Essay K3Kompetensi K3

6 Pelajaran dari ASSE untuk HSE Indonesia

10 Juli 2015 lalu, sebuah pabrik kosmetik di Kabupaten Bekasi terbakar. Kejadian tersebut menewaskan 22 karyawan di pabrik tersebut. Padahal, pabrik tersebut baru beroperasi 1 bulan saja dan beberapa hari lagi pabrik akan diliburkan untuk menyambut Hari Raya. Sampai saat ini belum jelas penyebab dan kronologis kecelakaan kerja yang masuk dalam kriteria katastropik itu.

Kecelakaan ini menjadi puncak Gunung Es dari buruknya kondisi Keselamatan Kerja di Indonesia. Pada tahun 2012, Jamsostek mencatat 9 kematian Pekerja Indonesia setiap harinya. Padahal, Jamsostek hanya melindungi total 30% dari seluruh pekerja Indonesia. Ini berarti angka kematian pekerja Indonesia sebenarnya bisa menembus hingga 3 kali lipat dari angka yang Jamsostek catat. Belum lagi masalah UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang belum diamandemen. UU ini hanya mengganjar pelanggar Norma Keselamatan Kerja dengan uang maksimum 100 ribu saja.

Kejadian yang lebih buruk dari kecelakaan di atas terjadi di Amerika Serikat pada tahun 25 Maret 1911. Sebuah kebakaran menyelimuti Pabrik Garmen Triangle Shirtwaist. Pada saat kejadian, pintu-pintu Gawat darurat dikunci dan pintu akses sangatlah terbatas. Mereka hanya memiliki 27 ember air untuk memadamkan api yang sudah menyelimuti pabrik. Tragedi ini menelan 146 korban meninggal.

Tragedi ini mengingatkan dan menampar banyak orang atas pentingnya Keselamatan dan Kesehatan di tempat kerja. Salah satu pihak yang paling tertampar adalah para Inspektur dari United Association of Casualty Inspectors. Mereka kemudian membuat American Society of Safety Engineers (ASSE).

ASSE terbentuk pada 14 oktober dengan anggota dari para profesional yang memiliki kepeduliaan terhadap keselamatan pekerja. Organisasi ini menjadi Organisasi Profesional Keselamatan Kerja yang tertua bahkan salah satu yang terbaik di seluruh dunia.

Di Indonesia, banyak organisasi profesional keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L). Dari banyak organisasi tersebut, sedikit yang konsisten untuk memberikan kontribusi atau hanya untuk bertahan. Kabar baiknya, kini harapan baru untuk melihat organisasi profesional K3L yang kontributif dan konsisten muncul. Harapan baru itu bernama HSE Indonesia.

Belajar dari ASSE

HSE Indonesia adalah organisasi Para Profesional yang bergerak dalam bidang K3L. HSE Indonesia merupakan organisasi yang diawali dari diskusi-diskusi maling list, berkembang menjadi diskusi whats app dan kemudian menjadi sebuah organisasi di tahun 2014.

Sebagai organisasi baru, HSE Indonesia dapat belajar dari organisasi sejenis di Negara lain yang sudah banyak melakukan kontribusi untuk menyelamatkan pekerja. Contoh yang paling baik dijadikan contoh adalah ASSE. Kehadiran ASSE memberikan manfaat tidak hanya untuk warga Amerika Serikat tetapi juga untuk warga dunia.

Setidaknya terdapat 6 Pelajaran Penting dari ASSE untuk HSE Indonesia dalam membudayakan K3LH di Indonesia.

Gambar 1. Logo ASSE

clip_image001Sumber: http://www.picsauditing.com/blog/2013/06/asse-launches-new-risk-assessment-institute/

  1. Jaringan Profesional Safety yang luas

Anggota adalah nyawa dari sebuah organisasi. Tak mungkin sebuah organisasi bisa berkembang tanpa adanya anggota. Di tangan anggotanya lah, sebuah organisasi bisa maju atau malah bisa mundur.

HSE Indonesia meskipun baru 1 tahun berdiri tetapi telah mampu membuat 30 regional di seluruh Indonesia. Ratusan bahkan ribuan profesional Keselamatan Kerja Indonesia ada dalam Grup HSE Indonesia. Mereka tersebar di seluruh Kepulauan Indonesia dengan berbagai macam latar belakang pendidikan dan profesi.

Berbeda dengan HSE Indonesia, ASSE hanya beranggotakan 62 orang inspektur di awal kelahirannya. Bahkan, 10 tahun setelah kelahirannya, keanggotaan ASSE hanya berjumlah 2500 orang. Namun kini, keanggotaan ASSE berkembang pesat. Tercatat lebih dari 35 ribu Praktisi K3L sebagai anggota ASSE. Tak hanya itu, keanggotaan ASSE tersebar di 80 negara seperti Meksiko, Arab Saudi, Australia dan Mesir.

  1. Meningkatkan Kompetensi Anggota

Banyaknya anggota tidak berbanding lurus dengan kualitas organisasi. Untuk alasan tersebut, setiap organisasi wajib untuk mengembangkan kompetensi anggotanya.

HSE Indonesia telah mengadakan berbagai pertemuan baik berupa kopi darat ataupun seminar. Acara ini ditujukan sebagai sarana bertukar informasi dan juga sebagai alat untuk meningkatkan kompetensi anggotanya.

about-stock-photoGambar 2. Anggota ASSE

Sumber: http://www.asse.org/about/

Di tahun 1967, ASSE sudah berfikir cara untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan anggotanya. Sebuah panitia pun ditunjuk oleh ASSE untuk melakukan pencarian terkait dengan metode dan program uji dan sertifikasi yang dibutuhkan. 2 tahun kemudian Board of Certified Safety Professionals (BCSP) resmi dibentuk. Kini, sertifikasi ASSE yang bernama Certified Safety Professional (CSP) telah menjadi tanda kemampuan seseorang di bidang keselamatan kerja. Sertifikasi ini juga telah diakui oleh dunia internasional.

  1. Memperjuangkan Pembentukan Regulasi

Di Indonesia, regulasi sepenuhnya diinisiasi oleh pemerintah. Para Profesional K3 sebenarnya senang jika ada regulasi terkait dengan K3L yang baru karena akan ada tambahan pedoman untuk menerapkan prinsip K3 di tempat kerjanya. Namun, kenyataanya regulasi Indonesia masih dirasa kurang dibandingkan dengan banyaknya angka kecelakaan yang ada.

Di Amerika Serikat, ASSE mampu untuk memperjuangkan Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pertama di Amerika Serikat. Occupational Safety and Health Act diresmikan di Bulan Desember tahun 1970 setelah sejak 1968 diperjuangkan oleh ASSE. Undang-undang inilah yang menjadi Payung Legal utama dalam perlindungan nyawa Pekerja di Amerika Serikat. Undang-undang ini juga yang membangun Occupational Safety and Health Administration (OSHA) and the National Institute for Occupation Safety and Health (NIOSH).

  1. Membangun Standar Keselamatan Kerja yang berkelas dunia

Banyak diskusi-diskusi di Milist HSE Indonesia yang mempertanyakan standard keselamatan kerja. Standard yang ditanyakan mulai dari cara membuat Penilaian Resiko, jumlah APAR dalam suatu ruangan hingga menentukan Safety Integrity Level dalam suatu sistem.

Sayangnya, jawaban-jawaban yang diberikan oleh Praktisi Senior kebanyakan adalah Standard luar negeri. Hal ini bukan disebabkan tidak cinta Indonesia namun karena tidak adanya standard yang ditanyakan di Indonesia.

Ketika baru berdiri dulu, para anggota ASSE pun tidak memiliki standard dalam implementasi program K3. Namun, mereka tidak merasa tantangan tersebut sulit. Justru ASSE lah yang kemudian menciptakan banyak standard yang banyak dipakai di seluruh dunia.

Pada tahun 1935, ASSE telah membuat standard baru (Thresshold Limit Value) untuk Karbon Tetraklorida dan Zat Kimia lain. Kini, ASSE adalah sekertarat untuk 11 panitia American National Standard Institute (ANSI) yang bertanggung jawab untuk lebih dari 100 Standard Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Anggota ASSE juga bekerja untuk lebih dari 40 panitia Standar K3 termasuk 3 orang bekerja untuk International Organization for Standardization (ISO).

  1. Menciptakan jurnal keselamatan kerja

Penelitian adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penelitian yang baik dapat didokumentasikan dalam bentuk jurnal agar masyrakat dan profesional yang lain dapat mengambil pelajaran dari penelitian.

Di Indonesia, penelitian terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebenarnya sudah banyak. Buktinya, setiap tahun ratusan Mahasiswa lulus dengan tugas akhir di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun, tugas akhir yang dibuat justru harus dikunci dengan rapat di perpustakaan dan sedikit yang bisa dipublikasikan dalam bentuk jurnal.

Di Amerika, ASSE sudah mulai menciptakan Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja sejak tahun 1956. Jurnal tersebut bernama Journal of the American Society of Safety Engineers. Pada tahun 1974, Jurnal ASSE berubah nama menjadi Profesional Safety. 5 tahun setelahnya, lebih dari 100 bagian ada dan keanggotan mencapai hingga 15.500 anggota dengan dana mencapai $1 Juta.

  1. Melibatkan masyarakat

Keselamatan kerja tidak melulu milik pekerja. Masyarakat pun perlu dilibatkan dalam bagian program keselamatan dan Kesehatan Kerja. Mereka harus mengajak anggota keluarga mereka yang berstatus pekerja agar bisa bekerja dan kembali dengan selamat.

HSE Indonesia, dalam peringatan ulang tahunnya, sudah sangat baik mengadakan berbagai macam lomba. Salah satunya adalah lomba mewarnai K3LH Online yang dapat diikuti oleh anak-anak anggota HSE Indonesia.

ASSE juga memiliki agenda serupa bertajuk Lomba Poster Internasional Tahunan ASSE Kid’s “Safety on the Job”. Lomba ini dapat diikuti oleh anak 5-14 tahun oleh anak-anak anggota ASSE di seluruh dunia. Lomba ini diklaim sebagai alat ASSE untuk mengedukasi anak-anak terkait dengan K3L.

HSE Indonesia harus terus berkontribusi dengan berbagai macam program untuk membuat Indonesia yang lebih aman dan selamat. HSE Indonesia, Bersama Pasti Bisa!

*)Tulisan ini berhasil menjadi Juara 1 Lomba Essay HUT HSE Indonesia dan dimuat dalam majalah IndoSafety

Daftar Pustaka

American Society of Safety Engineers. (2015). History. Retrieved September 8 , 2015, from The American Society of Safety Engineers: http://www.asse.org/about/history/

Setiawan, D. (2013, Februari 28). Naker. Retrieved September 8, 2015, from Antaranews: http://www.antaranews.com/berita/360749/jamsostek-setiap-hari-9-meninggal-karena-kecelakaan-kerja

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3

2 Comments

  1. Saya setuju pak. UU 1 No. 1970 di amandemen.. karena sudah tidak relevan lagi… untuk menjadi anggota HSE Indonesia bagaimana ya pak ? karena saya baru untuk bidang K3ll ini. Terima kasih

Leave a Reply

Back to top button