K3 Itu Kunci Sukses Personil K3
Selamat Pagi SafetyZen !!
Apakah ada yang bingung dengan judul di atas? Hehehe.
Menjelang akhir tahun lalu, penulis melakukan sosialisasi pentingnya softskill bagi para personil K3 di komunitas K3 yang terkenal yaitu HSE Indonesia dan SHED Indonesia. Materi saya ini sesuai dengan tuntutan di masa depan dan SKKNI No. 234 tentang Softskill.

Salah satu materi yang penting adalah Komunikasi. Namun dalam perkembangannya, bukan hanya Komunikasi yang penting tetapi juga “K3” yang bermakna Komunikasi, Koordinasi dan Konfirmasi.
Daftar Isi
Komunikasi Koordinasi dan Konfirmasi Personil K3
Penulis akan coba mudahkan pemahaman tentang pentingnya berkomunikasi menggunakan 3K (Komunikasi, Koordinasi, dan Konfirmasi) untuk para personil K3/Staff K3:
Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja. Personil K3 harus dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif kepada semua pihak yang terkait, termasuk pekerja, supervisor, dan manajemen.
4C yang penting dalam komunikasi adalah:
Complete
Komunikasi yang lengkap memastikan bahwa semua informasi yang relevan disampaikan kepada penerima. Ini membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa penerima memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang dibicarakan.
Correct
Komunikasi yang akurat memastikan bahwa informasi yang disampaikan benar dan tidak menyesatkan. Ini membantu membangun kepercayaan dan kredibilitas serta menghindari kesalahan yang dapat berdampak negatif.
Clear
Komunikasi yang jelas memastikan bahwa pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh penerima. Ini membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa penerima dapat mengambil tindakan yang tepat.
Concise
Komunikasi yang singkat dan padat memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan cepat dan efektif. Ini membantu menghemat waktu dan memastikan bahwa penerima dapat memproses informasi dengan lebih cepat.

Koordinasi
Koordinasi yang baik memastikan bahwa semua pihak yang terkait bekerja sama untuk mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja. Personil K3 harus dapat mengkoordinasikan kegiatan dan upaya keselamatan dan kesehatan kerja dengan semua pihak yang terkait.
Dalam koordinasi, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Tujuan yang Jelas
Tujuan koordinasi harus jelas dan spesifik, sehingga semua pihak yang terkait dapat memahami apa yang ingin dicapai.
2. Peran dan Tanggung Jawab
Peran dan tanggung jawab masing-masing pihak harus jelas dan terdefinisi dengan baik, sehingga tidak ada kesalahpahaman atau tumpang tindih.
3. Waktu dan Jadwal
Waktu dan jadwal harus ditentukan dengan jelas, sehingga semua pihak dapat mempersiapkan diri dan mengalokasikan waktu yang cukup.
4. Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan dan evaluasi harus dilakukan secara teratur, sehingga koordinasi dapat diarahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Kerja Sama
Kerja sama yang baik antara semua pihak yang terkait sangat penting dalam koordinasi. Pastikan semua pihak dapat bekerja sama dengan efektif.
6. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil koordinasi harus dilakukan secara teratur, sehingga dapat mengetahui apakah tujuan yang diinginkan telah tercapai.
Konfirmasi
Konfirmasi adalah proses memastikan bahwa informasi yang disampaikan telah diterima dan dipahami dengan benar. Personil K3 harus dapat memastikan bahwa semua pihak yang terkait telah memahami dan mengerti informasi keselamatan dan kesehatan kerja yang disampaikan.
Pentingnya K3 oleh Personil K3
Sudah paham kan bagaimana pentingnya K3 yang harus dilakukan oleh personil K3?
Lalu apa yang akan teradi jika personil K3 lalai dalam melaksanakan komunikasi koordinasi dan konfirmasi dengan baik?
Pentingnya K3 (Komunikasi, Koordinasi, dan Konfirmasi) dalam keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
- Menghindari terjadinya kesalahan karena komunikasi informasi yang tidak jelas.
Informasi yang tidak dikomunikasikan dengan jelas sangat bisa membuat mispersepsi di lapangan sehingga meningkatkan risiko yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja.
- Menghindari terjadinya kesalahan karena informasinya tidak dikoordinasikan ke bagian terkait.
Personil HSE memiliki ide yang bagus namun tidak dikoordinasikan dengan baik ke unit/departemen terkait sehingga mengakibatkan kebingungan atau ketidaktersediaan sumber daya seperti alat berat, alat pelindung diri, alat pemadam api ringan atau alat bantu angkat angkut.
Hal yang terjadi kemudian adalah tertundanya pekerjaan dan meningkatnya resiko kecelakaan kerja.
- Menghindari terjadinya kesalahan karena salah informasi/ salah pemahaman, tetapi tidak dikonfirmasi/dipastikan bahwa orang lain memahami informsi tersebut.
Misalnya, kita sampaikan “materi A” namun dipahami oleh orang lain sebagai “ Materi B” namun karena malas/tidak dikonfirmasi ulang maka orang akan memahaminya sebagai “materi B”. Akhirnya dalam pekerjaan bisa menimbulkan miss dan terjadi kecelakaan,
Penulis berharap cukilan singkat ini bisa mudah dipahami. Dengan demikian, personil K3/Staff K3 harus memahami dan menerapkan prinsip 3K (Komunikasi, Koordinasi, dan Konfirmasi) dalam pekerjaan sehari-hari untuk mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif.
Epilog
Dalam wawancara yang dikutip salah satu media berita online setelah sharing session tersebut; Ketua HSE Indonesia Hendrajati berharap dengan webinar ini dapat membuka mindset rekan-rekan HSE tentang pentingnya pelatihan soft skill agar budaya K3 bisa diterapkan dari hati masing-masing individu dengan baik.
Luki Tantra,
Senior Advisor, PT. Tenaga Kerja Kompeten Indonesia.
Pengamat dan trainer bidang K3, Master Trainer Tersertifikasi BNSP, Asesor Kompetensi BNSP, dan pernah menjabat menjadi Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang K3.
Baca tulisan saya yang lain di sini