Artikel Tamu K3Aspek PersonalUncategorized

Cari Orang Dalam Untuk Kerja Bidang K3/ HSE ? Gini Caranya

Beberapa hari lalu saya (penulis) melewati daerah Condet, Jakarta timur untuk ke lokasi kerja. Saya melihat antrian panjang orang di sekitar salah satu gerai toko elektronik. Berbaju atasan putih dan kebanyakan bawahan hitam. Saya melihat mereka mengantri dan mengular sampai keluar lokasi gerai. Mereka memanjang ke tepi jalan serta membuat banyak pengemudi kendaraan menoleh. Macet pun tidak dapat dielakan lagi.

Ada apa gerangan?

Saya cari beritanya secara daring, rupanya Kompas meliput demikian:

Sebuah Gerai penjualan ponsel PS Store yang ada di Condet, Jakarta Timur, ramai diserbu para pencari kerja pada Kamis (6/6/2026). Sejumlah pelamar kerja itu berdiri dalam antrean yang panjang, bahkan sampai ke Jalan Raya Condet hingga membuat lalu lintas tersendat. Para pelamar kerja yang diperkirakan akhir belasan atau awal 20-an tahun itu umumnya mengenakan pakaian kemeja dan celana bahan berwarna hitam.

Kompas.com

“Perjuangan cari kerja memang sesusah itu sekarang,” kata Virgiawan, salah satu pencari kerja yang ikut mengantre di gerai tersebut.

10 Juta GenZ Menganggur

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan 9,9 juta penduduk berusia 15-25 tahun tidak mengikuti pendidikan, pekerjaan, dan pelatihan alias menganggur. Data survei diambil dalam rentang 2021-2022.
Dari jumlah itu, kondisi menganggur didominasi oleh perempuan muda yakni 5,73 juta orang. Sementara sisanya 4,17 juta adalah laki-laki muda.

Rentang usia 15-25 tahun tersebut menunjukkan jumlah penduduk tersebut adalah Generasi Z. Lebih dikenal dengan Gen Z, generasi ini adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1997-2012.

Dikutip dari situs CNBC,

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah buka suara terkait data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkapkan, hampir 10 juta penduduk muda Indonesia berusia 15-24 tahun ternyata menganggur. Dia mengatakan, saat ini jumlah pengangguran terbuka di Indonesia memang didominasi oleh penduduk muda yang berusia 18 hingga 24 tahun.

Menurut Ida, penyebab utama tingginya angka pengangguran pada kelompok tersebut adalah mereka yang masih mencari dan belum kunjung mendapat pekerjaan.

“Memang kalau dilihat dari data, pengangguran terbuka kita ini didominasi oleh anak usia 18 sampai 24 tahun. Itu biasanya mereka yang lebih banyak pengangguran karena sedang mencari pekerjaan,” ungkap Ida usai rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (20/5/2024).

Selain belum mendapat pekerjaan, Menaker membeberkan, alasan lain tingginya angka pengangguran pada kelompok Gen Z adalah tidak adanya kecocokan antara pendidikan serta pelatihan dan kebutuhan pasar kerja. Hal ini pun terjadi kepada para lulusan SMA/SMK yang menyumbang jumlah tertinggi dalam angka pengangguran muda di RI.

Dan itu baru jumlah Gen Z yang menganggur ya, belum termasuk generasi sebelum-sebelumnya yang masih berkutat dengan mencari pekerjaan untuk menopang keluarga mereka.

Solusinya ?

Orang Dalam dong..hehehehe

Source Quora

Orang Dalam Sebagai Solusi

Dikutip dari sebuah artikel Kompas yang lain, Meningkatnya jumlah pencari kerja yang memanfaatkan keluarga, kenalan, atau model jejaring dalam mencari kerja menguatkan dugaan adanya pergeseran dalam perekrutan tenaga kerja, seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar (Kompas.id, 23/2/2024).

”Perekrutan kandidat menggunakan faktor jejaring sebenarnya menitikberatkan bahwa pemberi rekomendasi harus bisa memastikan kandidat yang diajak punya paket keterampilan siap kerja. Pemberi rekomendasi pasti mempertaruhkan kariernya,” kata Timboel.

Menerima karyawan baru karena koneksi bukan hal tabu. Rekomendasi orang dalam yang mengenal rekam jejak pengalaman ataupun perilaku calon karyawan paling tidak dapat memberi sedikit jaminan bagi tim human resource (HR) atau sumber daya manusia yang akan merekrutnya. Namun, kandidat yang mendapat rekomendasi tersebut tetap harus menjalani proses rekrutmen yang sama dengan calon lain.

Nah kalau memang orang dalam itu penting, lalu bagaimana kita para orang HSE/K3 ini bisa memiliki dan bisa mendapatkan untung dari “orang dalam”.

Cara Dapat kerja di HSE Dengan Orang Dalam (Secara Positif)

Ada orang-orang “beruntung” yang memang sudah memiliki memiliki jaringan untuk mencari kerja. Dari sekolahnya, kuliahnya, keluarga maupun koneksi lainnya. Namun bagaimana jika kita tidak seberuntung itu?

ya harus dibuat/dibangun dong..

Nah berikut 3 teknik untuk memiliki koneksi “orang dalam”

1) Linkedin

Yang pertama saya mau reminding bahwa rekan rekan yang safetyzen pembaca Katigaku harus lakukan adalah memaksimalkan Linkedin.

Selama ini orang tahunya linkedin hanya dibuat dan dipakai dan diupdate satu kali lalu dilupakan (set and forget).  No, tidak tepat itu. Jadi safetyzen jangan hanya pasang cv di linkedin terus berharap bakal ada yang panggil dan kasih pekerjaan dengan gaji tinggi dan lokasi dekat.

Yang paling benar adalah kita harus memastikan profil kita di Linkedin selalu update. Lengkapi dengan training yang kita ikuti, sertifikasi yang kita dapat, atau[pun penghargaan lain yang kita dapat. Berjejaring lah. Tambah profil orang-orang yang memiliki posisi yang bisa mengambil keputusan. Tambah profil juga rekan-rekan HSE / K3 yang bekerja di perusahaan –perusahaan yang kita inginkan.

Contoh: Jika bekerja di Perusahaan Migas Asing “X” adalah impian Anda. Cari personil-personil di perusahaan tersebut di posisi kunci seperti HSE, HR dan Rekrutmen.

Lalu, Berjejaring lah.

Kasih ucapan selamat ulang tahun atau anniversary kerja mereka. Berkomentar dan bangun hubungan yang baik dengan mereka.

Step penting selanjutnya adalah tunjukkan Value mu ke mereka.

Tunjukkan pengalaman-pengalaman kalian bekerja di berbagai perusahaan sebelumnya, Infokan bagaimana pengalaman tersebut bisa membantu orang-orang lain termasuk kontak kita tadi. Kalau safetyzen baru lulus kuliah, sampaikan bagaimana project, magang dan PKL di masa kuliah bisa membantu orang lain.

Jadi jangan hanya set and forget profil Linkedinmu ya

2) Grup HSE

Zaman ini diisi dengan banyaknya social media dan Grup profesi. Salah satunya adalah Whatsapp Group / Telegram yang berisi orang-orang K3. Nah disinilah seharusnya kita bisa lebih banyak berinteraksi dan sama seperti di poin pertama di atas, menunjukkan Value kita.

Timothy Ronald dalam salah satu videonya, juga mengatakan bahwa untuk mendapatkan orang dalam, kita harus membangun koneksi dan show our value. Pertanyaan umum “apa yang bisa saya bantu buat kamu” akan membantu membuat kontak kita tersebut lebih banyak mengingat kita. Pada waktunya jika ada informasi lowongan kerja atau kesempatan rekrutmen muncul, nama kita akan menjadi “Top 1 in their mind”.

Tapi pastikan saja bahwa grup HSE yang kita ikuti bukanlah grup yang dibuat oleh training provider yang tujuan utamanya hanya untuk menjadikan kita sebagai objek jualan mereka saja. Seperti apa itu pak? Grup yang jarang diskusi, hanya diisi iklan oleh satu provider yang menjadi admin, dan lebih parah kalau di grupnya yang boleh posting hanya si provider tersebut, hehehehe….

HSE Indonesia, SHED Indonesia, IM safe adalah salah sedikit yang penulis tahu masih konsisten dalam edukasi gratisnya.

3) Pada Saat Mengikuti Training

Suka ikut training gratis atau training HSE murah murah? Atau malah banyak ikut pelatihan sertifikasi? Itu juga kesempatan yang baik untuk berjejaring dan mencari “orang dalam”, lho. Karena di sini kita bisa bakal ketemu calon “kawan di kantor”.

Caranya? Tunjukkan kebisaan kita di training dan berani kasih value lebih.

Pengalaman penulis beberapa tahun lalu, saya harus mengambil Ahli K3 Umum sertifikasi Kemnaker ulang karena sesuatu hal. Di training selama 12 hari tersebut penulis mendapati sejumlah peserta yang menonjol.

Ada anak muda yang berani memimpin dan jadi ketua kelas. Ada lulusan K3 dari kampus terkenal yang vocal dan aktif bertanya dan berdiskusi. Ada juga yang berinisiatif dalam berkolaborasi sesama anggota team. Ada juga lulusan magister K3 sebuah universitas yang senang bersosialisasi yang berani tanya “ada lowongan nggak, bang ?” dengan cara yang halus dan sopan.

Bahkan ada yang biasa menjadi moderator podcast/training gratis di salah satu grup HSE yang penulis kenal.

Selesai pelatihan, Safety Training provider tempat penulis bekerja waktu itu membutuhkan sejumlah training operation staff dan training center staff yang memiliki background K3. Dan HRnya bertanya kepada penulis, “apa Anda punya rekomendasi untuk posisi ini ?”

Pertanyaannya: “ Kemanakah Saya akan mencari dan Siapa yang akan saya rekomendasikan ?”

Yes, Anda Benar.

Kelima orang tersebut penulis hubungi dan rekomendasikan untuk bertemu HR. Walaupun tidak semua jadi bergabung waktu itu, tapi ada yang bergabung. Yang satu sekarang sudah mengundurkan diri dari PJK3 tersebut untuk menjadi HSE Di sebuah perusahaan Konstruksi besar di projeknya di  Jawa Tengah. Yang lainnya sudah naik menjadi trainer dan asesor K3.

Belum tahu apa untungnya lulusan K3 kerja di Safety Training provider?  Baca di Tulisan penulis yang ini

Kalau Safetyzen jeli, bisa ditemukan value apa yang muncul dari kandidat tersebut sehingga saya bisa menjadi “orang dalam” mereka

Tambahan Biar Dilirik Orang Dalam

+4 status wa/socmed

Yang punya status Whatsapp atau Social media, Jangan posting galau melulu, ya. Teman kita mungkin senang melihat status wa/socmed kita dan membantu kita. Tapi bagian rekrutmen kurang menyukai kandidat yang terlalu emosional, mellow atau galau terus-terusan

Pengalaman penulis juga pada saat membantu proses rekrutmen adalah : jika ada kandidat yang kira-kira masuk ke criteria, kita akan melihat status Whatsapp, Linkedin ataupun status socmednya. Jika  socmednya kurang meyakinkan (termasuk hide/ngeblok semua orang), kesempatan itu juga bisa hilang.

Butuh referensi/sumber materi K3? Bisa sambil download ebook yang mungkin bisa dijadikan referensi skripsi atau bahan training lainnya disini

Nah itu tadi sejumlah tips dari penulis untuk mendapatkan orang dalam kita sendiri.

Kira kira, safetyzen pembaca Katigaku sudah melakukan yang mana/mencoba yang mana dan apa hasil yang sudah dilakukan? Komen di bawah ya

Salam

Luki Tantra,

Senior Advisor, PT. Tenaga Kerja Kompeten Indonesia

Beliau adalah trainer bidang K3, Master Trainer Tersertifikasi BNSP, Asesor Kompetensi BNSP, dan pernah menjabat menjadi Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang K3.

Baca Tulisan

Luki Tantra

Associate Trainer HSE I Asesor LSP Transafe

Leave a Reply

Back to top button