Promosi Kesehatan Pekerja

8 Tahapan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Menurut Kurniawidjaja, promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan kegiatan pendidikan dan pengorganisasian yang melibatkan organisasi kerja, komunitas lingkungan di tempat kerja dan keluarga yang didesain khusus untuk memperbaiki dan mendukung secara kondusif perilaku kesehatan pekerja. Cakupan programnya bukan hanya edukasi pola hidup sehat saja melainkan mencakup medical checkup, safety talk dan konseling terkait kesehatan. Contoh progam lainnya dapat dilihat di 4 Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Di perusahaan, program tersebut sangat dibutuhkan sebagai pendukung usaha pencegahan penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan kerja. Dengan mempromosikan nilai-nilai kesehatan, pekerja akan lebih mandiri mengutamakan kesehatan di setiap aktivitas kerjanya. Selain itu, pekerja dapat mengendalikan faktor risiko yang berpotensi menganggu kesehatannya. Lalu apa saja tahapan yang diperlukan untuk merancang & menerapkan promosi kesehatan di tempat kerja?

promosi K3 dilakukan dengan tahapan rekognisi dengan pemeriksaaan tekanan darah
Pemeriksaan Tekanan Darah Sebagai Salah satu Tahapan Promosi K3
(Sumber: unsplash: Hush Naidoo)

Perancangan promosi kesehatan yang komprehensif terdiri dari 8 tahapan berikut:

1. Rekognisi promosi kesehatan yang sudah ada

Pada tahap rekognisi, HSE Officer melakukan penilaian terhadap risiko kesehatan dan keselamatan (K3) yang ada di tempat kerja (Health Risk Assesment) . Tahapan ini ditujukan untuk lebih mengenal total risiko kesehatan dan kapasitas kerja seluruh pekerja.

Rekognisi mencakup pemeriksaan kebugaran, status gizi dan tingkat stres pekerja. Hasil dari penilaian risiko antara lain adalah status kesehatan pekerja, identifikasi gangguan kesehatan dan identifikasi kondisi kesehatan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Data dukungan dan informasi lain yang diperlukan dalam tahap ini adalah aktivitas promosi kesehatan yang ada, persepsi pekerja tentang program aktivitas yang sudah ada dan prevalensi risiko pekerja.

2. Analisis kebutuhan pekerja mengenai promosi kesehatan

Setelah merekognisi kebutuhan dan risiko yang dialami pekerja dan memfasilitasi kegiatan saling menukar pengalaman dan ide, kita dapat menegosiasikan program promosi kesehatan seperti apa yang dibutuhkan oleh pekerja.

Hal-hal yang dapat dipertimbangan dalam tahap ini antara lain besarnya kontribusi masalah kesehatan terhadap biaya kesehatan, cacat yang mungkin timbul dan akses terhadap fasilitas pendukung. Tahap analisis harus dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku pekerja.

3. Perencanaan Program Promosi Kesehatan

Setelah merekognisi dan menganalisis, kita sudah dinilai siap untuk melakukan perencanaan program. Perencanaan program harus dikembangkan berdasarkan 4 hal penting:

  • Pertama, target perubahan perilaku pekerja yang ingin dicapai setelah program berjalan. Target perubahan diperlukan untuk menentukan keluaran (output) dari program yang sudah dibuat.
  • Kedua, proses menuju target perubahan. Proses menjadi penting dalam bagaimana program yang sudah direncanakan akan berjalan.
  • Ketiga, cara penilaian keberhasilan pencapaian target. Cara penilaian keberhasilan harus dilakukan dengan valid dan realible agar keluaran program dapat terukur dengan baik.
  • Keempat, cost-benefit analysis akan menjadi pendukung utama program. Dana yang dikeluarkan untuk program harus diperhitungkan secara efektif dan efisien.

4.Komunikasi kepada pihak terkait

Untuk menyukseskan program, HSE Officer bekerja sama dengan pihak manajemen dan pekerja. Hal penting dalam bekerja sama adalah komunikasi. HSE Officer dituntut untuk mampu mengkomunikasikan risiko kesehatan yang ada dan tujuan dan manfaat dari program yang direncanakan.

Komunikasi yang baik akan mencapai sebuah kesepakatan bersama dalam penyusunan prioritas program dan mendapatkan dukungan dari manajemen tingkat tertinggi. Dalam jangka panjang, kesepakatan tersebut dapat menciptakan program yang melibatkan seluruh anggota organisasi sehingga menjadi lebih komprehensif.

5. Persiapan program promosi kesehatan

Seluruh perencanaan dan komunikasi telah dilakukan, saatnya mematangkan persiapan. Persiapan program meliputi komitmen, SDM, prasarana dan sarana program. HSE officer memerlukan persiapan mengenai susunan organisasi/tim pelaksana, dukungan tertulis dari manajemen puncak, sarana dan prasarana promosi dan melaksanakan koordinasi efektif dengan aktifitas kesehatan lainnya.

6. Implementasi

Implementasi program dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu sesi kelompok, konsultasi personal dan praktek perilaku sehat. Sesi kelompok memungkinkan interaksi antara teman sekerja sehingga dapat saling memberikan dukungan dan meningkatkan pengetahuan. Sedangkan sesi konsultasi personal dilakukan untuk pelaksanaan terapi perilaku. Sesi konsultasi dilakukan secara one-by-one.

Metode terakhir adalah praktek perilaku sehat dimana pekerja langsung mempraktekan apa yang sudah dipelajari. Dalam mempraktekan perilaku sehat, perlu adanya keterlibatan lingkungan dan orang terdekat seperti keluarga dan teman dekat. Pada prakteknya, pekerja dapat mengurangi pola hidup tidak sehat seperti merokok, gerak badan kurang dan sering begadang.

7. Evaluasi serial

Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah dana yang digunakan sudah efisien dan efektif, apakah tujuan program kesehatan tercapai dan menyediakan data untuk menjadi landasan kebijakan selanjutnya. Dua macam evaluasi yang dapat dilakukan adalah evaluasi jangka pendek dan jangka panjang.

Evaluasi jangka pendek dilakukan dengan melihat perubahan pola pikir, berkurangnya risiko kesehatan pekerja dan peningkatan status kesehatan. Berbeda dengan evaluasi jangka pendek, evaluasi jangka panjang mengukur variabel yang lebih luas. Hal-hal yang diukur dalam evaluasi jangka panjang antara lain peningkatan produktivitas dan profitabilitas.

8. Kontinuitas

Kontinuitas atau kesinambungan program merupakan hal yang penting. Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa pekerja berhasil mencapai target perlu diberikan apresiasi dan pihak manajemen berhak untuk merancang target yang lebih tinggi lagi. Apabila belum berhasil, siklus semula perlu dilakukan dengan beberapa improvisasi program.

Kesehatan para pekerja akan membawa kebahagiaan untuk mereka

Itulah tahapan perancangan program promosi kesehatan di tempat kerja. Semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran besar dalam pengimplementasian K3 di tempat kerja Anda.

Referensi

  1. Kurniawidjaja LM. Martomulyono S. Susilowati IH. Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Jakarta: UI Publishing; 2019
  2. Kurniawidjaja LM. Susilowati IH. Improvement of Workplace Health Promotion. Knowledge-E. 2017.

Baca Tulisan

Sari Ichtiari

Undergraduate student of occupational health and health at University of Indonesia
Back to top button