4 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Upaya pencegahan kecelakaan kerja merupakan salah satu tugas pokok dari seorang profesional di bidang K3. Pencegahan kecelakaan kerja bisa meliputi suatu sistem kegiatan atau pekerjaan mulai dari input, proses maupun output. Kegiatan yang dimaksud bisa berupa kegiatan produksi di dalam industri maupun diluar industri seperti di sektor public dan yang lainnya.
- Input : Manusia, peralatan dan material
- Proses : Kegiatan/proses pekerjaan
- Output : Barang, jasa
Upaya pencegahan kecelakaan kerja meliputi 4 langkah yaitu:
- Identifikasi risiko
- Penilaian risiko
- Pengendalian risiko
- Pemantauan dan inspeksi
Penjelasan lebih lanjut tentang upaya pencegahan kecelakaan kerja dapat Anda temui di bawah:
Daftar Isi
1.Identifikasi risiko:
Upaya identifikasi risiko mencakup pencatatan seluruh risiko yang muncul akibat aktivitas pekerjaan yang dilakukan. Hal yang bisa dilakukan dalam identifikasi risiko adalah:
- Melakukan walk through survey untuk mendapatkan gambaran mengenai bahaya apa yang mungkin ada, siapa saja pekerja yang rentan berisiko dan bagaimana terpajannya, mencatat hasil temuan.
- Analisis Keselamatan Kerja Harian (Job Hazard Analysis/JSA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko secara mendetail setiap kegiatan/proses yang ada di tempat kerja.
2. Penilaian risiko
Penilaian risiko berguna untuk menentukan prioritas risiko mana yang akan kita lakukan tindakan pengendalian terlebih dahulu dan risiko mana yang sudah teratasi serta risiko mana yang masih tinggi kemungkinanannya. Tulisan lebih lanjut mengenai risiko dalam keselamatan kerja bisa Anda temukan dalam Jenis Analisis Risiko Keselamatan Kerja.
HIRADC atau Hazard Identification and Risk Assessment Determining Control, merupakan metode yang digunakan untuk menilai risiko dari kegiatan/proses di tempat kerja yang kemudian dibuat prioritas dalam pengendalian bahayanya.
Catatan: Memberikan akses informasi yang relevan mengenai identifikasi dan penilaian risiko kepada pekerja, selain menumbuhkan kepercayaan juga membantu organisasi dalam membuat keputusan K3 yang lebih terinformasi. (OSHA, 2012)
3.Pengendalian risiko
- Eliminasi : Menghilangkan sumber hazard. Contoh:
- Gunakan teknik pengangkatan mekanik untuk menghilangkan bahaya pengangkatan manual.
- Substitusi : Mengganti sumber hazard dengan yg lebih aman. Contoh:
- Gunakan campuran cat yang semula berbasis menggunakan solvent menjadi berbasis air.
- Engineering : Menambah atau merubah desain kerja yang lebih aman. Contoh:
- Pastikan ada cukup penerangan di area kerja.
- Tambah sistem ventilasi di area kerja.
- Buat rumah pompa untuk genset.
- Administrative :
- Patuhi kebijakan/aturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan serta tanda yang dipasang. Contoh :
- Pastikan keamanan publik, vendor dan subkontraktor dengan memasang dan mematuhi tanda dan barikade.
- Patuhi semua tanda dan label peringatan (seperti “Keep Out,” “RF Hazards,” “Eye Protection Required,” “Authorized Personnel Only,” dll.)
- Ikuti izin prosedur setiap saat.
- Terbiasa atau familiar dan pahami prosedur darurat perusahaan.
- Laporkan segera semua kejadian cedera atau penyakit akibat kerja (PAK), kondisi tidak aman dan insiden near miss pada supervisor.
- Jangan tinggalkan bahan, sisa, atau alat di tempat yang mungkin berbahaya bagi orang lain, jaga kebersihan area kerja.
- Pastikan pekerja telah mendapatkan pelatihan dan pendidikan sesuai penempatan tugas. Contoh:
- Perhatikan dengan baik selama sesi pelatihan kerja.
- Ketahui prosedur pengoperasian yang aman sebelum menggunakan sebuah peralatan; cara melakukannya, pahami risiko apa saja selama pengoperasian; jika aktivitas membahayakan rekan kerja/peralatan/material di sekitar, ambil langkah yang diperlukan untuk melindunginya.
- Berikan reward atau sanksi
- Sediakan sarana dan prasarana. Contoh:
- Gunakan teknik pengangkatan manual yang tepat dan/atau bantuan mekanis untuk mencegah cedera.
- Patuhi kebijakan/aturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan serta tanda yang dipasang. Contoh :
- PPE/ APD : Gunakan alat pelindung diri bila diperlukan. Contoh:
- Gunakan peralatan pelindung dari risiko terjatuh secara tepat dan 100% pengikatan saat bekerja di ketinggian.
- Kenakan rompi keselamatan visibilitas tinggi saat bekerja di dekat peralatan operasi atau di jalan raya.
4. Pemantauan dan inspeksi
Sisihkan waktu untuk melakukan inspeksi di tempat kerja untuk membantu mengidentifikasi seandainya adanya kekurangan.
Dengan tujuan agar dapat diatasi sebelum terjadi insiden dengan merekomendasikan tindakan korektif dan memantau langkah-langkah yang diambil untuk mengeliminasi atau mengontrol risiko (e.g., engineering controls, administrative controls, policies, procedures, personal protective equipment).
Jenis inspeksi :
- Inspeksi Rutin dilakukan dengan melintasi seluruh area kerja, atau mengamati keseluruhan bagian alat, misalnya inspeksi sebelum pekerjaan dimulai
- Inspeksi Berkala adalah inspeksi yang dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan s/d 6 bulan
- Inspeksi Khusus adalah inspeksi dalam hal-hal khusus, misalnya inspeksi alat pemadam, inspeksi perilaku atau tindakan tidak aman yang dilakukan pekerja.
DAFTAR REFERENSI:
Ccohs.ca. 2017. Effective Workplace Inspections : OSH Answers. [online] Available at:
<https://www.ccohs.ca/oshanswers/prevention/effectiv.html> [Accessed 23 April 2021].
OSHA. (2012). Worker Participation in Occupational Safety and Health: A PRACTICAL GUIDE [online] Available at:
<https://osha.europa.eu/en/publications/worker-participation-occupa tional–safety–and–health–practical–guide> [Accessed 23 April 2021].
OSM. n.d. Accident Prevention | OSHA Safety Manuals. [online] OSHA Safety Manuals. Available at:
<https://www.safetymanualosha.com/accident–prevention/#:~:text=Re port%20all%20unsafe%20conditions%20and,illnesses%20immediately%2 0to%20your%20supervisor.> [Accessed 23 April 2021].