Selamat di Laut dengan Lifejacket
LifeJacket / Jaket Penolong / Jaket Pelampung Berfungsi Untuk Menyelamatkan Diri Ketika Berada Di Air
Daftar Isi
SELAMAT DENGAN LIFEJACKETÂ
Â
Mengapa LifeJacket itu Penting?
Menurut data KNKT, pada tahun 2016 terdapat 14 Kasus kecelakaan maritim yang ditangani KNKT. Tahun 2017 tercata 17 kecelakaan dan 2018 terdapat 13 kecelakaan. Kecelakaan di tahun 2018 termasuk yang terkenal di danau Toba, yaitu KM Sinar Bangun.
Menurut laporan KNKT no KNKT.18.06.21.03 halaman 40-41,salah satu penyebab penyintas/survivor sedikit karena tidak banyak penumpang yang bisa/mampu memakai lifejacket. Berikut isi laporan resminya:
Berdasarkan penyebab utama penumpang meninggal dunia ketika kejadian, penyebab utama penumpang meninggal dapat dibedakan menjadi tiga penyebab utama, yaitu peralatan keselamatan, akses darurat, dan evakuasi. Adapun penyebab lainnya seperti kemampuan berenang dan bertahan di perairan dingin tidak dikaji lebih mendalam karena sangat bervariatif antara penumpang yang satu dengan yang lain
Penggunaan jaket penolong memegang peranan vital dalam kemampuan bertahan para penyintas. Pada saat kejadian, tidak ada satu pun penumpang dan awak kapal Sinar Bangun 4 yang menggunakan peralatan keselamatan berupa jaket penolong. Meskipun jumlah jaket penolong yang tersedia di atas kapal pada saat kejadian sebenarnya 80 buah, melebihi dari jumlah minimal yang dipersyaratkan (50 buah).
Jaket penolong/jaket pelampung (life jacket) berfungsi untuk menyelamatkan diri ketika berada di air. Terdiri dari berbagai macam ukuran yang bisa anda pilih sesuai dengan bobot tubuh masing-masing.
Jika kita berada di dalam keadaan darurat di air, maka tetap berada di permukaan air/terapung adalah yang paling pertama dalam upaya bertahan hidup di air/laut (water/sea survival). Jika ada jaket pelampung, maka itulah yang pertama kita kenakan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan A. Tonny Budiono sudah menerbitkan Instruksi No. UM.008/I/II/DJPL-17 tertanggal 3 Januari 2017 tentang Kewajiban Nakhoda dalam Penanganan Penumpang Selama Pelayaran.Dalam Instruksi tersebut, Dirjen Hubla menginstruksikan kepada seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk memerintahkan kepada seluruh Pemilik Perusahaan Pelayaran, Keagenan dan Nakhoda agar sebelum melakukan pelayaran  harus melaksanakan kewajiban sebagaimana yang tertuang dalam UU no. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan instruksi ini juga memastikan Nakhoda agar melakukan beberapa hal berikut sebelum kapal berlayar, antara lain :
- Kesesuaian antara jumlah penumpang dalammanifest dengan jumlah penumpang yang ada di atas kapal yang memiliki tiket;
- Awak kapal harus melakukan pengenalan penggunaan baju pelampung;
- Awak kapal menunjukkan jalur keluar darurat(emergency escape) dan tempat berkumpul(muster station) serta perintah penyelamatan diri kepada penumpang kapal;
- Awak kapal menunjukkan tempat-tempat penyimpanan alat keselamatan kapal dan pengoperasiaanya;
- Keberangkatan kapal tradisional yang memuat penumpang wajib memakai jaket penolong (life jacket) khusus kapal penumpang yang melayani Kepulauan Seribu, Danau Toba, Lombok, Padang Bai, Tarakan, Kepulauany Riau, Palembang, Ternate, Manado dan atau daerah yang menggunakan kapal penumpang tradisional.
Mengenali, memahami dan mampu menggunakan lifejacket pada saat menggunakan transportasi kapal bisa jadi sebuah perbedaan antara hidup dan mati.
Apa itu LifeJacket?
Baju pelampung, rompi pelampung atau nama lainnya life jacket ini berguna untuk menjaga keselamatan diri saat menyelamatkan diri dari kapal yang tenggelam, melakukan kegiatan di air maupun saat olahraga air. Dengan menggunakan jaket pelampung ini, kita akan lebih aman dan menjaga kita agar tetap terapung ketika berada di air.
Baju pelampung merupakan perangkat yang dirancang untuk membantu pemakai, baik secara sadar atau di bawah sadar, untuk tetap mengapung dengan mulut dan hidung berada di atas permukaan air atau pada saat berada dalam air.
Perangkat yang dirancang dan disetujui oleh pihak yang berwenang dalam hal ini Biro Klasifikasi Indonesia untuk digunakan oleh sipil dalam rekreasi berlayar, pelaut, kayak, kano, dll. Tipe jaket pelampung yang berbeda dirancang untuk digunakan oleh penumpang dan awak pesawat (helikopter, pesawat udara) dan kapal komersial (kapal tunda, kapal penumpang, feri, kapal laut). Ada juga Baju Pelampung Perangkat yang digunakan oleh militer (angkatan udara, pasukan khusus, marinir, angkatan laut, penjaga pantai) dan kepolisian.
Untuk Keperluan Artikel ini, kita akan menyebutnya jaket pelampung.
Syarat Jaket pelampung menurut IMO/SOLAS LSA sebagai berikut:
Baju pelampung/jaket pelampung dewasa harus dibuat sedemikian rupa sehingga
- Setidaknya 75% orang yang sama sekali tidak terbiasa dengan jaket penyelamat dapat dengan benar menggunakannya dalam jangka waktu 1 menit tanpa bantuan, bimbingan atau demonstrasi sebelumnya;
- Setelah demonstrasi, semua orang dapat dengan benar mengenakannya dalam jangka waktu 1 menit tanpa bantuan;
- Jaket Pelampung jelas mampu dipakai hanya dalam satu cara atau luar-dalam dan, jika tidak dipakai dengan benar, itu tidak membahayakan pemakainya;
- Metode pengamanan /penguncian lifejacket untuk pemakainya memiliki cepat dan positif,cara penutupan yang tidak membutuhkan ikatan simpul;
- Nyaman dipakai; dan
- Memungkinkan pemakainya untuk melompat ke dalam air dari ketinggian setidaknya 4,5 msambil berpegangan pada lifejacket, dan dari ketinggian minimal 1 m dengan lengan dipegang di atas kepala, tanpa cedera dan tanpa copot atau merusak lifejacket atau sambungannya.
 Bagaimana Menggunakan LifeJacket Yang Baik dan Benar Sesuai SOP?
Sama seperti pemahaman mengenai EPIRB (Baca Juga EPIRB : Alat Darurat di Tengah Laut)
Menggunakan jaket pelampung yang baik dan benar dapat menyelamatkan kita dari keadan darurat. Menggunakan jaket pelampung yang baik dan benar sesuai prosedur bukan hanya ditanyakan dalam sertifikasi / Uji kompetensi sea survival sertifikasi BNSP. Memakai Lifejacket sesuai prosedur juga ada di dalam SOLAS LSA Code.
Cara menggunakan jaket pelampung:
- Kalungkan Lifejacket di kepala
- Masukkan buckle/pengikat lifejacket ke tempatnya
- Kencangkan buckle / pengikat yang ada di dada dan pinggang sehingga erat
Jika diperlukan untuk meloncat/ terjun ke air, pegang erat lifejacket dengan kedua tangan. Jaket pelampung ini juga dilengkapi dengan peluit untuk memberi sinyal manual.
 Informasi Seru Khusus Buat Pembaca Katigaku – LifeJacket Mae West.
Di Awal awal penggunaan Lifejacket, ada jenis Lifejacket yang disebut Mae West.
Mae West adalah nama panggilan umum untuk jaket pelampung tipe tiup pertama, yang ditemukan pada tahun 1928 oleh Peter Markus (1885–1974) (Paten AS 1694714), dengan peningkatan/improvement berikutnya pada tahun 1930 dan 1931. Nama panggilan tersebut berasal karena orang yang mengenakan pelampung kehidupan yang ditiup mengembang sehingga bagian dadanya tampak besar. Hal ini sering disamakan dengan aktris amerika terkenal pada saat itu: Mae West yang memang memiliki..ahem..dada yang besar..
Lifejacket tipe ini populer selama Perang Dunia Kedua dengan Angkatan Udara AS dan prajurit Royal Air Force, yang mengeluarkan Mae Wests tiup sebagai bagian dari peralatan penerbangan mereka.
 Tips dari Saya Mengenai Lifejacket
Kalau menuruti anjuran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan A. Tonny Budiono pada tahun 2017 lalu, awak kapal juga wajib melakukan pengenalan penggunaan baju pelampung dan menunjukkan jalur keluar darurat (emergency escape), tempat berkumpul (muster station) serta perintah penyelamatan diri kepada penumpang kapal.
Selain itu, awak kapal juga wajib menunjukkan tempat-tempat penyimpanan alat keselamatan kapal dan pengoperasiaanya.
Namun, kita tidak bisa bergantung kepada orang lain mengenai keselamatan dalam transportasi. Setiap kali kita naik kapal, pastikan kita mengetahui Arah jalan keluar / evakuasi darurat,
Nah itu dia sekilas pemahaman mengenai Lifejacket atau jaket pelampung. Semoga pembaca setia Katigaku bisa lebih berhati hati dan bersiap.
Luki Tantra
Instruktur Sertifikasi BNSP I Asesor Sertifikasi BNSP
Asesor LSP Transafe
Sumber – Sumber
- Dokumen Asesmen Mandiri Sea Survival Sertifikasi BNSP LSP Transafe Indonesia
- http:// knkt.dephub. go.id/knkt/ntsc_maritime/maritime.htm
- https:// knkt.dephub. go.id/knkt/ntsc_home/Media_Release/Media%20Release%20KNKT%202016/Media%20Release%202016%20-%20IK%20Pelayaran%2020161130.pdf
- http:// knkt.dephub. go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/FINAL%20KNKT-18-06-18-03%20Sinar%20Bangun%204-Final%20PrintA.pdf
- https:// ekonomi.bisnis. com/read/20170106/98/617376/pemerintah-pertegas-aturan-keselamatan-kapal-penumpang
- SOLAS LSA Code
- http:// www.imo. org/en/KnowledgeCentre/IndexofIMOResolutions/Maritime-Safety-Committee-(MSC)/Documents/MSC.48(66).pdf
- http:// www.imo. org/en/KnowledgeCentre/IndexofIMOResolutions/Maritime-Safety-Committee-(MSC)/Documents/MSC.207(81).pdf
- https:// puc.overheid. nl/nsi/doc/PUC_2393_14/5/
- https:// tokoonline88 .com/jual-jaket-pelampung-cara-aman-berada-di-air/
- https:// en.wikipedia. org/wiki/Personal_flotation_device
- https://id.wikipedia.org/wiki/Baju_pelampung