Proses Safety management

Bahaya Alarm Palsu yang Berulang

Tahukah Anda cerita tentang gembala domba yang menipu dengan kedatangan serigala? Anak gembala itu berulang kali menipu penduduk desa dengan berteriak meminta tolong karena ada serigala datang. Padahal tidak ada serigala. Setelah beberapa lama, semua orang menghiraukannya. Suatu hari, seekor serigala benar-benar datang (1). Ketika anak itu berteriak minta tolong, tidak seorang pun memercayainya. Dalam versi legenda Inggris di abad ke 15, serigala itu bahkan juga memakan anak tersebut – mungkin merupakan analogi yang cocok untuk bahaya menghiraukan alarm di industri proses!

Gambar 1. Legenda anak kecil yang menipu masyarakat dengan keberadaan serigala

Apakah di pabrik Anda terdapat alar yang tidak dapat diandalkan, berulang kali memberikan alarm palsu karena sensornya salah atau karena diset terlalu dekat dengan kondisi operasi yang normal? Apakah Anda akan memperhatikan jika satu dari alarm yang tidak dapat diandalkan ini ternyata memberikan peringatan yang nyata, yang memerlukan aksi? Atau, alarm mengganggu yang menunjukkan perubahan kecil dari kondisi operasi sebenarnya? Jika Anda mendapatkan banyak hal seperti ini, Anda mungkin akan gagal memerhatikan alarm yang sebenarnya!

US Chemical Safety Board (CSB) menginvestigasi kecelakaan pada tahun 2010 di sebuah pabrik di West Virginia,di mana sebuah alarm dihiraukan, dan mengakibatkan kebocoran bahan kimia ke dalam bangunan (gambar2 dan 3). Sebuah rupture disc di suatu reaktor yang mengandung methyl chloride, sebuah gas yang beracun dan mudah terbakar, pecah dan mengeluarkan methyl chloride ke line vent. Rupture disc tersebut didesain untuk memberikan alarm ketika pecah, dan alarm ini bekerja.

Akan tetapi, sebelumnya telah terjadi alarm palsu, memberikan signal kalau disc tersebut pecah padahal tidak. Para operator tidak mengira bahwa disc tersebut telah diperbaiki, dan mengasumsikan kalau alarm kali ini pun adalah alarm palsu. Di sana ada line drain dengan lubang di vent, ke dalam bangunan proses. Methyl chloride keluar melalui lubang tersebut ke dalam bangunan yang biasanya tidak ada orang. Kebocoran ini terjadi selama 5 hari sampai pendeteksi gas untuk bahan kimia lainnya terpicu. Diperkirakan terdapat sekitar 2000 pounds (900kg) methyl chloride telah bocor.

Gambar 2 & 3. Rupture disc (sambungan yang pecah)

Menyikapi alarm palsu

 ➢ Jangan pernah menghiraukan alarm. Alarm harus menunjukkan prosedur cepat tanggap secara spesifik, dan Anda harus selalu mengikuti prosedur ini. Pastikan bahwa Anda memahami prosedur cepat tanggap tersebut dan telah dilatih untuk mengikutinya.

➢ Jika Anda memiliki alarm yang mengganggu, khususnya alarm keselamatan, yang “chatter” atau berada dalam kondisi alarm, laporkan masalah tersebut ke instrument dan automation engineer dan manajemen. Dan bekerja sama lah dengan mereka untuk memperbaiki masalah ini.

➢ Jika Anda memiliki alarm yang tidak memerlukan respon, bekerjalah dengan engineer dan Manejemen Anda untuk mematikan alarm tersebut. Jangan menukar set point alarm jika tidak dibenarkan.

➢ Pastikan perubahan apapun terhadap alarm dan peralatan, set point alarm, atau alarm prosedur cepat tanggap, direview secara mendalam dengan menggunakan prosedur MOC pabrik Anda. Hal ini meliputi pemberitahuan kepada semua pihak terlibat akan perubahan tersebut, dan training untuk prosedur yang telah dimodifikasi akibat perubahan tersebut.

Referensi

Center for Chemical Process Safety. 2017. “Process Safety Beacon – October 2017 – Indonesian.” Center for Chemical Process Safety. October 1. Accessed November 3, 2011. https://www.aiche.org/ccps/resources/process-safety-beacon/201710/indonesian.

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3

Leave a Reply

Back to top button