Aspek Organisasi

Perbaikan Listrik dalam Instalasi Hidup, Gunakan PDKB!

Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) seperti yang dikenal di Indonesia terutama di lingkungan PLN (Persero) adalah pekerjaan dalam keadaan bertegangan (hot line maintenance), di mana pekerjaan ini biasanya menggunakan peralatan-peralatan yang sifatnya isolasi dengan tingkat ketahanan tegangan tertentu untuk dapat melaksanakan pekerjaan pemeliharaan pada jaringan listrik terutama untuk tegangan menegah (TM) dan tegangan tinggi/ tegangan ekstra tinggi (TT/TET).

Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) adalah pekerjaan pemeliharaan, perbaikan atau penggantian isolator serta kelengkapan konduktor maupun komponen lainnya pada jaringan listrik tanpa memadamkan jaringan yang sedang beroperasi. Dengan demikian, kita dalam memastikan kelangsungan suplai listrik tetap terjaga dan selama pekerjaan tersebut pelanggan tidak perlu mengalami pemadaman. (Oleh Syahrul Salam, 2009: Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Tingkatkan Kualitas Pelayanan).

PDKB telah dikembangkan sejak 1993 di hampir seluruh unit pelayanan PLN. Jumlah personil PDKB Tegangan Menengah (TM) adalah 488 orang dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Tegangan Tinggi (TT)/ Tegangan Ekstra Tinggi (TET) adalah 168 orang yang tersebar di 15 unit PLN Wilayah/Distribusi dan 2 unit PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban(P3B) yaitu P3B Jawa Bali dan P3B Sumatra.

Pekerjaan ini memang mengandung resiko besar karena jaringan listrik dipelihara tanpa dipadamkan, sehingga kesalahan atau kekeliruan sedikit dalam bekerja bisa berakibat fatal atau menyebabkan kematian bagi pelaksana lapangan. Oleh karena itu, standard operation procedure (SOP) benar-benar wajib ditaati oleh petugas.

Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan bekerja dengan motto: Safety, Safety, Safety. Manusia selamat, peralatan selamat, dan sistem jaringan listrik selamat. Bagi petugas, safety pertama adalah selamat di perjalanan menuju tempat tugas. Safety kedua, selamat saat bertugas, dan Safety ketiga, selamat tiba kembali di rumah.

Pengertian PDKB

PDKB seperti yang dikenal di Indonesia terutama di lingkungan PLN (Persero) adalah pekerjaan dalam keadaan bertegangan (hot line maintenance), di mana pekerjaan ini bisanya menggunakan peralatan-peralatan yang sifatnya isolasi dengan tingkat ketahanan tegangan tertentu untuk dapat melaksanakan pekerjaan pemeliharaan pada jaringan listrik terutama untuk tegangan menegah (TM) dan tegangan tinggi (TT/TET).

Tujuan PDKB

Tujuan dari Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) adalah untuk memperbaiki atau memelihara jaringan listrik tanpa memadamkan listrik, sehingga aktivitas masyarakat tidak terganggu. Ada beberapa keuntungan dari PDKB, baik dari sisi pekerjaan, atau pun dari sisi penjualan energi ke konsumen. Dari sisi pekerjaan, keuntungannya:

  • PDKB dapat ditunda pekerjaan jika tidak selesai dalam 1 hari dan dapat diselesaikan pada esok harinya karena listrik tidak padam.
  • PDKB memiliki peralatan yang lengkap dan aman. Dari sisi penjualan energi, karena tegangan tidak padam maka enegi yang disalurkan akan maksimum dan menghasilkan keuntungan secara finansial perusahaan.
PDKB
Ilustri Pekerjaan Langsung di Tiang Listrik

Peraturan Pemerintah tentang Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan

Berdasarkan Keputusan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Direktur Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor. 291-12/40/600.4/2004 tentang Penetapan Himpunan Ahli Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), “GEMA PDKB” sebagai lembaga sertifikasi kompetensi tenaga teknik bidang distribusi dan bidang transmisi tenaga listrik, sub bidang operasi dan pemeliharaan, Direktur Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi selaku Komisi Akresitasi Kompetensi Ketenagalistrikan.

Pekerjaan bertegangan
Pekerjaan Bertegangan

Metode PDKB

Pekerjaan PDKB pada sistem tegangan tinggi antara 20 kV – 500 kV, menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai dengan tegangan kerja. Pekerjaan ini semua dapat dilakukan dengan metode apa saja dan tergantung dari kondisi lapangan yang mendukung dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Sehingga pada beberapa kesempatan, setiap metode memiliki perbedaan pada waktu dan cara pelaksanaannya.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam melakukan pekerjaan Pekerjaa Dalam Keadaan Bertegangan, setiap metode memiliki beberapa keunggulan dan keuntungan pada kondisi tertentu. Dibeberapa kesempatan, metode-metode ini digabungkan untuk mempermudah dalam melakukan pekerjaan. Metode yang digunakan dalam PDKB antara lain:

Metode Berjarak (Distance Method)

Metode ini menggunakan Tongkat Isolasi (Hot Stick atau Distance Method), yang biasanya untuk jaringan dengan Tegangan Menengah dan Tinggi (Saluran Udara Tegangan Tinggi/SUTT), misalnya jaringan bertegangan 20 kV/kilo Volts -150 kV. Metode berjarak adalah metode yang paling populer dilakukan di Indonesia, semua tim PDKB di PLN bermula dengan melakukan pekerjaan dengan metode ini.

Metode ini adalah pekerjaan PDKB yang dilakukan oleh petugas PDKB (electrician) dengan dilengkapi alat pelindung diri, tangga yang dipasang pada tiang, alat pemanjat tiang, dan menggunakan stick PDKB (hot stick) dengan jarak minimum dari jaringan bertegangan adalah 72 cm (dari : Work On Energined Distribution Line). Biasanya dalam 1 tim PDKB untuk metode berjarak terdiri atas 6-7 orang, dilengkapi dengan kendaraan yang berisi peralatan hot stick, tangga dan peralatan penunjang lainnya. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan menggunakan metode berjarak (distance method) antara lain:

Keuntungan dari metode berjarak adalah:

  • Semua petugas PDKB pada awal mula melakukan pekerjaan di PDKB sudah mengenal metode ini.
  • Dapat melakukan semua pekerjaan yang dekat dengan tiang, walaupun lokasi sulit dicapai kendaraan (contoh: ditengah sawah).

Kekurangan dari metode berjarak adalah:

  • Membutuhkan orang yang lebih banyak dalam melakukan pekerjaan (1 regu minimal 6-7 orang).
  • Peralatan yang dibutuhkan sangat banyak, karena dalam suatu kondisi pekerjaan dibutuhkan peralatan yang cukup banyak (contoh: penggunaan three phase boom).
  • Investasi jangka panjang akan lebih mahal dari pada metode rubber gloves karena lebih banyak dalam penggantian peralatan hampir setiap tahunnya.
  • idak bisa atau sulit sekali melakukan pekerjaan di tengah gawang (atau diantara tiang ke tiang lainnya), contoh : perbaikan konduktor.

Metode Sentuh Langsung (Direct Contact Method)

Metode dengan menyentuh langsung (Direct Contact Method), yang biasanya untuk Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Ultra Tinggi (misalnya jaringan dengan tegangan 230 kV-500 kV).

Metode Rubber Gloves

Metode Rubber Gloves biasanya menggunakan Aerial lift device menggunakan Sarung Tangan Karet (Rubber Glove Method), biasanya untuk jaringan Tegangan Rendah (misalnya 480 Volts – 1500 Volts). Metode Rubber Gloves atau biasanya di PLN sendiri disebut sebagai Metode Sentuh Langsung adalah pekerjaan PDKB yang dilakukan oleh petugas PDKB dengan dilengkapi alat pelindung diri dan melakukan pekerjaan dengan kontak secara langsung dengan saluran udara bertegangan.

Di mana pada pelaksanaannya, petugas menggunakan mobil aerial device dengan satu atau dua keranjang (bucket) dan dilengkapi alat bantu dan stick. Untuk PDKB di tegangan menengah, petugas menggunakan metode ini dengan personil yang diperlukan maksimum adalah 3 orang petugas PDKB dalam tiap regunya.

Metode ini sudah meninggalkan tangga untuk melakukan pemanjatan dan mengurangi penggunaan stick-stick panjang dalam melaksanakan pekerjaannya karena sudah dibantu oleh mobil aerial lift device. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan menggunakan metode berjarak (Distance method) antara lain :

Keuntungan dari Metode Rubber Gloves adalah:

  • Membutuhkan orang yang sedikit dalam melakukan pekerjaan (2-3 orang).
  • Peralatan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode berjarak.
  • Investasi jangka panjang jauh lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan metode berjarak.
  • Jauh lebih aman (low risk), karena selain dilengkapi alat pengaman diri, kendaraan aerial liftnya minimal sudah terisolasi hingga 46 kV (kelas C).
  • Mampu melakukan semua jenis pekerjaan, baik itu pekerjaan yang dekat dengan tiang ataupun pekerjaan yang jauh dari tiang (tengah gawang).

Kekurangan dari Metode Rubber Gloves adalah:

  • Pada posisi jalan yang sempit, kendaraan aerial lift cukup menggangu pada saat melakukan pekerjaan.
  • Untuk tiang atau objek yang agak menjorok kedalam atau yang jauh dari jalan, agak sulit dalam melakukan pekerjaan ini.
  • Tinggi jangkauan, alat terbatas, tergantung tipe dan jenis aerial lift-nya.

Metode Platform

Metode ini adalah metode gabungan antara metode berjarak dan metode ruber gloves. Semua metode tersebut dilaksanakan di PLN. PDKB pada sisi tegangan menengah 20 kV (SUTM) telah dilaksanakan oleh PLN Distribusi se-Indonesia sedangkan PDKB pada sisi tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi (SUTT/SUTET) dilaksanakan PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali tahun 2004.

PLN melakukan evaluasi secara terus menerus atas pelaksanaan PDKB, sebagai bagian dari pembelajaran berkelanjutan. Proses evaluasi terhadap pelaksanaan PDKB dilakukan bersamaan dengan kegiatan konvensi PDKB yang dilaksanakan secara perodik tahunan. Pada Konvensi PDKB dibahas kendala-kendala lapangan dan instruksi kerja (IK).Prestasi yang dicapai 5 tahun terakhir, Tim PDKB mampu menyelamatkan energi listrik rata-rata sebesar 415.196 MWh (setara dengan Rp. 280 miliar) per tahun untuk PDKB TM dan 376.446 MWh (setara dengan Rp 280.4 miliar) per tahun untuk PDKB TT/TET.

Referensi:

Ismara, K. I., & Prianto, E. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan Electrical Safety. Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3
Back to top button