Aspek OrganisasiAspek TeknisDasar K3

Mengenali Resiko Benda Jatuh (DROPS)

Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan oleh berita jatuhnya crane di Mekkah sehingga menyebabkan banyak jamaah haji yang wafat. Resiko benda jatuh, baik besar maupun kecil, sudah menjadi fokus para profesional Keselamatan Kesehatan Kerja karena sudah banyak menelan korban.

Waspada Benda JatuhSumber Gambar: http://www.levitt-safety.com/presidents-blog/falling-object-safety/

Sebuah benda kecil dapat saja menjadi masalah untuk keselamatan kerja jika benda tersebut di jatuhkan dari ketinggian dan mengenai pekerja di bawahnya. Menurut data dari RoSPA, kecelakaan karena benda jatuh merupakan 10 penyebab dari kematian dan luka parah pada Industri Minyak dan Gas dan menjadi kecelakaan nomor 3 terbesar penyebab kematian di rumah dan tempat rekreasi.

Bolt 220 gram

Sebagai contoh, baut dengan berat “hanya” 220 gram dengan dimensi 0.75×3.5 inchi ini di bawah ini dapat menghasilkan energi 65 joules jika dijatuhkan dari atas. Sementara batas toleransi untuk timbulnya luka adalah 40 joules, itu berarti benda sekecil ini mampu menjadi sumber bahaya jika dijatuhkan dari atas.

Benda yang awalnya statis kemudian jatuh dari ketinggian tertentu dikenal dengan istilah drops. Tingkat resiko dari drops sangatlah bergantung pada beratnya benda dan ketinggian benda jatuh. Untuk memahami besaran resikonya, simaklah kalkulator resiko drops berikut:

Drops Calculator

Dalam kalkulator resiko di atas, terlihat jelas bahwa semakin berat benda maka semakin berisiko untuk keselamatan kerja begitupula semakin tinggi benda jatuh maka semakin tinggi pula resikonya.

Jenis Drops ada 2 yaitu:

  • Benda drop statis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dan jatuh dari posisinya dengan beratnya. Sebagai contoh, sebuah mur yang jatuh dari derik Rig atau jatuhnya kabel tray karena korosi.
  • Benda drop dinamis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dari ikatan karena adanya gaya luar dari benda lain yang bergerak. Contoh benda drop dinamik adalah garpu forklift yang menjatuhkan palet dari rak.

Untuk mencegah drop, 2 tahap pengendalian harus dilakukan:

  1. Metode pengamanan primer

Adalah metode untuk mengamankan/mengaitkan peralatan ke struktur. Contohnya: mur, baut, klem, las, skrup, pengurung, dll)

  1. Metode retensi sekunder

Description of the method providing secondary securing the equipment to the structure (ie wire slings, encasement, lock nuts, lock washers, tab washers, lock wire, split pins, roll pins, spring clips, clamps, safety chains etc).

Adalah metode yang menyediakan pengaman kedua ke struktur (contoh: kawat, sling, pembungkus, kunci mur, cincin pengunci, kawat pengunci, split pin, roll pin, spring pin, rantai safety, dll)

Secondary retention

Drops juga tidak hanya membahas terkait dengan pengaman peralatan dari resiko jatuh, tapi juga membahas terkait dengan bagaimana mengangkat barang yang aman. Salah satu contoh metode mengangkat yang aman ditujukan oleh Shell di mana perusahaan tersebut merekomendasikan untuk melakukan tubular handling seperti gambar di bawah setelah terjadi beberapa kecelakaan.

Tubular handling

Referensi

Axess. (n.d.). DropsOnline. Retrieved september 21, 2015, from How To Improve you Drop Safety: http://www.dropsonline.org/downloads/Axess%20DROPS%20Forum%20Rio%2019.04.2012.pdf

DROPS. (2010, August 4). Dropped Object Prevention Scheme.

Molyneux, S. (n.d.). DRopped Object Prevention . Retrieved September 21, 2015, from Drill Safe: http://www.drillsafe.org.au/09-11_pres/10.%20Prevention%20of%20Dropped%20Objects.pdf

 

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3

Leave a Reply

Back to top button