Penyelamatan Diri Saat Gempa Bumi : Drop Cover Hold vs Triangle of Life
Teori penyelamatan diri saat gempa bumi sedikit berbeda dengan kebakaran. Saat terjadi kebakaran di gedung, penghuni gedung segera diupayakan melakukan evakuasi ke titik kumpul aman hingga kebakaran selesai. Namun, saat terjadi gempa bumi, penghuni tidak disarankan untuk segera melakukan evakuasi, tetapi menunggu gempa selesai baru melakukan evakuasi.
Ilustrasi Gempa
Dalam penyelamatan diri saat gempa bumi terdapat dua teori yang sangat terkenal yaitu drop cover hold dan triangle of life atau dalam bahasa Indonesia : menunduk berlindung tahan dan segitiga kehidupan.
Drop Cover Hold
Gambar Ilustrasi Drop Cover Hold
Diakses dari :Â https://www.civildefence.govt.nz/assets/Uploads/images/dropcoverhold-june-2012.png
Merupakan metode penyelamatan diri saat gempa bumi yang merupakan standar nasional di Amerika Serikat. Dianggap paling aman dan direkomendasikan oleh banyak ahli dan penyelamat. Mereka berpendapat bahwa :
- Mencoba untuk berlari / evakuasi ketika gempa bumi berlangsung memperbesar risiko anda mengalami kecelakaan
- Bahaya terbesar ketika terjadi gempa bumi adalah bahaya benda jatuh dan serpihan berterbangan
- Kecil kemungkinan ada bahaya bangunan runtuh akibat gempa
Para ahli dan penyelamat berpendapat demikian berdasarkan pengalaman mereka dan melihat konstruksi bangunan di tempat mereka berada. Sehingga menyimpulkan bahwa drop cover hold merupakan metode penyelamatan paling aman.
Triangle of Life
Gambar Ilustrasi Triangle of Life
Diakses dari :Â https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRA6A38N9-HMdwBImYp7ANnvsl94HTLvGyHJ6mgX077gtvo0g7P
Merupakan metode penyelamatan diri saat gempa bumi yang dikemukakan oleh Doug Copp. Seorang yang mengaku sebagai ahli penyelamatan. Berawal dari email berantai yang dikirim oleh Doug Copp sendiri, metode ini akhirnya “viral” dan diterapkan oleh orang-orang. Beberapa prinsip triangle of life :
- Pada saat gempa bumi, berlindung di sebelah benda (mis. sofa, meja, bangku)
- Dengan berlindung disana, anda berada dalam sebuah ruang kosong yang akan terbentuk ketika benda lain jatuh (mis. kolom, lemari)
- Hindari berlari menuju tangga karena tangga memiliki momentum frekwensi yang berbeda dengan gedung, sehingga bagian tangga bergoyang terpisah dengan bagian inti dari gedung.
Konsep triangle of life ini mengundang banyak kontroversi karena Doug Copp juga mengemukakan bahwa metode drop cover hold malah membahayakan orang.
Drop Cover Hold vs Triangle of Life
Lantas bagaimana? Metode mana yang lebih cocok digunakan pada saat gempa bumi? Kita dapat menganalisa dari gambar dibawah ini. Kita dapat klasifikasikan bahaya pada struktur saat gempa menjadi 3 yaitu : benda jatuh, atap / langit-langit jatuh dan dinding jatuh. Kemudian kita klasifikasi keadaan saat berlindung dari tiga bahaya yang telah disebutkan sebelumnya menjadi : 1 – Sangat aman; 2 – Aman; 3 – Sedikit berbahaya; 4 – Berbahaya; 5 – Sangat berbahaya.
Gambar Ilustrasi Drop Cover Hold vs Triangle of Life
Diakses dari :Â http://2.bp.blogspot.com/-4HXkGCDiap8/UnkIr5PVBjI/AAAAAAAAANA/ZIy3bXzP-Nk/s320/5.jpg
Kesimpulan
Analisa dari Drop Cover Hold vs Triangle of Life memang belum sempurna, namun justru hal ini memberikan peluang bagi anda semua. Ada peluang untuk penelitian sejauh mana efektifitas kedua metode ini untuk perlindungan diri saat terjadi gempa bumi.
Penulis : Permana Eka Satria
Referensi
- ShakeOut. Drop Cover Hold On!. Diakses dari : https://www.shakeout.org/dropcoverholdon/
- Earthquake Country Alliance. How to Protect Yourself During an Earthquake. Diakses dari : http://www.earthquakecountry.org/dropcoverholdon/
- Bennet, Wayne. Triangle of Life vs Drop, Cover, and Hold On. Diakses dari : https://www.disastersurvivalskills.com/triangle-of-life-versus-drop-cover-and-hold-on/
- Anonim. 2013. Earthquake Survival: “Triangle of Life” vs. “Drop, Cover, and Hold On”. Diakses dari : http://stainonpaper.blogspot.com/2013/11/earthquake-survival-triangle-of-life-vs.html