Mengembangkan Empati Bagi Seorang Profesional HSE
Mengambil hati orang lain merupakan kunci untuk menerapkan HSE
Sharing dari diskusi di grup sebelah dimana sudah ada pengendalian risiko K3 administratif seperti pemasangan spanduk / signage namun tetap saja untuk pekerja namun sepertinya mengabaikan. Mungkin, di tempat kerja Anda ada berbagai unsafe act atau condition yang masih saja terjadi meskipun sudah ada berbagai macam upaya penyadaran kepada pekerja, sudah di lakukan seperti safety briefing Induction dan safety patrol.
Bahkan, kita memberikan sangsi juga masih saja ada yang melanggar. Beberapa pakar K3 menyebut fenomena ini sebagai K3 belum menjadi budaya diperusahaan. Apakah rekan-rekan lain juga mengalami hal yang sama? Terutama apabila kita memperkerjakan pekerja borongan/harian yang target pendapatannya kepada hasil kerja saja tanpa mempedulikan aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.
Ilustrasi pekerja konstruksi
Curhatan para HSE muda di Grup sebelah terasa demotivasi di hati saya seperti contoh “Di tempat saya pun masih ditemui hal yg seperti itu, padahal setiap pagi sudah di briefing, tapi tetap aja kelakuannya seperti itu. Saat saya tegur, jawabannya sudah biasa dan katanya saya jangan terlalu lebay. Haduh bagaimana ya cara menangani orang yg seperti itu?“
atau ada juga yang berkomentar seperti ini :
“Setuju seringkali pekerja proyek / kontraktor yang bersikap tidak mempedulikan Unsafe Action / Unsafe Condition adalah Kontraktpr proyek yang nilai nya kecil (misal <100 juta). Bagaimanakah metode penerapan budaya HSE yang pas untuk sebuah project kecil yg nilainya cukup kecil sementara peralatan keselamatan diperlukan utk harus diterapkan dalaèm pekerjaan itu?”
Saya selalu suka diskusi antara para HSE di Grup Whatsapp (WA). daripada ada seseorang member yang share power point / materi atas pertanyaan member lain.
Mengapa ? karena materi hanyalah teori
HSE dalam penerapan nya bukan hanya Hal hal teknis seperti standar / regulasi namun ada juga yang disebut Best Practice. Salah 1 Hal yang harus di kuasai seorang HSE adalah teknik komunikasi dan empati (aspek Psikologi). Karena pepatah mengatakan lain ladang lain Belalang. Artinya penerapan hal yg sama misal nya saja work permit pasti akan berbeda di jenis perusahaan yang berbeda apalagi dengan karakter mayoritas pekerja yang berbeda.
Jika boleh urun rembug terkait tips bagi para HSE agar ga baper jika melihat unsafe action dan unsafe condition yang terjadi berulang.
Misalnya seperti ini, saat kita safety patrol ke gudang chemical dan melihat ada operator yg tidak menggunakan APD yang diwajibkan baik itu respirator maupun chemical gloves. Iseng-iseng saya bertanya tentang arti piktogram zat kimia sebagai pembuka wawancara.
“Pak artinya simbol ini apa ?” sambil menunjuk piktogram dikemasan terutama simbol yang bisa menyebabkan mutagen atau bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).Ternyata hasil survey saya beberapa Karyawan tidak memahami artinya. Nah, pertanyaan kedua saya akan minta beliau membaca MSDS yang disimpan di gudang, jika tidak ada kita bisa browsing dari telpon genggam.
Nah, setelah beliau saya minta membaca MSDS atau arti simbol di Google. Saya akan bertanya dengan sangat simpatik:
“Mas kamu sudah menikah ? dan apakah sudah punya anak ?”
jika djawab sudah maa pertanyaan selanjutnya dari saya seperti ini :
“Nah, jangan sampai mas dirimu kerja keras demi masa depan anakmu tapi nanti saat pensiun tabunganmu atau JHT mu habis untuk berobat karena kamu kena penyakit kanker akibat kamu selama ini tidak pernah gunakan APD dari Perusahaan. Sehingga anakmu tidak bisa melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya”
Opsi ke 2 : jika dijawab belum menikah
Maka, setelah dia paham bahwa arti simbol bahan kimia tersebut adalah teratogenik atau dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio / atau bahkan toksisitas terhadap sistem reproduksi. Maka, saya akan berkata dengan kata yang sangat SIMPATIK:
“Nah, jangan sampai setelah menikah ternyata mas ada masalah di reproduksi hanya karena Mas tidak mau pakai APD selama penanganan bahan kimia di pabrik. ”
Menjadi orang HSE itu harus penuh dg CINTA ❤. Karena dengan CINTA ❤ kita bisa empati atau baper ke rekan-rekan pekerja.
Alhamdulillah, beberapa efek dari uji simpati tersebut berhasil bahkan di salah 1 perusahaan klien saya yang memperoduksi perhiasaan emas, pekerja Muda yang paling bandel waktu itu malah menjadi pionir keselamatan kerja, dimana dia ikut mempromosikan pentingnya menggunakan APD kepada rekan2 nya meskipun dia bukan personil dari Departemen HSE.
Artinya ketika apa yang kita sampaikan sudah mengena di hati seseorang saya yakin orang tersebut akan suka dan bahkan menyampaikan kepada orang lain.
Selamat Baper rekan2 HSE tetap semangat
Ingat pesan pak Guru You are What You Think
Saat kamu berpikir bahwa pekerjaanmu melindungi pekerja lain dan melindungi Bumi (karena mencegah pencemaran) maka insya Allah, alam semesta akan melindungi kehidupan kita.
Sangat bermanfaat. Terima kasih atas sharing-nya