, serta konselor gizi dan rokok. Contoh lainnya adalah membiasakan diet seimbang dengan mengadakan program satu hari tanpa gorengan (one day no fried food) atau makan buah dan sayur (fruit and veggie day) di kantin perusahaan.
Hal ini akan membuat pekerja terbiasa memakan buah dan sayur dan mengurangi makanan berlemak. Juga, program olahraga seperti senam bersama juga membantu pekerja untuk membiasakan gaya hidup sehat.
Tentunya, pencegahan lebih baik daripada mengobati. Terlebih bagi perusahaan tempat kerja, pencegahan penyakit dapat menghemat biaya kesehatan akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Diharapkan dengan diadakannya program promosi kesehatan kerja di perusahaan dapat mencegah kerugian baik materi mapun nonmateri yang dapat berpengaruh pada produktivitas kerja di perusahaan.
Sumber:
Carnethon, M. Whitsel, L. Franklin, B, (2009), “Worksite wellness programs for cardiovascular disease prevention: a policy statement from the American Heart Association”, Circulation, vol. . 120, pp.1725-1741. Diakses http://circ.ahajournals.org/content/120/17/1725.short
Bantas, K. Agustina, F. Zakiyah, D, (2012), “Risiko hiperkolesterolemia pada pekerja di kawasan industri”, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol. 6. 5, pp.219-224. Diakses dari http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/download/87/88
Kurniawidjaja, L, (2011), Teori dan aplikasi kesehatan kerja, UI Press,Jakarta.