Aspek Personal

Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja dengan Cara Assertive

Banyak literatur yang menyoroti bahwa komunikasi yang buruk menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap buruknya keselamatan di tempat kerja. Sebagai contoh, Lyndon dkk. (2011) mengungkapkan bahwa kesalahan komunikasi berdampak negatif pada keselamatan pasien.

Lebih lanjut, para pekerja muda kerap enggan berbicara tentang K3 di tempat kerja karena takut atasan akan melakukan hal yang merugikan bagi mereka. Beberapa orang juga mungkin merasa tidak nyaman bertanya tentang safety equipment (peralatan keselamatan) yang tepat atau menyarankan kepada rekan kerja untuk menjaganya (HSE UK, 2014; ILO, 2018).

assertive
ilustrasi diskusi dengan assertif

Hal tersebut sangat membahayakan karena kontribusi mereka terhadap perbaikan dan peningkatan penting terhadap tindakan K3 bisa menjadi hilang.

Oleh karena itu, penting bagi pekerja untuk bersikap assertive (tegas) dalam masalah keselamatan tertentu. Sebagai contoh, dalam kasus pekerja diberi tugas mengerjakan sesuatu oleh atasan tanpa perlindungan yang proper, “karena enggan untuk menolak” (pasif), akhirnya tetap melakukan pekerjaan dan membahayakan dirinya sendiri.

Tetap tenang dan berdamai dengan situasi semacam ini bukanlah sebuah pilihan. Walaupun bukan sebagai pemicu akan hal tersebut namun kita telah menjadi bagian dalam mendukung ketidaknormalan untuk diterima.

Nah, Apa itu Assertive?

Assertive atau “ketegasan” adalah keterampilan komunikasi yang sangat penting, terutama jika menyangkut keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Banyak orang berpikir bahwa menjadi tegas berarti kasar, keras, dan agresif. Ini tentu tidak benar.

Menjadi Assertive adalah tentang ‘memastikan suara Anda didengar’, bukan tentang ‘mendapatkan keinginan Anda sendiri’ (HSE UK, 2014). Dengan demikian, Assertive adalah kemampuan untuk membela hak, pendapat, ide, keyakinan, dan keinginan Anda dengan tetap menghormati orang lain.

Situasi yang mengharuskan Anda menjadi Assertive

HSE UK telah membuat 7 daftar situasi yang membuat kita perlu untuk bersikap assertive. Bersikap assertive itu penting ketika:

  1. Seseorang meminta Anda untuk bekerja dengan cara yang tidak aman atau tidak sehat dan Anda tahu perlu mengatakan ‘tidak’;
  2. Anda perlu meminta perlengkapan keselamatan yang tepat untuk melakukan pekerjaan;
  3. Anda perlu menantang prosedur yang menurut Anda tidak aman;
  4. Anda tidak mengerti atau tidak yakin tentang prosedur di tempat kerja dan perlu bertanya kepada supervisor atau Manajer Anda;
  5. Anda tahu bahwa Anda perlu memakai APD tetapi orang lain di sekitar Anda memilih untuk tidak menggunakan;
  6. Memberikan umpan balik kepada rekan kerja yang menurut Anda tidak mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan; dan
  7. Melaporkan masalah apa pun yang Anda temukan kepada supervisor atau Manajer Anda

Prinsip untuk membantu Anda menjadi lebih assertive

  • Selalu ajukan pertanyaan tentang apa pun yang tidak Anda mengerti.
  • Pikirkan dulu, bereaksi kemudian – sulit untuk melakukan keduanya secara bersamaan.
  • Jangan mengatakan ‘ya’ hanya untuk menyenangkan seseorang, padahal yang Anda maksud adalah ‘tidak’.
  • Pertahankan kontak mata selama percakapan.
  • Bersikaplah jelas dan spesifik tentang apa yang ingin Anda katakan – tetap pada intinya dan jangan membuatnya bersifat pribadi.
  • Bersikaplah sopan, tetapi tegas.
  • Berikan pujian pada tempatnya.
  • Jelaskan keuntungan atau manfaat dari apa yang Anda bicarakan
Ilustrasi kontak mata selama percakapan

I Statement” vs “you statement

Selanjutnya, Anda dapat menggunakan tips “I Statement” ketimbang “You Statement”. Kedua gaya komunikasi ini sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menyampaikan apa yang dianggap kurang tepat, membuat lawan bicara kita bertanggung jawab hingga kemudian memberi solusi. Namun, “You statement” merupakan gaya komunikasi dengan nada menuduh dan menyalahkan lawan yang sangat umum dilakukan” (Plaudo, 2020).

Dapat kita bayangkan dengan menggunakan gaya “you statement” seperti ‘Anda seharusnya tidak melakukannya …’ dapat membuat lawan bicara menjadi tertutup atau defensive hingga bisa berujung pertengkaran.

Inilah mengapa menggunakan “I statement” dapat membantu – mengatakan apa yang Anda pikirkan dan rasakan tentang suatu situasi, daripada dilihat sebagai menyerang orang lain. Untuk itu, Coba gunakan kata:

■ Saya pikir . . .

■ Saya merasa . . .

■ Saya membutuhkan . . .

Ketimbang pernyataan dimulai:

■ Anda seharusnya tidak melakukannya

■ Anda tidak

■ Anda belum

Penutup

Pada akhirnya, Assertive berguna dalam setiap situasi di mana ada potensi ketidaksepakatan. Assertive juga merupakan cara cerdas secara emosional untuk memenuhi kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan di tempat kerja. Olehnya pastikan Anda memahami dan terlibat dengan kebijakan K3 di tempat kerja dengan cara mengungkapkan dengan tegas apa yang Anda pikirkan, rasakan dan inginkan. Sharing is caring! (Andi Balladho Aspat Colle)

Referensi:

HSE UK. (2014). Leadership and worker involvement toolkit How to be assertive. HSE.Uk.Gov. https://www.hse.gov.uk/construction/lwit/assets/downloads/how-to-be-assertive.pdf

ILO. (2018). Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda. In Kantor Perburuhan Internasional , CH- 1211 Geneva 22, Switzerland. http://www.oit.org/wcmsp5/groups/public/—asia/—ro-bangkok/—ilo-jakarta/documents/publication/wcms_627174.pdf

Lyndon, A., Zlatnik, M. G., & Wachter, R. M. (2011). Effective physician-nurse communication: A patient safety essential for labor and delivery. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 205(2), 91–96. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2011.04.021

Plaudo, J. C. (2020). I Statement untuk Komunikasi yang Lebih Baik. Praxis.Co.Id. https://praxis.co.id/stories/read/157/I-Statement-untuk-Komunikasi-yang-Lebih-Baik

Baca Tulisan

Andi Balladho Aspat Colle

Master of Occupational Safety & Health and Environmental & Search Engine Optimization Enthusiast
Back to top button