K3 TransportasiKeselamatan JalanUniknya K3

Keselamatan Transportasi: Antara Bus Hijau dan Bus Merah

Saya tinggal di Cibitung sementara kampus saya ada di Depok. Dahulu, untuk pergi ke kampus, saya biasanya memilih menggunakan transportasi umum berupa bus karena selain harganya tidak terlalu mahal, tempat tunggu bus pun tidak jauh dari rumah.

Pada awalnya, saya selalu menggunakan bus yang berwarna hijau. Bus ini saya tunggu di Lampu Merah Cibitung kemudian bus ini melanjutkan perjalanan ke Kp. Rambutan via Cawang dan Tamini Square. Kalaupun beruntung, saya akan mendapatkan bus hijau yang langsung menuju Kp Rambutan via Tol Cikunir.

Perjalanan menggunakan bus hijau ini sangatlah tidak aman dan tidak nyaman. Karena bus sering ngebut (overspeed) di tol dan ngetem (berhenti lama) di Cawang sehingga banyak pengamen atau pedagang asongan yang naik ke bus. Ada di antara mereka yang meminta uang dengan cara paksa. Belum lagi dengan asap rokok di dalam bus dan ancaman copet yang mengintai.

Kabarnya, bus hijau ini masih menggunakan sistem setoran sehingga para pengemudi bus pun harus melakukan segala cara untuk mendapatkan penumpang.

Saya sebenarnya sudah malas naik bus hijau ini karena alasan di atas, namun ketiadaan pilihan, saya terpaksa tetap menggunakan bus hijau.

Hal itu mulai berubah ketika semakin banyak bus merah, dengan rute Terminal Cikarang – Terminal Kp. Rambutan – BSD yang semakin banyak lewat di pertigaan lampu merah Cibitung.

Gambar 1. Bus Merah dan Bus Hijau

Sumber: https://londonbuspageinexile.wordpress.com/2007/04/15/carshalton-running-day/

Bus merah ini jauh lebih aman dan nyaman daripada bus hijau meski dengan tarif yang sama. Bus yang full AC, suspensi yang nyaman, jarak antar bangku yang lebar dan para pengemudinya pun mengemudi dengan tenang.

Sejak naik bus merah, saya punya hobi baru yang menyenangkan: tidur di samping jendela bus merah sepanjang perjalanan.

Bus merah juga tidak pernah ngetem. Bus ini malah sering tidak mau mengangkut penumpang jika bus sudah penuh. Alasannya, mereka kasian melihat penumpang berdiri. Penumpang yang ditinggal pun tak perlu khawatir, karena setiap 5 menit, bus merah ini akan muncul kembali.

Berbeda dengan bus hijau, pengemudi bus merah ini memiliki sistem gaji per bulan sehingga wajar kalau pengemudi tidak ada yang ngebut ataupun ngetem.

Penumpang ingin Aman dan Nyaman

Bus hijau kini semakin jarang karena kalah aman dan kalah nyaman dengan bus merah. Kabarnya, bus merah ini juga semakin dominan di trayek yang sama namun di mulai dari terminal Bekasi.

Dengan semakin padatnya jalan, banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ke bus. Mereka ini kebanyakan adalah karyawan atau wirausaha. Saya yakin penumpang dari kalangan mereka semakin cerdas dan tak mempersoalkan perbedaan 1000-3000 rupiah demi mendapatkan keamanan dan kenyamanan di bus.

Catatan di atas seharusnya menjadi refleksi kepada kita dan para perusahaan bus bahwa siapa yang tidak mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang pasti akan tergantikan oleh pesaing.

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3

Leave a Reply

Back to top button