Menerapkan Poka Yoke dalam SMK3
Poka Yoke adalah menghindari kesalahan dalam produksi atau sistem kerja
Daftar Isi
APA SIH POKA YOKE ?
Dari namanya anda pasti sudah tau bahwa kata ini berasal dari negara Jepang, yaitu :
- Poka = Poka Misu = Kesalahan yang dikarenakan Kecerobohan (Careless Mistakes)
- Yoke = Yokeru = Menghindari (avoid)
Jadi secara sederhana Poka Yoke adalah menghindari kesalahan dalam produksi atau sistem kerja. Namun tahukan anda bahwa Poka Yoke (diucapkan “po-ka-yo-ke”) telah digunakan dalam sistem produktivitas selama lebih dari 46 tahun. Konsep Poka Yoke ditemukan pertama kali oleh Mr. Shigeo Shingo, seorang insinyur di Matsushita manufacturing, dan merupakan bagian dari Toyota Production System. Poka-Yoke awalnya disebut sebagai Baka Yoke, namun karena artinya kurang pantas, yaitu “menghindari ketololan”, maka kemudian diubah menjadi Poka Yoke.
Shigeo Shingo
MENGAPA ADA POKA YOKE ?
Karena selalu ada Penyebab Masalah akibat Human Error atau keteledoran manusia. Riset menyatakan bahwa : pekerjaan yang dilakukan oleh manusia tidak 100 % efektif karena ada kemungkinan faktor error.
- Bagaimana anda bisa menjamin operator bisa selalu konsentrasi 100 % selama melakukan pekerjaan, 8 jam sehari, 5 hari seminggu, dan 56 minggu setahun ?
- Karyawan terkadang mengalami masalah dengan fisik maupun emosinya
- Pada dasarnya sifat manusia adalah pelupa dan cenderung untuk berbuat salah.
Area gudang pun dapat menerapkan poka yoke
PRINSIP POKA YOKE
Menurut penemu Poka Yoke, Mr. Shigeo Shingo inti dari Poka Yoke adalah mencegah terjadinya kesalahan karena sifat manusiawi yaitu lupa, tidak tahu, dan tidak sengaja. Sehingga waktu kita tidak habis hanya untuk mengingatkan dan menyalahkan orang untuk mencegah terulangnya kesalahan, namun fokus pada bagaimana cara memperbaiki proses sehingga kesalahan yang sama tidak terulang.
Area kerja sebisa mungkin menghindari kesalahan
Berikut adalah 5 Prinsip dari penerapan Pokayoke:
- Dapat digunakan oleh semua orang/karyawan
- Mudah dipasang
- Tidak memerlukan perhatian terus-menerus dari operator
- Murah, kurang dari USD 50
- Dapat memberikan umpan-balik dan/atau tindakan korektif/pencegahan secara cepat
PENERAPAN POKA YOKE
Penerapan Poka Yoke menjadi sangat berarti karena solusi mencegah terjadinya deffect atau kerusakan pada produk akibat kelalaian operator ternyata tidak memerlukan perhatian penuh dari operator. Artinya produk tetap “OK” meski operator dalam kondisi sedang tidak fokus.
Penerapan konsep Poka Yoke dalam kehidupan sehari-hari pun ternyata sangat banyak ditemukan. Seperti :
- USB flash disk yang memiliki guide pin sehingga pengguna tidak mungkin terbalik arah saat memasang
- Kunci kendaraan (motor dan mobil) didesain sedemikian rupa sehingga pengemudi tidak bisa melepaskan kunci sebelum kunci pada posisi ‘OFF’. Pada kendaraan transmisi otomatis, kunci kendaraan tidak bisa dilepaskan sebelum posisi ‘PARK’
- Ibu-ibu yang sering membuat kue sering kali mengeluh karena sering kali lupa waktu dan rotinya jadi gosong akibat terlalu lama di oven. Cara Pokayoke adalah penggunaan timer yang diset pada waktu tertentu memberi alarm pada oven sehingga oven OFF Secara otomatis. Sehingga meskipun si Ibu lupa waktu kue tidak akan gosong.
Dalam proses Manufaktur :
- Adanya JIG yang didesain sedemikian rupa sehingga hanya memungkinkan material diproses dalam arah dan letak tertentu
- Pokayoke pada tooling sehingga operator tidak akan memasang part terbalik
- Supply part sesuai kebutuhan, jika ada part lebih berarti ada part yang tidak terpasang
- Pemanfaatan stopper, sehingga posisi part selalu sama, part reject tidak akan terpasang, dll
Nah, Sekarang bagaimana POKAYOKE Dapat diterapkan di SMK3 ?
Salah satu yang sudah diterapkan produsen sepeda motor, terutama keluaran baru, dimana :
- lampu motor otomatis akan menyala saat motor dinyalakan untuk menghindari pengendara lupa menyalakan saklar di siang hari.
- Jika standar (Baca : Jagang – bahasa jawa) masih dalam posisi di bawah maka sepeda motor tidak dapat dinyalakan, sepeda motor hanya bisa dinyalakan ketika standar sudah dinaikan.
- Seringkali kita mendengar info kecelakaan kerja yang dampak nya sampai ke Fatality dikarenakan operator yang melakukan short cut saat ada masalah dalam produksi misal conveyor terhambat part lalu operator tanpa mematikan mesin mencoba memindagkan part yang tersangkut. Untuk mengatasai ini dilakukan Pokayoke dengan beberapa mesin produksi yang diberi sensor infra red untuk mendeteksi apakah ada bagian tubuh manusia seperti tangan masuk kedalam mesin. Jadi ketika sensor menyala maka mesin otomatis akan mati.
- Ada salah satu klien saya menggunakan Pokayoke dengan memasang sensor yang dapat mendeteksi Floresence pada sarung tangan operator mesin press. Sehingga jika mesin tidak mendeteksi Floresence tersebut atau dengan kata lain operator tidak menggunakan APD Sarung Tangan Kulit maka mesin tidak akan ON.
- Agar operator forklift mengendarai dengan kecepatan standar maka dilakukan POKAYOKE dengan penambahan Speed Limiter, yang menggunakan sensor kecepatan kendaraan (Vehicle Speed Sensor), dimana jika terdeteksi kecepatan melebihi batas yang ditentukan, pada mesin injeksi, ECU akan memutus jalur bahan bakar (Fuel Cut Off) atau ada juga yang menginterupsi pengapian.
- Beberapa perusahaan ekspedisi menggunakan POKAYOKE berupa Cruise control untuk mengatasi kecenderungan supir mengendarai melebihi batas kecepatan saat melewati jalan bebas hambatan (Tol) ataupun jalan yang sepi dan lurus . Cruise Control adalah fitur di kendaraan yang mampu secara otomatis mengelola kecepatan mobil. Jika sistem ini diaktifkan, maka kendaraan berjalan secara konstan sesuai dengan kecepatan di set.
Ilustrasi pabrik manufaktur
Meskipun contoh-contoh POKAYOKE untuk SMK3 diatas bisa jadi ada beberapa yang biaya nya nya melebihi USD 50 (tidak sesuai dengan salah 1 prinsip POKAYOKE) namun bagi saya tetap adalah ANTI SALAH
Bagaimana menurut anda?
Referensi :
- Informasi dari Suami yang kebetulan Teknik Mesin dan penggemar otomotif
- https://en.wikipedia.org
- http://ilmumanajemenindustri.com/