Aspek OrganisasiEssay K3

Antara Bradley dan Covey dalam Budaya K3

Topik yang sedang hangat dibicarakan oleh para praktisi keselamatan kerja adalah  budaya K3 (safety culture). Konsep tersebut menginginkan bahwa semua pekerja dapat menjadi grup yang homogen dalam menjadikan keselamatan kerja sebagai prioritas utamanya dalam pekerjaan.

Konsep budaya K3 sebenarnya belum jelas didefinisikan oleh para ahli sehingga sulit untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sebuah konsep yang bernama Kurva Bradley sudah jamak digunakan oleh praktisi keselamatan kerja untuk membentuk budaya K3 di tempat kerjanya.

Kurva Bradley adalah sebuah kurva yang menggambarkan peningkatan budaya K3 dalam 4 tahap. Tulisan lebih lengkap dalam Kurva Bradley bisa dilihat di sini.

Gambar 1. Kurva Bradley

Sejarah dari pembuatan Kurva ini adalah seorang plant manager yang bernama Bradley sedang mencari cara untuk bagaimana meningkatkan keselamatan kerja. Ia kemudian membaca sebuah buku karangan Stephen Covey, The Seven Habits of Highly Effective People. Dalam buku ini, Covey mengajukan bahwa manusia dapat berperilaku lebih efektif dengan melalui 3 tahap: tahap dependen, tahap independen, dan tahap interdependen.

Gambar 2. Tahap-tahap meningkatkan efektifitas manusia dalam 7 habits of highly effective people

Sumber : http://www.change-management-coach.com/stephen-covey.html

Bradley kemudian mengadopsi label dalam buku terkenal Stephen Covey tersebut menjadi tahap peningkatan dalam Budaya K3. Bradley percaya bahwa penggunaan tahap dalam Buku Stephen Covey akan memiliki korelasi untuk penurunan lagging indicator seperti tingkat kecelakaan yang dapat dicatat (recordable rate).

Covey berpendapat bahwa seseorang tidak bisa untuk berkontribusi dalam sebuah kelompok tanpa sebelumnya mengembangkan kemampuan untuk memiliki fungsi secara independen. Sehingga, seseorang harus menjadi independen sebelum mampu untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan personel lain yang juga memiliki fungsi secara independen. Hasil dari penggabungan personel yang independen akan membentuk sebuah kelompok interdependen. Pada tahap ini, manusia dapat mengambil keuntungan dari manusia lain tanpa harus bergantung atau menghilangkan peran orang lain.

Karena Covey membicarakan individu dan Bradley membicarakan kelompok, terdapat sebuah asumsi dasar dari Bradley bahwa individual dalam grup melalui tahap-tahap ini dalam jangka waktu yang sama. Asumsi ini didukung dengan asumsi dasar lain yang lebih samar menyatakan bahwa individu dalam sebuah kelompok melakukan hal tertentu untuk melakukan perkembangan antar tahap.

Namun sebenarnya konsep dari Covey tidak seperti Bradley yang memandang peningkatan antar tahap sebagai sebuah tujuan. Covey justru memandang tahap-tahap tersebut sebagai sebuah hasil dari pelaksanaan 7 kebiasaan (seven habits).

Membuat Lagging menjadi Leading

Dalam terminology keselamatan kerja, indikator peningkatan tahap dalam Kurva Bradley merupakan lagging indicator (Indikator belakang, contoh: tingkat kecelakaan kerja dan fatality rate). Hal yang mempengaruhi dari lagging indicator ini adalah adopsi dari seven habits.

Covey mendefinisikan pembentukan kebiasaan ini dalam 3 elemen: pengetahuan, keterampilan, dan kemauan. Ini mengindikasikan bahwa sebuah organisasi yang ingin meningkatkan budaya K3 sesuai dengan tahap yang dirumuskan oleh Covey harus melakukan: identifikasi kebiasaan yang membuat usaha keselamatan efektif, memberikan pengetahuan kepada pekerja untuk melakukan kebiasaan itu, melatih pekerja agar mendapatkan kemampuan untuk melakukan kebiasaan itu. Ketiga elemen ini bisa menjadi sebuah Key Process Indicators (KPI) dari K3.

Miskonsepsi paling umum dari pemimpin organisasi tentang Kurva Bradley dan pendekatan lain untuk meningkatkan budaya K3 adalah memandang pembentukan karakteristik tertentu untuk budaya K3. Jika kita melihat efektifitas sebagai sebuah karakter, Covey mungkin akan setuju. Manusia efektif adalah seseorang yang dapat dan melakukan pekerjaan dengan baik.

Gambar 3. Ilustrasi penghargaan setelah pekerjaan diselesaikan dengan baik

Sumber : http://nrgengineering.com/issues-faced-by-safety-personnel-and-how-to-overcome-them/

Covey mengajukan 7 kebiasaan ini yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efektifitas keselamatan kerja dan efektifitas keseluruhan. Pikirkan cara bagaimana mengaplikasikannya dalam K3 .

  • Menjadi proaktif – Keselamatan kerja secara historis menggunakan prinsip reaktif, yaitu menunggu kecelakaan terjadi baru melakukan perbaikan. Prinsip proaktif sangat diperlukan untuk belajar sebelum terjadinya kecelakaan sehingga kecelakaan bisa dicegah.
  • Memulai dari apa yang dituju – Keselamatan kerja lebih cenderung untuk menghindari kegagalan daripada mencapai kesuksesan. Baiknya, keselamatan kerja dilihat dari hal yang diinginkan yaitu mencapai keselamatan bukan dimulai dari sesuatu yang tidak diinginkan yaitu mencegah kecelakaan.
  • Meletakkan hal penting sebagai hal utama – Banyak hal yang kita lakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja sebenarnya hanya memiliki dampak kecil atau malah tidak berdampak sama sekali untuk meningkatkan tahap Budaya K3. Merumuskan tingkat prioritas adalah hal yang sangat penting bagi semua usaha keselamatan kerja.
  • Berpikir menang-menang (win-win) – sering keselamatan kerja bertarung dengan manajemen dalam program-program tertentu. Hal ini tidaklah baik, kita harus bisa melakukan usaha kolaboratif untuk keuntungan semua orang.
  • Mengerti untuk dimengerti – Banyak program keselamatan kerja yang tidak memiliki dampak mengguntungkan bagi pekerja. Ketika suara pekerja benar-benar didengar, kebutuhan dari pekerja dapat dimengerti dengan baik. Keselamatan kerja dapat memberikan pekerja apa yang mereka butuhkan daripada apa yang pemimpin pikir mereka butuhkan.
  • Sinergisasi – Interdependensi tanpa sinergi yang baik dapat menjadi berbahaya. Kita tak hanya membutuhkan saling interaksi, tapi interaksi tersebut harus bermanfaat bagi keuntungan individu.
  • Mengasah gergaji – Jika kita hanya menggunakan gergaji tanpa mengasahnya, kita akan semakin cepat lelah karena berusaha semakit sulit dengan hasil potong yang juga semakin berkurang. Dalam keselamatan kerja, kita harus fokus dalam pengaruh positif dan tak hanya performa harian.

covey

Gambar 4. Buku 7 Habit Stephen Covey

7 kebiasaan tersebut adalah yang diajukan Covey dan kemudian dijadikan inspirasi oleh Bradley. Progres antar tahap bukanlah sebagai sebuah tujuan, tujuan utamanya adalah membentuk perilaku yang akan menjadi seseorang lebih efektif. Jika keselamatan kerja harus meminjam konsep dari Covey, maka keselamatan kerja harus mengadopsi semuanya dan tidak hanya salah 1 aspek saja untuk memastikan efektifitas benar-benar terbentuk.

REFERENSI

Mathis, T. L., 2016. Behind the Bradley Curve. [Online] Available at: http://ehstoday.com/safety/behind-bradley-curve
[Accessed 19 August 2016].

Baca Tulisan

Agung Supriyadi

HSSE Corporate Manager. Dosen K3. 100 Tokoh K3 Nasional versi World Safety Organization. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3

One Comment

Leave a Reply

Back to top button