Pentingnya Penerapan Budaya K3 – Bagi Perusahaan, Karyawan dan Pemerintah
Safetyzen, setelah terbitnya artikel saya tentang Penerapan Budaya K3, beberapa safetyzen yang mengenal saya langsung menghubungi saya dan memberikan masukan dan saran. Saya berterima kasih kepada rekan Safetyzen sekalian atas saran dan masukannya. Artikel ini termasuk artikel saya yang popular karena dalam satu jam mendapat lebih dari 50 views.
Sebagai pengingat, pemerintah Indonesia melalui kementrian tenaga kerja (Kemnaker) telah mengeluarkan peraturan nomor 202 tahun 2021 tentang Tema Bulan K3 nasional Indonesia tahun 2022. Tahun ini, temanya adalah Penerapan Budaya K3 Pada Setiap Kegiatan Usaha Guna Mendukung Perlindungan Tenaga Kerja di Era Digitalisasi. Kalau belum tahu, juklaknya bisa dilihat di sini.

Dalam peraturan ini, ditentukan beberapa hal, yaitu
Daftar Isi
Tujuan Bulan K3
a. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma K3;
b. Meningkatkan partisipasi semua pihak dalam mencapai pelaksanaan budaya K3 secara optimal disetiap kegiatan usaha;
c. Meningkatkan penerapan K3 menuju masyarakat mandiri berbudaya K3.
2. Sasaran
a. Turunnya tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
b. Terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.
c. Terwujudnya kemandirian masyarakat berbudaya K3
Program-program kegiatan Bulan K3 Nasional
Adapun program-program kegiatan Bulan K3 Nasional, meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat strategis, antara lain:
1) Pencanangan Bulan K3 Nasional;
2) Apel bendera Bulan K3 Nasional dilaksanakan pada setiap tahun dari tahun 2015-2019 (pelaksanaannya dalam bulan Januari, tanggal pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi masing-masing);
3) Pemberian penghargaan K3;
4) Konvensi/seminar/lokakarya/semiloka;
5) Pembentukan komite investigasi kecelakaan kerja;
6) Dan lain-lain.
b. Kegiatan yang bersifat promotif, antara lain:
1) Pemasangan bendera, spanduk, umbul-umbul, dan baliho K3;
2) Pameran K3;
3) Sosialisasi dan publikasi K3;
4) Aksi Sosial K3;
5) Cerdas cermat K3;
6) Dan lain-lain.
c. Kegiatan yang bersifat implementatif, antara lain:
1) Penilaian penghargaan K3;
2) Audit SMK3;
3) Pembinaan dan pengujian lisensi K3;
4) Pemeriksaan dan/atau pengujian objek K3;
5) Penanganan kasus-kasus kecelakaan kerja;
6) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja;
7) Pengukuran dan pengujian lingkungan kerja;
8) Operasi tertib di bidang K3 pada sektor tertentu;
9) Dan lain-lain.
Kembali ke soal saran dan masukan tadi; Salah satu rekan yang ikut memberikan masukan adalah Pak Azis yang saya dan rekan-rekan di grup HSE Indonesia dulu lebih mengenal dengan panggilan “Azis Toink”. Pak Azis ini sangat santai dan humoris dalam sharing ilmunya. Beliau punya pengalaman panjang di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) utamanya di bidang transportasi dan logistik.
Berikut hasil pertanyaan dan diskusi dengan Pak Azis.
Catatan:
Tidak semua pertanyaan dijawab oleh Pak Azis. Beberapa jawaban disesuaikan bahasa dan intonasinya agar memenuhi standar artikel di Katigaku.
Pertanyaan tentang pentingnya Penerapan Budaya K3
- Apakah Anda sudah tahu temanya bulan k3 nasional 2022?
- Bagaimana menurut anda soal tema tersebut?
- Apa itu Budaya K3 menurut Bapak?
- Mengapa Penerapan Budaya K3 itu penting ?
- Apa pentingnya penerapan budaya K3 bagi perusahaan ?
- Apa pentingnya penerapan budaya K3 bagi karyawan ?
- Apa pentingnya penerapan budaya K3 bagi pemerintah ?
- Pemerintah melalui Kemnaker dalam beberapa tahun belakangan ini menyebutkan “Budaya K3” dalam Tema Bulan K3,bagaimana hasilnya menurut Bapak?
- Bagaimana cara mengukur budaya K3 ?
- Apa perlunya komunitas K3 yang concern kepada budaya K3?
Obrolan dari Pak Azis
1. Ya, saya sudah tahu tema bulan K3, dan menurut saya tema itu menarik. Menurut saya, Budaya K3 adalah suatu pola perilaku/sikap yang berkomitmen tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Karena penerapan Budaya K3 sangat mempengaruhi komitmen, kesadaran, kepatuhan, dari setiap pekerja, perusahaan dan semua stake holder yg berkecimpung dalam K3.
3. Bagi perusahaan, Budaya K3 sangat penting karena dapat meningkatkan nilai jual bagi perusahaan tersebut hal tersebut dapat terlihat dari peran dan komitmen pimpinan perusahaan bahwa K3 adalah prioritas utama.
4. Bagi karyawan, Budaya K3 itu adalah kesadaran dalam hal mematuhi aturan K3, kesadaran dalam hal menyadari bahaya selalu ada di setiap pekerjaan, kesadaran dalam hal bahwa aspek K3 adalah nilai moral yang harus di junjung tinggi oleh setiap karyawan.
5. Sebagai regulator pemerintah wajib mengedukasi, sosialisasi, mengontrol, penerapan K3 agar para stakeholder yang terkait bisa mengikuti Budaya K3 yang diterapkan oleh pemerintah.
6. Untuk perusahaan-perusahaan besar penerapan Budaya K3 sudah mulai terlaksana dengan baik, hanya saja bagi perusahaan yang kecil penerapan Budaya K3 belum terlaksana dengan baik, masih perlu perhatian/bimbingan dari pemerintah.
7. Jadi begini, Pak Luki Tantra, Budaya K3 harus terdiri dari :
a. Adanya komitmen dari pimpinan perusahaan, bukan hanya sebatas kebijakan di atas kertas akan tetapi kebijakan yang diimplementasikan ke seluruh aktivitas bisnis perusahaan.
b. Kesadaran bagi setiap pekerja, artinya para pekerja wajib menyadari bahwa bahaya selalu ada di setiap pekerjaan sehingga pekerja bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalisir/menghilangkan dampak dari bahaya tersebut kemudian perlu adanya apresiasi bagi pekerja yang menjadikan Budaya K3 sebagai panduan dalam bekerja.
c. Adanya kepatuhan terhadap peraturan yang sudah dipersyaratkan dari pemerintah artinya pemerintah harus selalu memonitor setiap perusahan mengenai penerapan Budaya K3 sehingga terjalin hubungan yang humanis antara pemerintah dan semua stakeholder dalam penerapan budaya K3.
d. Perlunya Sumber daya manusia (SDM) K3 yang profesional dalam penerapan Budaya K3 kenapa karena mereka adalah prajurit yang akan selalu mensosialisasikan, memonitor, memberikan pemahaman aspek K3 sehingga tercipta budaya K3 yg humanis di setiap perusahaan
8. Menurut saya komunitas K3 yang concern terhadap tema bulan K3 dan budaya K3 Sangat perlu. Kenapa ? dari komunitas K3 bisa tercipta ide-ide yang baik, pelatihan-pelatihan yang baik, Transfer Knowledge yang baik, satu tujuan memajukan budaya K3 sehingga tercipta iklim yang ideal untuk menerapkan Budaya K3
Dalam penutup, Pak Azis berharap jika semua stakeholder ini saling mendukung, maka penciptaan budaya K3 di Indonesia bukan hanya isapan jempol semata.

Demikian hasil obrol-obrol saya dengan pak Azis, untuk diskusi lebih lanjut dengan Pak Azis mengenai HSE di transportasi, silahkan hubungi beliau ke sini.
Semoga artikel ini berguna untuk safetyzen pembaca Katigaku.
Luki Tantra
Trainer & Asesor Sertifikasi BNSP
Senior Advisor di Tenaga Kerja Kompeten Indonesia (TKKI)