Komitmen, Komunikasi, dan Konsisten : Resep Manjur Mencegah Kerugian
3K : komitmen, komunikasi dan konsisten. Konsisten adalah keyword terakhir yang harus "disemaikan". Jika komitmen dan komunikasi adalah "batang" dan "daun" dari sebuah pohon yang melindungi kegiatan usaha dari "cuaca" kerugian maka komitmen adalah "akar" dari pohon tersebut.
Insiden atau kerugian merupakan “buah” dari setiap aktifitas kegiatan usaha yang pasti akan dihindari oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha tersebut. Meski demikian, upaya menghindari tersebut bukanlah upaya yang mudah dan sederhana. Kenapa demikian ? karena banyak faktor atau sumber-sumber yang menjadi “kontributor” dalam “buah” tersebut walaupun proses pencegahan terhadap tumbuh berkembangnya “buah” tersebut tetap menjadi “medan kurusetra” yang tidak pernah selesai sampai kapan pun.
Kalau mencermati semua makna dalam peraturan perundangan ataupun semua filosofi yang terkandung dalam standar atau pedoman internasional yang ada sebenarnya “keyword” dalam upaya mencegah munculnya “buah-buah” kerugian tersebut adalah 3 hal, yaitu : komitmen, komunikasi, dan konsisten.
Ilustrasi Komunikasi
Seperti kita ketahui, langkah/metode mencegah kerugian ini banyak dikenal sebagai sistem manajemen pencegahan kerugian (SMK3), namun sistem manajemen seperti ini adalah hanya sekedar “tata aturan” yang tertulis dalam berlembar-lembar kertas (baca : dokumen). Dia hanyalah kumpulan tulisan saja, tidak bisa “menggerakkan” apalagi “menghidupkan” langkah/metode pencegahan. Tulisan dalam kertas tersebut butuh “keyword“, butuh “energi”, butuh “peran” agar tulisan dalam kertas itu menjadi “bergerak” dan bahkan “hidup”.
Komitmen, Komunikasi, dan Konsisten (seperti yang ditulis di atas) adalah keyword, sumber energi, sumber peran pada tulisan-tulisan dalam kertas agar sistem manajemen pencegahan kerugian menjadi “bergerak” dan “hidup”.
Daftar Isi
Komitmen
Komitmen adalah niat/tekad/keinginan besar untuk mewujudkan mimpi untuk menjadi kenyataan (oxford dictionary). Tulisan-tulisan dalam dokumen sistem manajemen pencegahan kerugian adalah mimpi sehingga butuh niat/tekad/keinginan besar untuk mewujudkan atau untuk ditumbuhkan, dan untuk dikembangbiakkan.
Semua langkah nyata untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mimpi atau tulisan buat niat/tekad/keinginan besar. Tanpa ada niat/tekad/keinginan besar, semua tulisan dalam sistem manajemen pencegahan kerugian adalah mimpi-mimpi atau angan-angan saja.
Ilustrasi komitmen untuk menerapkan standar
Banyak pepatah mengatakan “langkah kecil tidak pernah menjadi langkah besar (terjadinya perubahan) bila tidak ada komitmen di dalamnya”. Leadership tidak akan terjadi tanpa komitmen di dalamnya. Pencegahan insiden tidak akan mewujud tanpa tekad/niat/keinginan besar (komitmen) di dalamnya.
Komunikasi
Komunikasi adalah keyword kedua agar tulisan dalam kertas menjadi aksi yang nyata di kegiatan usaha. Komunikasi bukan sekedar “meneruskan pesan”. Komunikasi adalah memberikan penjabaran / mengulas dengan rinci apa yang dalam tulisan untuk dapat menjadi “aksi” nya.
Ilustrasi Komunikasi
Komunikasi juga harus disertai dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan jelas tentang bagaimana “mengoperasionalkan” tulisan-tulisan yang tertulis dalam dokumen sistem manajemen pencegahan kerugian. Bimbingan (konseling) dan umpan balik (feedback) adalah pilar utama dalam komunikasi yang harus menjadi “kebiasaan”.
Tanpa komunikasi, tulisan tidak akan bisa menjadi “nutrisari” tindakan. Tanpa komunikasi, tulisan hanya sekedar “deretan” huruf tanpa realitas. Jadi bila terjadi insiden, bukan karena “lack of communication” tapi justru karena “lack of counseling and feedback“.
Konsisten
Konsisten adalah keyword terakhir yang harus “disemaikan”. Jika komitmen dan komunikasi adalah “batang” dan “daun” dari sebuah pohon yang melindungi kegiatan usaha dari “cuaca” kerugian maka komitmen adalah “akar” dari pohon tersebut.
Konsisten harus bertahan seiring waktu
Tanpa konsisten, maka komitmen dan komunikasi hanya menjadi aktifitas yang berjalan secara sukarela. Konsisten adalah sikap (attitude) yang muncul dari pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill). Komitmen harus menjadikan tulisan-tulisan menjadi pengetahuan dan komunikasi harus menjadikan tulisan-tulisan menjadi ketrampilan.
Bila ini tercapai, maka sikap (attitude) akan muncul dengan kuat. Tanpa komitmen dan komunikasi, cukup sulit untuk menjadikan konsisten menjadi sebuah prinsip. Tanpa menjadi prinsip, mustahil konsisten menjadi “tradisi” yang mengakar kuat sebagaimana layaknya akar pohon seperti yang digambarkan di atas.
Oleh karena sebuah sistem manajemen pencegahan kerugian agar bisa menjadi “living guidance” pada setiap insan yang terlibat dalam kegiatan usaha, maka Komitmen, Komunikasi dan Konsisten harus menjadi keyword bagi setiap insan tersebut dalam beraktifitas untuk mencapai tujuan usaha tersebut.
Referensi :
- Thomas Krause, PhD ” Leading with Safety”
- Scott Geller, PhD “Keys of Behaviour Based Safety”
- Terry Mc Sween “Value Based Safety”