TEMAN SEHAT: Manajemen TBC di Tempat Kerja
Pada 24 Maret kemarin diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Dunia dimana peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran semua orang bahwa TBC perlu ditangani dengan serius.
“Tidak semua orang akan mengalami TBC tapi semua orang memiliki risiko untuk tertular TBC.” Mengapa demikian? Tuberkulosis dapat menular melalui
Bagaimana manajemen pengelolaan Tuberkulosis (TBC) di tempat kerja? Lakukan TEMAN SEHAT
Langkah Penanganan “TEMAN”:
- TEmukan pekerja penderita tuberkolosis
- Melakukan pengobatan pada karyawan tuberkolosis
- Ajukan program kembali kerja
- Negosisasi jenis pekerjaan saat kembali kerja
Temukan Pekerja Penderita Tuberkulosis (TBC)
Temukan karyawan yang bergejala tuberkulosis (TBC) di tempat kerja melalui pemeriksaan kesehatan awal, pemeriksaan kesehatan berkala maupun pemeriksaan kesehatan khusus pada kelompok pekerja yang berisiko TBC. Selain itu, kita dapat melakukan pelacakan kontak erat antara pekerja dengan pasien tuberkulosis (TBC). Penemuan kasus tuberkulosis (TBC) ini dapat dilakukan mandiri oleh perusahaan atau bekerja sama dengan fasilitas layanan kesehatan terdekat yang bersedia.
Kemudian, lakukan diagnosis terhadap karyawan dengan penyakit tuberkulosis (TBC) dengan 7 langkah diagnosis PAK. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan penyakit tuberkulosis (TBC) yang diderita karyawan.
ilustrasi TBC di tempat kerja
Melakukan Pengobatan Pada Karyawan Tuberkulosis (TBC)
Memberikan pengobatan kepada karyawan ke klinik perusahaan atau fasilitas layanan kesehatan terdekat (puskesmas atau rumah sakit) yang memfasilitasi pengobatan tuberkulosis (TBC). Pengobatan ini dapat dipantau perkembangannya oleh fasilitas kesehatan berkolaborasi dengan pihak perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan mendapatkan pengobatan yang tepat. Pekerja dengan kasus tuberkulosis (TBC) aktif disarankan untuk diberi cuti selama 2 minggu pada tahap pengobatan awal untuk mengurangi risiko penularan.
Ajukan Program Kembali Kerja
Pekerja dengan hasil pemeriksaan sputum negatif dan tidak menularkan berdasarkan penilaian kelaikan kerja oleh dokter perusahaan atau dokter yang menangani maka dapat kembali bekerja. Selain itu perlu dipertimbangkan jenis pekerjaan yang dilakukan saat karyawan kembali bekerja sehingga tidak memperparah kondisi kesehatan pekerja atau memicu penularan kepada pekerja lainnya.
Negosiasi Jenis Pekerjaan Saat Kembali Kerja
Karyawan dengan tuberkulosis (TBC) harus dipastikan dapat melakukan pekerjaannya tanpa membahayakan diri sendiri atau lingkungan kerja, tidak mengganggu proses pengobatan. Beberapa jenis pekerjaan yang sebaiknya dihindari yaitu pekerjaan berkenaan dengan bahan kimia, proses kerja yang menghasilkan debu, pekerjaan dengan risiko tergores atau tertusuk benda tajam.
Selain penanganan tentu diperlukan pencegahan agar kasus tuberkulosis (TBC) di tempat kerja tidak meningkat, yaitu dengan “SEHAT”:
- Serukan komitmenn pengendalian TBC
- Edukasi Hotline TBC
- Amati Lingkungan Kerja
- Tentukan Alat Pelindung Diri dan Vaksin
Serukan Komitmen Pengendalian TBC
Komitmen manajemen yang jelas sangat berperan dalam hal ini sehingga dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak agar program pencegahan TBC di tempat kerja dapat berjalan dengan baik. Komitmen pengendalian TBC di tempat kerja minimal memuat kebijakan, program kerja pengendalian TBC dan penghapusan stigma serta diskriminasi pada pekerja penderita TBC.
Edukasi dan Hotline TBC
Memberikan edukasi terkait TBC sangat penting sebagai langkah awal menginformasikan kepada seluruh karyawan terkait TBC. Edukasi yang diberikan diantaranya berupa penerapan budaya PHBS, etika batuk, peningkatan daya tahan tubuh, dampak penyakit penyerta terhadap tuberkulosis, dsb.
Penyediaan hotline atau layanan TBC dapat dilakukan dengan kerja sama antara pihak perusahaan dengan klinik perusahaan atau fasilitas layanan kesehatan terdekat (puskesmas dan rumah sakit) dalam menangani kasus TBC pada karyawan.
Amati Lingkungan Kerja
Pastikan lingkungan kerja memiliki sarana ventilasi yang baik sesuai standar.
Tentukan Kebutuhan Alat Pelindung Diri dan Vaksin
Apabila diperlukan APD bagi karyawan TBC seperti masker maupun face shield maka perlu dipertimbangkan. Selain itu perlu dipertimbangkan program pemberian vaksin hepatitis B kepada karyawan sebagai bentuk pencegahan dari penularan TBC.
Referensi:
Kementerian Ketenagakerjaan. Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerja: 2022. Jakarta
Panduan Pengendalian Tuberkulosis di Tempat Kerja. 2022. tbindonesia.or.id
TAHU TB: Panduan Pengendalian Tuberkulosis Di Tempat Kerja. 2020. yki4tbc.org