Analisa Ledakan Pipa Gas di Perumahan Cimanggu Residence Bogor
Pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2018 sekitar pukul 12.30 WIB, telah terjadi insiden berupa ledakan gas di dapur konsumen gas PGN di Kota Bogor pada pipa jaringan gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di sebuah rumah milik warga yang beralamat di Komplek Perumahan Cimanggu Residence Blok C2, RT 02/RW 16, Kel. Kedung Waringin, Kec. Tanah Sareal, Kota Bogor.
Informasi dari lapangan menyebutkan bahwa di rumah tersebut terdapat 2 (dua) ekor anjing yang tidak terkurung di dalam kandang dan bebas berkeliaran didalam rumah.
Efek ledakan yang terjadi berdampak cukup besar, yaitu selain merusak rumah di Blok C2, juga telah merusak beberapa rumah yang berada di sampingnya yaitu rumah di Blok C1 dan C3, serta rumah yang berada di belakang rumah Blok C2 yang terletak di luar Komplek Perumahan Cimanggu Residence.

Efek ledakan juga sampai ke rumah di seberang jalan yaitu di Blok BH1 yang mengalami kerusakan pada pintu depan dan samping serta bagian atap/genteng. Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban
jiwa tetapi penghuni rumah dan anjing peliharaannya mengalami luka bakar.
Daftar Isi
Kronologi Kejadian
Ketika sampai di rumah, penghuni rumah Blok C2 mendapat rumahnya dalam keadaan berantakan, khususnya di bagian dapur yaitu kompor terjatuh, selang gas tertarik dan patah. Kondisi dapur yang berantakan tersebut diduga akibat ulah dari dua anjing peliharaannya.
Oleh penghuni rumah, kompor gas yang semula dalam keadaan terbalik dikembalikan ke posisi semula. Selanjutnya, penghuni rumah menyalakan kompor untuk mulai memasak, dan berselang beberapa saat kemudian terjadilah ledakan
Tim Penanggulangan Gangguan (TPG) PGN Bogor menerima panggilan sekitar jam 12.30 WIB bahwa ada ledakan gas di komplek perumahan Cimanggu Residence. TPG menuju ke lokasi.
TPG, TRC-PB BPBD Kota Bogor dan Polisi (plus Puslabfor) tiba di lokasi dan polisi mengamankan lokasi kejadian dengan memasang garis polisi (police-line).
Fakta dan Temuan
Di TKP, investigasi menemukan krancis (keran) pipa gas yang patah. Krancis adalah bagian dari sambungan instalasi pipa gas ke kompor gas.

Terdapat seorang korban, yaitu Ibu pemilik rumah yang mengalami luka bakar di tangan dan wajah.
Keadaan rumah di Blok C2 mengalami kerusakan total, yaitu plafon dan genteng beterbangan, serta kaca jendela pecah. Disamping itu, rumah tetangga di Blok C1 dan C3 yang letaknya bersebelahan juga mengalami kerusakan pada plafon dan genteng.
Demikian juga, rumah di Blok BH1 yang berada didepannya mengalami kerusakan pada sebagian gentengnya. Sekitar 11 (sebelas) buah rumah terkena dampak akibat ledakan tersebut, dengan tingkat kerusakan dari ringan hingga berat.
Pemasangan instalasi pipa sebelum meteran gas (upstream) dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab PGN. Sedangkan, pemasangan instalasi pipa setelah meteran gas (downstream) dilakukan oleh instalatur yang terdaftar di PGN, bersamaan dengan pembangunan perumahan.
Pipa downstream ini menjadi tanggung jawab pelanggan. Instalasi pipa tertanam di dalam tembok sehingga tidak dapat dilakukan inspeksi.
Hasil wawancara dengan salah seorang konsumen/ pelanggan PGN yang tinggal di rumah Blok BH1, menjelaskan bahwa PGN belum pernah melakukan penyuluhan tentang SOP dan KK instalasi pipa gas kepada konsumen
PGN juga tidak memberikan persyaratan spesifikasi suku cadang instalasi gas (misalnya krancis) kepada konsumen
Analisa kejadian dan penyebab
Penyebab langsung
- Ledakan diperkirakan terjadi akibat akumulasi gas yang mencapai tingkat flammable range, yang kemudian terpicu oleh pemantik kompor yang dinyalakan oleh penghuni rumah. Flammable range tercapai karena terjadi akumulasi gas di dalam ruangan tertutup (terutama dibagian dapur) yang disebabkan oleh aliran gas yang cukup tinggi keluar dari instalasi pipa yang sudah tidak tertutup
krancis selama beberapa jam. - Hal ini terbukti dari catatan meteran gas pada tanggal kejadian yaitu dalam waktu kurang lebih 1 jam, volume gas di rumah TKP telah bertambah sekitar 11 m3 (posisi volume 460 m3 dikurangi 449 m3). Jumlah volume ini lebih besar dari volume dapur yang hanya 8.190 m3 (PxLxT: 1.8m x 1.75m x 2.6m). Volume pemakaian gas perbulan di rumah TKP biasanya sekitar 16 m3 (posisi volume 449 m3 dikurangi 433 m3)
- Terjadi bombing/blast effect yang ditimbulkan oleh proses ledakan yaitu ditandai dengan dampak kerusakan pada sejumlah rumah sekitarnya yang sangat luas akibat gelombang getaran yang cukup
besar.
Analisa penyebab dasar
- PGN tidak mempunyai persyaratan dan standar teknis khusus untuk jenis krancis yang harus digunakan di kawasan perumahan. Akibatnya konsumen bebas memilih jenis krancis yang ada di pasar jika krancis instalasi di rumah rusak. Krancis dengan kualitas yang rendah rentan/mudah patah karena tekanan/tarikan.

- Diduga telah terjadi proses crack /retakan yang cukup lama pada krancis. Hal ini terlihat pada bekas patahan krancis ada bagian yang berwarna hitam, yang mengindikasikan bagian logam ini telah bereaksi dengan oksigen (O2).
- Juga terlihat ada patahan yang berwarna putih, artinya bagian ini belum bereaksi dengan oksigen (O2). Diduga bagian ini merupakan patahan baru yang terjadi akibat tarikan karena jatuhnya kompor gas.
- Terhadap keseluruhan instalasi pipa gas yang terpasang di perumahan, PGN tidak mempunyai
persyaratan pengamanan di luar rumah, seperti isolation valve yang bisa ditutup jika penghuni keluar meninggalkan rumah untuk waktu lama. - Sosialisasi yang kurang memadai dari pihak PGN yaitu terbukti dari pengakuan konsumen yang merasa tidak mendapatkan penyuluhan. Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan kurangnya kompetensi konsumen dalam hal K3 terhadap instalasi gas PGN di rumah-rumah, konsumen kurang mengenali risiko bahaya gas walaupun gas sudah diberi pembau jenis THT (Tetra Hydro Thiopene – (CH2)4S), dan kurangnya perhatian konsumen tentang masalah perawatan (maintenance) instalasi gas yang terpasang di rumah.
- Kurangnya kepedulian manajemen terhadap konsumen oleh PGN (Customer Care Management), terlihat dari tidak tercantumnya ketegasan fungsi yang bertanggungjawab terhadap edukasi konsumen.
- Kurangnya pengawasan dan pengendalian oleh PGN terhadap instalatur terdaftar PGN sebagai pihak ketiga yang bertanggung jawab terhadap kelayakan instalasi gas di sisi pelanggan.
- Strategi pemasaran gas alam oleh PGN yang kurang tepat dengan mempromosikan bahwa gas alam (methana) adalah bahan bakar yang sangat aman. Hal ini menyebabkan konsumen menjadi kurang peduli terhadap risiko kebakaran dan ledakan dari gas alam ini.
Pembelajaran & Rekomendasi
Instalasi gas mengandung risiko sehingga perlu dilakukan upaya pembinaan Keselamatan Migas bagi para pengguna gas, antara lain:
- Melakukan analisa risiko untuk pemasangan instalasi pipa gas di kawasan perumahan yang mencakup penggunaan suku cadang standar SNI dan petunjuk pengamanan instalasi.
- Memberikan edukasi kepada konsumen khususnya tentang aspek keselamatan dan perawatan (maintenance) dari instalasi pipa gas di rumah tangga, beserta langkah penanggulangan bila ditemukan suatu kondisi abnormal (seperti bau gas dll)
- Membuat penegasan mengenai tugas dan tanggung masing-masing organisasi dan fungsi yang terkait, terutama mengenai aspek keselamatan kerja
Sumber : Atlas Keselamatan Migas Volume 3