6 Tips untuk Bertahan dari Serangan Teroris
Satu hari setelah terror di Sarinah 14 Januari 2016 lalu, saya menyempatkan diri untuk mengurus keperluan pribadi pada 2 kantor penting pemerintahan. Persis di pintu masuk kantor pemerintahan tersebut terdapat gerbang detektor logam yang berfungsi untuk mengidentifikasi kemungkinan terorisme secara dini.
Pertama, saya ke kantor pemerintahan di Jakarta Selatan, saya pun melangkah masuk dengan melewati gerbang detektor. Kabar baiknya, detektor itu dapat mendeteksi keberadaan metal pada sabuk dan jam tangan saya, namun kabar buruknya, tidak ada reaksi apapun yang dilakukan oleh 3 orang petugas yang berjaga di depan. Ketika saya tanya saya harus bagaimana, saya masih tetap diperbolehkan masuk oleh mereka.
Urusan di kantor pemerintahaan yang pertama pun selesai sebelum makan siang, saya pun bergegas ke kantor pemerintahan selanjutnya di Jakarta Pusat. Persis seperti di tempat sebelumnya, detektor berhasil mendeteksi metal namun saya tetap diperbolehkan masuk.
2 kejadian ini membuat saya miris. Betapa tidak, hanya selang 1 hari setelah kejadian terror di sarinah, tidak ada peningkatan pengamanan yang berarti setidaknya di 2 kantor pemerintahan yang saya kunjungi itu. Semua pengunjung diperbolehkan masuk, meski detektor sudah memperingatkan akan metal yang dibawa oleh pengunjung. Padahal, di tempat yang saya kunjungi ini, banyak juga berseliweran warga negara asing.
Saya yakin banyak yang belum tahu bagaimana harus bereaksi ketika ada ancaman teroris, untuk itu saya membagikan 6 Tips untuk Bertahan dari Serangan Teroris yang saya sarikan dari situs nbc24.com.
- Lihat sesuatu, katakan sesuatu
Banyak ahli keamanan yang selalu berkata bahwa “Jika Anda melihat sesuatu, maka katakanlah sesuatu” (If you see something, say something). “Sesuatu” di sini berarti adalah sebuah hal yang mencurigakan dan dapat menjadi ancaman bagi publik.
Lankford memberikan contoh kepada seorang Unabomber (pengebom sendiri), yang tertangkap karena adiknya mengenali sesuatu yang mencurigakan dan kemudian ia memberitahu pihak yang berwajib. Kadang sahabat, keluarga, dan tetangga memiliki informasi yang lebih lengkap ketimbang para penegak hukum.
Prinsip ini juga dapat diterapkan di internet. Teroris dapat memberikan komentar sesuai dengan kepercayaannya dan membuat ancaman online, komentar online seperti itu harus dianggap serius dan dilaporkan atau diberikan tanda (flagged).
Media juga melaporkan bahwa teroris mungkin dapat menggunakan video games untuk berkomunikasi secara online sehingga para gamers juga dituntut untuk mengawasi percakapan yang mencurigakan.
Sumber: http://www.huffingtonpost.com/2013/04/16/denver-police-encourage-v_n_3093922.html
- Jangan meremehkan
Para ahli setuju bahwa meremehkan aktivitas yang mencurigakan adalah masalah yang jauh lebih besar daripada berlebihan dalam reaksi.
“Tentua, berlebihan dalam bereaksi adalah sebuah masalah,” kata Lankford, “Tetapi manusia justru lebih mengarah ke meremahkan masalah”
Orang-orang mungkin berasumsi bahwa terdapat alasan yang masuk akal untuk sesuatu yang terlihat mencurigakan untuk mereka, atau mereka merasa terhadang untuk ikut terlibat, tetapi keputusan yang terbaik adalah membiarkan polisi untuk memutuskan apakah kecurigaan yang kita rasakan benar adanya.
Penegakan hukum mungkin mengatakan informasi yang Anda berikan tidak relevan atau membuat sedikit ketidaknyamanan, tetapi para ahli berkata bahwa lebih baik tetap memberitahu mereka jika ada apapun yang terlihat mencurigakan.
“Saya yakin, langkah pertama Anda adalah untuk mengerti seperti apakah perilaku yang mencurigakan, lalu melihat sesuatu yang mencurigakan, kemudian tahu kepada pihak siapa harus melaporkan” kata Melanie Pearlman, Eksekutif Direktur Lab Pembelajaran Pendidikan Penanggulangan Terorisme di Amerika Serikat.
- Percaya pada firasat
Beberapa orang kadang melakukan penilaian resiko di alam bawah sadar mereka dalam situasi yang berpotensi bahaya. Contohnya adalah apabila Anda melihat ada aktivitas mencurigakan di tempat parkir mobil, Anda cenderung akan memilih tempat lain untuk parkir atau memanggil keamanan untuk pendampingan.
Para ahli mengatakan, jangan membuang insting itu, justru itu dapat mencegah sebuah serangan terjadi.
.Ketika seseorang tidak yakin apa yang sedang terjadi, mereka kadang membuat kesalahan dengan tetap di sekitar area atau mendekat untuk mencari tahu apa yang terjadi.
“Jika Anda merasa ada yang salah dengan suatu hal, segera keluar dari area tersebut,” kata Gundry, wakil presiden untuk proyek khusus Jasa Intervensi Kritis.
- Tahu jalan keluar
Seperti dalam teater dan pesawat, sangat penting untuk mengetahui di mana jalan keluar yang ada. Jika memungkinkan, Anda dapat mencari tahu bagaimana caranya agar Anda dan keluarga Anda keluar jika ada sesuatu yang buruk terjadi.
Ketika serangan terjadi, perbedaan antara hidup dan mati dapat hanya ditentukan dalam detik-detik pertama, menurut Gundry.
“Orang-orang yang menyadari adanya bahaya dan cenderung mengambil aksi untuk tetap bertahan.”
Dalam prinsip yang lebih luas, sangat bijak untuk memiliki rencana dan bersiap untuk bahaya apapun. Para ahli mencatat bahwa risiko akan semakin tinggi dalam kondisi penembakan dan penyekapan. Sebuah serangan terhadap gardu listrik atau bangunan penting dapat membuat kondisi timpang, namun efek yang sama dapat terjadi akibat dari bencana alam.
“Untuk memberikan dampak kepada masyarakat modern, tidak harus menjadi orang yang menembak orang lain” kata Gundry.
- Lari, bersembunyi, melawan
Dalam keadaan penembak aktif berada dalam tempat kita, hal pertama yang harus kita lakukan adalah tidak panik. Kemudian kita harus memahami 3 prinsip dalam keadaan ini: lari, bersembunyi atau melawan.
Lari, adalah prioritas pertama apabila penembak ada di sekitar kita dan arah untuk evakuasi aman. Lari lah dengan yakin meskipun yang lain tidak menyetujui keputusan Anda. Tinggalkan barang bawaan Anda di tempat dan pastikan jalur yang ada lalui untuk evakuasi aman dalam jangkauan serangan. Ketika sudah di luar, segeralah telepon pihak yang berwajib dan pastikan tidak ada orang yang masuk ke dalam area serangan.
Bersembunyi, adalah tindakan yang harus dilakukan ketika memang tidak tersedia jalur evakuasi yang aman. Anda bisa bersembunyi di dalam ruangan dengan pintu yang sudah terkunci dan lampu yang sudah dipadamkan. Anda juga bisa bersembunyi di lemari yang besar. Pastikan telepon genggam Anda sudah dalam mode sunyi dan segera telepon pihak yang berwajib.
Melawan, ada tindakan terakhir yang dapat diambil dalam kondisi serangan. Tentunya, kita tidak bisa melawan tanpa rencana. Melawanlah secara berkelompok, ambil posisi ketika penyerang tidak dapat menyerang kita, gunakan alat-alat sekitar untuk menyerang dan selalu komitmen terhadap rencana yang ada.
Berikut adalah Video dari FBI tentang Lari, Bersembunyi dan Melawan (Run,Hide and Fight)
- Hidupi hidup Anda
Kita tidak akan tahu kapan serangan teroris akan terjadi. Serangan Paris membuktikan bahwa teroris tidak selalu menarget pada landmark atau lokasi strategis suatu daerah. Sebuah serangan ke restoran atau teater secara acak mungkin dapat lebih efektif dalam membuat rasa takut dan panik, jadi tetap menjauh dari area popular dan populasi tinggi tidak menjamin terhadap kesealamatan kita.
Namun, janganlah sampai ketakutan mengubah atau membunuh kehidupan normal kita.
Hal ini menjadi masalah besar di Washingtong DC setelah serangan 11 September. Lankford berkata bahwa banyak orang berubah perilakunya menjadi cenderung penakut bahkan ada yang sampai mengalami stress traumatic.
Kita memang harus tetap berhati-hati dalam kondisi sekarang. Namun itu tidak berarti kita harus selalu was-was karena itulah yang diinginkan oleh teroris.
Tetaplah waspada, tetap katakana sesuatu jika melihat sesuatu dan ketahuilah apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.
REFERENSI
Loiaconi, S. (2015, Nov 18). 6 tips for preventing and surviving a terrorist attack. Retrieved Feb 6, 2016, from nbc24: http://nbc24.com/news/nation-world/6-tips-for-preventing-and-surviving-a-terrorist-attack