Aspek PersonalKompetensi K3

Pengalaman Magang K3 FKM UI

Magang K3 FKM UI

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan salah satu mata kuliah semester 7 di program studi S1 K3 FKM UI. Mata kuliah PBL ini dilakukan pada saat liburan semester 6 menuju semester 7. PBL ini dilaksanakan di daerah Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor selama 34 hari. Mahasiswa S1 K3 dibagi menjadi beberapa kelompok, anggota kelompok dimasing-masing kelompok terdiri dari 9 – 10 orang dan tiap kelompoknya di sebar ke tiap desa yang ada di Kecamatan Babakan Madang.

Kelompok – kelompok tersebut disebar ke tiap desa dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah K3 yang ada di masyarakat. Sehingga harapanya mahasiswa S1 K3 dapat menentukan prioritas masalah K3 di Masyarakat dan menyusun program intervensi yang tepat. Setiap kelompok memiliki Pembimbing Fakultas (PF) sebagai fasilitator dari kampus dan Pembimbing Lapangan (PL) sebagai fasilitator dari puskesmas di desa masing-masing kelompok.

Cerita lain tentang magang K3 bisa dilihat di

Tanggal 12 Juli 2018 mahasiswa S1 K3 diberikan pengarahan oleh pihak Kecamatan Babakan madang. Setelah pengarahan, semua mahasiswa di jemput oleh perwakilan desa untuk diantarkan ke tempat tinggal yang sudah disediakan oleh pihak fakultas. Pada minggu pertama, tiap kelompok melakukan adaptasi dengan warga di desa masing-masing. Pada minggu kedua, tiap kelompok mulai mengambil data sekunder (data puskesmas, data dari kantor desa data dari RW hingga RT) dan data primer (metode wawancara). Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam mengidentifikasi masalah dan menentukan prioritas masalah K3.

Ketika data yang dikumpulkan dirasa sudah cukup, mahasiswa S1 K3 mulai melakukan konsultasi dengan masing-masing pembimbing serta melakukan survey ke lapangan untuk melihat lebih jelas terkait permasalahan yang akan diangkat. Pada proses ini, ilmu yang telah diajarkan di kampus sangat terpakai. Kemampuan dalam mengidentifikasi sebuah masalah dan menentukan masalah mana yang menjadi prioritas sangat dibutuhkan. Jika masalah yang dianggap menjadi prioritas tidak memiliki dasar yang kuat, tentu pembimbing tidak akan mengizinkan kelompok untuk mengangkat masalah tersebut.

Di Desa Sentul terdapat 16.312 jiwa penduduk. 40% dari jumlah penduduknya bekerja di industri pengolahan tepung tapioka. Sistem pengolahannya pun masih sederhana serta penerapan K3 yang seadanya. Hal ini membuat Kelompok 3 (1 dari 6 kelompok K3 yang dibentuk) mengangkat masalah “Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Produsen Tepung Tapioka”.

pengolahan tapioka

pengolahan tapioka S1 K3 FKM UI

Pengolahan tapioka

Pengolahan tapioka

pengolahan tapioka

pengolahan tapioka

Gambaran Keadaan Pengolahan Tepung Tapioka di Desa Sentul

Setelah menentukan prioritas masalah, kelompok 3 mulai menyusun intervensi yang akan dilakukan. Konsultasi serta diskusi bersama para pembimbing, perangkat puskesmas serta desa dilakukan demi terciptanya intervensi yang tepat. Tantangan yang cukup berat dalam mempersiapkan intervensi ialah menentukan tempat pengolahan tepung tapioka yang akan diintervensi. Hal ini dibutuhkan softskill berkomunikasi yang baik, hal ini juga menjadi salah satu modal sebagai ahli K3. Bagaimana seorang ahli K3 dapat menyampaikan sebuah masalah K3 yang belum tentu menurut pemilik perusahaan itu menjadi sebuah masalah ataupun menjadi prioritas masalah di perusahaan tersebut. Untuk mempermudah dalam berkomunikasi, kelompok 3 memberitahu hasil dari wawancara pekerja serta data sekunder yang diperoleh. Hal ini menjadi sebuah dasar kenapa perlu diadakan intervensi di tempat pengolahan tepung tapioka tersebut. Alhasil terdapat 6 tempat pengolahan tepung tapioka, dengan total pekerja 60 orang yang akan di intervensi oleh kelompok 3 dalam waktu 2 hari.

Sebagai alat ukur keberhasilan dari intervensi dibuat pre-post-test. Hal ini dilakukan untuk mengukur apakah pengetahuan para peserta sebelum dan setelah pelaksaan intervensi terdapat peningkatan. Penyajian materi dalam kegiatan intervensi menggunakan beberapa media komunikasi, antara lain slide powerpoint, video terkait cara kerja aman di tempat kerja, serta poster penggunaan perlengkapan kerja, poster cuci tangan, dan poster cara kerja aman. Dengan pengunaan media komunikasi tersebut dapat membantu narasumber dalam penyampaian informasi kepada para pekerja.

Pada kegiatan intervensi terdapat sesi kuis interaktif yang bertujuan agar sasaran primer dan sekunder tidak bosan terhadap kegiatan intervensi. Dalam sesi kuis interaktif, terdapat 10 pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan oleh pembicara dan 10 hadiah bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Kegiatan ini menambah antusiasme dari para pekerja sehingga acara dapat berjalan dengan baik. Setelah intervensi ini dilakukan, tindaklanjut yang dilakukan oleh pihak puskesmas setempat ialah membangun POS UKK dalam waktu dekat. Sebagai salah satu cara untuk memberikan edukasi lebih lanjut mengenai K3 pada industri rumahan pengolahan tepung tapioka di desa sentul.

Sistem belajar dengan cara terjun ke lapangan langsung saat masih berkuliah sangatlah penting, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh selama duduk di bangku perkuliahan, mahasiswa ditantang untuk dapat beradaptasi dengan cepat karena jika lambat dalam beradaptasi mungkin target-target yang sudah ditetapkan tidak dapat tercapai, selain itu mahasiswa dapat mengasah kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang baru yang memiliki background pendidikan yang berbeda. Sehingga harapannya jika sudah menjadi sarjana, ilmu serta keterampilan yang diperoleh semasa kuliah menjadi bekal para mahasiswa S1 K3 FKM UI untuk mampu bersaing dengan para sarjana dari kampus lain.

magang k3 fkm ui

magang K3 FKM UI

magang K3 fkm ui

Kegiatan Berkunjung ke Puskesmas, Kantor Desa, Klinik Setempat, Rumah Ketua RW, RT dan Wawancara Pekerja untuk Mencari data dalam Menentukan Prioritas Masalah

Kegiatan Konsultasi dengan Pembimbing Fakultas (PF) dan Pembimbing Lapangan (PL)

Kegiatan Intervensi di Desa Sentul

poster K3 dari K3 FKM UI

Poster Ergonomik

Pemasangan Poster dan Spanduk di Tempat Pengolahan Tepung Tapioka

Baca Tulisan

Khaerani Suci

Undergraduate Student of Occupational Health and Safety at University of Indonesia

Leave a Reply

Back to top button