Artikel Tamu K3Aspek Organisasi

Komunikasi K3 di Tempat Kerja

komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja sangat penting

Pentingnya sebuah penguasaan komunikasi k3 (keselamatan dan kesehatan kerja) bagi pengawas dalam berinteraksi dengan pekerja dibawahnya maupun diatasnya sangatlah penting di dunia K3, kenapa hal ini sangat penting untuk diangkat? Kita ketahui hampir 80% kecelakaan kerja penyebab utamanya adalah karena tindakan tidak aman atau istilah kerennya “human error”.

Hampir mayoritas pekerja sebenarnya paham akan resiko yang akan dihadapi namun seringkali dikarenakan komunikasi yang tidak tersampaikan akhirnya ada beberapa kendala mereka melakukan tindakan tindakan tidak aman tersebut. Menurut penelitian, kesalahan komunikasi sering kali menyebabkan 70% kesalahan di tempat kerja.

Coba kita bayangkan, jika seorang pengawas atau pemimpin tidak cakap atau mampu menguasai teknik berkomunikasi dengan baik bagi si penerima pesan (pekerja). Bisa jadi mereka tidak mengetahui standar kerja, atau mereka tidak tahu cara melakukan pekerjaan yang aman sesuai standar yang sudah ditetapkan, atau mereka paham akan aturan standart kerja dan paham akan resikonya namun tidak mau melakukannya atau menerapkan di lapangan dan masih banyak lagi kata kata “Bisa Jadi…….” yang lain kesemuanya akan mengerucut pada pentingnya bagaimana sebuah komunikasi biar tersampaikan secara tepat dan tegas yang akhirnya akan menciptakan kecelakaan kerja.

Peran seorang pemimpin sangat dominan dalam berkomunikasi ini, dengan menguasai komunikasi yang benar dan bagus seorang pekerja (si penerima pesan) akan paham apa pesan yang disampaikan dan harapannya dalam bekerja pun mereka akan melakukan sesuai dengan apa yang sudah kita komunikasikan walau tanpa pengawasan yang ekstra dan tentu saja meminimalkan kecelakaan kerja yang ditimbulkan dari sebuah pekerjaan.

ilustrasi komunikasi k3

Ilustrasi Komunikasi

Sebaliknya dengan tidak mampunya seorang pengawas atau pemimpin  dalam komunikasi dengan bawahannya bukan saja pesan tidak tersampaikan dengan sempurna namun hanya akan menimbulkan kesalahan komunikasi yang effeknya begitu di tinggalkan tanpa pengawasan mereka akan kembali cenderung mengabaikan atau yang lebih parah dan sering dilakukan adalah menganggap pekerja yang tidak mau diatur, tingkat pendidikan yang rendah, tidak peduli, perusahaan tidak punya komitmen tentang K3 dll padahal permasalahannya sebenarnya di komunikasi yang jelek antara pengawas dengan pekerja.

Dalam berkomunikasi yang effektif seseorang harus paham akan kekuatan tiga pesan atau yang lebih dikenal dengan The Power of Three yaitu :

  • Informed yaitu menyampaikan informasi ringkas yang tepat dan Jelas,
  • Inspired membangkitkan inspirasi  dan yang terakhir adalah
  • Impressed sangat berkesan sehingan pesan akan di ingat dan berhasil mempengaruhi pendengar dengan paham akan tiga kekuatan tersebut seorang pemimpin akan mudah dalam berkomunikasi dengan siapapun baik dengan bawahan, rekan kerja maupun dengan atasan nya atau level yang tertinggi dalam sebuah perusahaan

Dengan memfokuskan pada tiga hal diatas dan mengulangnya beberapa kali, hal itu akan membuat pesan yang kita sampaikan mencapai pengaruh yang maksimal.

Berkomunikasi dengan bawahan, rekan kerja atau atasan biasanya dikenal dengan sebutan public speaking dan tahukah kita bahwa public speaking menempati urutan yang paling ditakuti, menurut hasil survey dari 3000 orang amerika ketakutan mereka yang paling besar adalah “BERKOMUNIKASI” yaitu sekitar 41 persen. Hal itu lebih tinggi daripada ketakutan-ketakutan yang lainya seperti ketinggian, keuangan, air yang dalam, penyakit bahkan kematian ( The People’s Almanack Book of List).

komunikasi k3 dapat dilakukan di manapun

Ilustrasi komunikasi di tempat kerja

Sebenarnya apa sih fungsi utama dari komunikasi dengan orang atau public speaking itu?

  1. Untuk memberi informasi maupun pesan
  2. Mengajak untuk melakukan sesuatu/ mempengaruhi
  3. Untuk menghibur atau menunjukan jati diri.

Pertanyaannya muncul bagaimana caranya bisa  untuk mewujudkan fungsi utama dari berkomunikasi tersebut? Banyak caranya setiap orang berbeda beda dan tidak mungkin menemukan cara yang unik dalam berkomunikasi, sebelum membahas lebih lanjut tehnik berkomunikasi yang efektif alangkah baiknya kita pahami dulu sebenarnya dalam penyampaian pesan (komunikasi) melalui 3 proses (NLP For change karya Danang Baskoro) yaitu masuknya stimulus (input) proses pengelolaaan (process) dan respon dari stimulus tadi (output).

Saya kasih ilustrasi sederhana komunikasi dalam K3 ketika pengawas memberi wawasan atau pengarahan ke karyawan tentang pentingnya APD.

Ilustrasi pertama “Pak pakai APD helm untuk melindungi Kepala dari benda benda yang jatuh, selalu gunakan Helm di saat bekerja ya supaya aman dari kejatuhan benda

Kita bandingkan dengan Ilustrasi kedua untuk kasus yang sama

“Sebentar pak kesini dahulu, Coba bapak lihat keatas Kalau ada besi kecil yang terjatuh dari atas atap ketinggian 3 meter kecepatannya melesat dengan cepat dan di saat yang sama bapak bekerja di bawahnya tidak memakai helm, kepala tidak terlindungi dengan benda apapun ketika terkena besi tersebut besi tersebut akan bersentuhan langsung dengan kepala yang tanpa pelindung, apa yang terjadi ketika kepala dan besi tersebut bebenturan dengan kulit kepala kita? Akan menancap di kepala sedangkan kepala kita diatasnya banyak saraf saraf otak yang berguna untuk berfikir, apa tidak berhamburan otak yang ada ?”

Dari kedua ilustrasi diatas kira kira mana yang menimbulkan efek psikologis ke pekerja akan pentingnya APD? Dari ilustrasi pertama hanya sekedar kewajiban memakai APD sedangkan pada ilustrasi kedua pekerja akan dibawa kepada dampaknya yang akan ditimbulkan dan kira kira mana yang komunikasi atau pesan yang akan cepat direspon atau tersampaikan dengan efektif?

Cara berkomunikasi dengan macam-macam tipe orang

Dalam pengelolaan ini sangat penting untuk dikupas lebih lanjut karena dari sana kita menentukan model yang tepat berkomunikasi masing masing orang. Seperti kita ketahui manusia memproses informasi di dalam otak yang di peroleh dari lima panca indera kita penglihatan (visual) otak akan merekkam apa yang kita lihat atau dalam bentuk gambar, sama halnya dengan pendengaran (audiotory) direkam dalam bentuk suara, perasaan (kinestetik), pembau (olfaktori) dan pengecap (gustatory) dalam lima panca indera ini yang sering di pergunakan untuk berkomuniksi cuma tiga yaitu Visual, audiotory dan kinestetik.

Ketiganya menunjukan kepribadian masing masing orang yang memiliki karakteristik sendiri sendiri dengan memahami masing masing karakteristik ini kita akan mudah berkomunikasi dan menyampaiakan pesan yang tepat.

komunikasi keselamatan kerja di konstruksi

Komunikasi K3 dalam konstruksi harus lancar

Kita bahas satu persatu karakter dan cara berkomunikasi masing masing :

Komunikasi K3 kepada orang dengan tipe visual

Yang pertama adalah orang yang bertipe Visual tandanya orang pinter ngomong, cenderung cerewet, kemapuannya secara verbal sangat baik, dan kelemahan orang tipe ini adalah sebagai pendengar yang buruk. Nah bagaimana cara kita memberi nasehat atau cara kita berkomunikasi? Manfatkan sisi kelemahannya jadilah pendengar yang baik, catatlah semua hal yang penting yang disampaikan, berikan banyak pujian dan seringlah tersenyum jika berkomunikasi dengannya, gunakan kata kata predikat yang berhubungan dengan mata atau penglihatan, ajukan pertanyaan yang mengarah ke persetujuan, intonasi. suara semangat dan ceria jangan bertele tele, tunjukan data data pendukung bisa seperti video, brosur, atau poster. Buat suasana happy. Pergunakan kata kata submodality seperti besar – kecil, bergerak – diam, jauh – dekat, terang – redup, berwarna – hitam putih.

Kita ambil ilustrasi ketika kita memberi arahan pekerja yang tidak mau memakai APD dengan tipe Visual misalnya panggil orang tersebut puji penampilannya dan kesehatan yang prima selama bekerja di sini yang selalu tampak semangat, setelah suasana cair dan kelihatan lebih nyaman buat pekerja baru gunakan penekanan kata ke persetujuan seperti:

“eh bapak kalau memakai Helm kelihatan gagah lho dan pasti kepalanya aman dari benda yang jatuh atau terbentur, pernah melihat video waktu induksi kan pak yang ilustrasi waktu semangka kejatuhan baut dan yang dilindungi dengan helm ayo kita tonton lagi bersama. Selalu pakai apd ya pak tuh tetangga rumah ada yang di tinggal istrinya karena kecelakan kerja lho pak, mau seperti itu?”

Komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada orang dengan tipe auditory

Yang kedua adalah tipe audiotory kebalikan dari yang diatas kalau tipe ini dia sebagai pendengar yang baik namun kurang dalam komunikasi k3 secara verbal sangat logik dalam berfikir. Cara berkomunikasi denga tipe ini gunakan predikat atau kata kata yang banya berhubungan telinga atau pendengaran, nada bicara kalem atau tenang, berikan penjelasan secara detail, jelas dan meyakinkan. Dalam menyampaikan pesanpun dengan memberikan dukungan referensi pendapat orang, atau referensi yang sudah ada, cara berfikirnya cepat tanggap. Pergunakan kata kata submodality seperti Banyak suara – sedikit, keras – pelan, cepat – lambat, jauh – dekat,  letak.

Misalnya sama seperti lustrasi yang pertama berikan data data yang meyakinkan misalnya

“pak helm ini terbuat dari material yang kualitasnya baik lho kuat dan sudah terbukti dilakukan pengujian dari pabrik bisa melindungi benda benda yang jatuh ukuran seperti baut dan yang lainnya. Coba ketok helmnya dari suaranya saja  akan tahu ketebalan dan kekuatan helm ini, sudah tahu kan bapak kalau sebelum dijual helm ini sudah melalui beberapa uji kelayakan dan seudah mendapatkan sertifikasi nasional maupun internasional lho pak. Kalau bapak mau memakai helm selama bekerja akan sangat melindungi kepala bapak dari kejatuhan material dari atas, bapak masih ingin kan mendengar gelak tawa anak sama istri di rumah?”

Komunikasi K3 kepada orang dengan tipe kinestetik

Tipe yang terakhir adalah Kinestetik yang selalu menggunakan perasaan dalam bertindak, ciri cirinya jika berbicara suaranya agak dalam dan banyak jeda, ciri cirinya orang kinestetik adalah tidak bisa diam, lebih suka praktek dan menyukai permainan, akan cepat gelisah jika matanya dipandang. Jika kita akan berkomunikasi dengan orang tipe kinetik gunakan kata kata prediksi yang banyak berhubungan dengan perasaan (gunakan tekanan emosi untuk berkomunikasi), jangan pernah menginterupsi saat ia sedang memikirkan atau berbicara karena hal itu akan menghilangkan konsentrasi untuk berfikir dan memulai kembali dari awal. Pergunakan kata kata submodality seperti letak (posisi rasa) tekanan kuat – lemah, nafas berat – ringan, arah.

Contoh ilustrasi ketika memberi nasehat ke orang kinestetik

“wah bapak akan kelihatan lebih ganteng dan sempurna lho kalau memakai helm, coba bayangkan pak bagaimana jika tidak memakai helm kalau terkena benda yang terjatuh kepala akan terluka sudah tentu pasti butuh perawatan sedangkan bapak tulang punggung keluarga bagaiman nasib anak anak pak jika cidera atau tidak bekerja dan menghasilkan pendapatan (sambil membenarkan letak helmnya dan pandang ke arah matanya)”

Di atas adalah satu satu cara kita berkomunikasi didalam pekerjaan kita sebagai seorang safety masih banyak lagi metode-metode yang lain.

Dengan mengetahui karakter pekerja atau bawahan, kita akan mendapatkan kemudahan dalam memberikan informasi/pesan (komunikasi) dan efektif. Kita perlu mengingat bahwa tidak ada yang lebih baik atau yang lebih buruk dari ketiga tipe orang tersebut (visual, audiotory, kinetik).

Kita hanya mencari kelebihan dan kekurangan dari orang orang yang memiliki tipe tersebut untuk bisa tepat sasaran dalam berkomunikasi dengan nya. Mungkin lain kali saya akan mencoba menulis tentang bagaiman cara kita mengetahui karakter atau tipe orang dari olah gerakan atau gesture, pandangan mata yang akan memudahkan kita mengenail atau menemukan karakter masing- masing pekerja.

Semoga tulisan ini bermanfaat buat mengkoreksi diri kita dalam berkomunikasi, Rubah energi negatif di lingkungan kita dengan hal-hal yang positif. Tidak selamanya yang negatif tidak bisa di rubah ke hal yang positif tinggal kita mau atau tidak untuk  berubah.

Salam K3

 

Baca Tulisan

Budhi Setiyawan

Pembina HSE INDONESIA Wilayah jatim dan Regional Malang Raya. Bekerja di salah satu perusahaan tambang Nikel di Sulawesi Tenggara
Back to top button