Life Raft – Alat Bertahan Hidup Di Laut
Life Raft: Pemahaman Mengapa Liferaft Itu Penting, Apa Itu Liferaft,Tipe Liferaft, Dimana Liferaft Diletakkan,Dan Sebagainya.
Daftar Isi
Life raft – Alat Bertahan Hidup Di Laut
Mengapa Life Raft Itu Penting?
Menurut data KNKT, pada tahun 2016 terdapat 14 Kasus kecelakaan maritim yang ditangani KNKT; Pada tahun 2017 terdapat 17 jumlah kecelakaan dan 2018 terdapat 13 kecelakaan. Dari informasi penyelidikan kecelakaan tersebut ada beberapa yang menunjukkan pentingnya penggunaan life raft.
Menurut laporan KNKT no KNKT.17.09.26.03 – Tenggelamnya Fungka Permata,salah satu penyebab adanya korban adalah karena kurangnya life raft. Berikut isi laporan resminya:
Dari hasil wawancara tim KNKT dengan penumpang diketahui bahwa alat keselamatan yang ada di Fungka Permata III dalam hal ini rakit penolong tegar tidak laik lagi. Di mana para penumpang dan awak kapal bertahan setelah kapal tenggelam dengan menggunakan rakit yang mereka buat, dikarenakan rakit tegar yang berada atap kapal tidak dapat digunakan.
Rakit tegar yang sudah tidak laik untuk digunakan seharusnya dilaporkan nakhoda kepada KUPP Baubau agar dilakukan pengawasan dan pembinaan terhadap operator kapal. Hasil pemeriksaan petugas KUPP dan kondisi alat keselamatan di atas kapal yang berbeda baik dari kondisi dan jumlahnya bisa disebabkan oleh kurang pemahaman dan ketelitian petugas yang melakukan pemeriksaan perpanjangan Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang.
Dari laporan lain tenggelamnya Kapal Pinang Jaya (KNKT.18.01.05.03), banyak yang selamat karena rakit penolong kembung (inflatable liferaft)nya sempat dilepas dan digunakan.
Pukul 17.00 WIB, Nakhoda dibangunkan oleh ABK dan menginformasikan kapal miring. Kemudian Nahkoda segera naik ke anjungan dan koordinasi dengan Mualim I. Saat Nahkoda naik ke anjungan kapal sudah miring kiri.
Saat itu Nahkoda sempat melihat clinometer menunjukkan bahwa kemiringan kapal sudah mencapai 25 derajat dan menginstruksikan ke Mualim I untuk memberitahukan seluruh awak kapal untuk meninggalkan kapal (Abandonship).
Sementara nahkoda terus berusaha mendekati rakit penolong kembung dan melepaskannya. Karena kapal sudah semakin miring, maka semua awak kapal melompat ke laut berusaha menyelamatkan diri. (Hal 1)
Nahkoda merupakan orang terakhir turun dari kapal setelah memastikan semua awak kapal meninggalkan kapal. Tidak berapa lama setelah semua ABK melompat ke laut, kapal tenggelam. Selanjutnya sebagian awak kapal berusaha menuju rakit penolong kembung yang dilepaskan oleh Nahkoda sebelum meninggalkan kapal. Sebagian awak lainnya berusaha menuju rakit penolong kembung yang mengembang secara otomatis ketika kapal sudah tenggelam.
Nahkoda, kelasi, dan juru mudi tidak bisa mencapai rakit penolong kembung yang telah mengapung karena kondisi ombak dan posisi rakit penolong kembung jauh dari mereka. Mereka berusaha menangkap beberapa palet kayu yang mengapung untuk menaiki palet kayu tersebut. Kemudian palet kayu tersebut dirakit dan dijadikan satu oleh Nahkoda sehingga mereka semua bisa menaikinya.
Menurut keterangan awak lainnya, Mualim I, Bosun dan satu orang kelasi sudah berada di atas rakit penolong kembung yang mengapung saat kapal tenggelam. Sedangkan 9 orang awak kapal lainya dan 1 orang pengawas muatan berhasil mencapai masuk ke dalam rakit penolong kembung yang dilepaskan Nahkoda sebelum meninggalkan kapal. Dua orang awak kapal berpegangan dengan lifebuoy dan 3 orang awak kapal menggunakan palet kayu kapal yang mengapung. (Hal 2)
Kecelakaan ini menyebabkan kapal total loss, satu orang meninggal dunia, dan dua orang awak kapal hilang. Sementara 16 orang awak kapal selamat dievakuasi oleh kapal Serasi II dan kapal nelayan.
16 orang ini sebagian besar terselamatkan dengan kemampuan mengembangkan dan menggunakan liferaft.
Cerita Lain Soal Life raft
Dikutip dari BBC, Ada kisah luar biasa tentang kelangsungan hidup dalam penggunaan liferaft. Pemegang rekor adalah Poon Lim, yang bertahan 133 hari dengan liferaft setelah kapalnya ditorpedo oleh U-boat pada tahun 1942. Kasus terkenal lainnya adalah keluarga Dougal Robertson yang menghabiskan 38 hari di liferaft setelah kapal pesiar mereka tenggelam.
Apa Itu Liferaft?
Life raft atau rakit penyelamat adalah perahu kecil yang dapat dikembangkan (inflatable) yang dibawa untuk evakuasi darurat jika terjadi bencana di atas kapal. Latihan penggunaan Liferaft diwajibkan oleh hukum di kapal komersial yang lebih besar. Diwajibkan juga untuk orang yang bekerja di lepas pantai / offshore yang harus menggunakan transportasi laut.
Life raft yang dapat dikembangkan dapat dilengkapi dengan kanister atau pompa mekanis yang bersifat inflasi otomatis (isi canister dengan karbon dioksida atau nitrogen). Mekanisme pelepasan cepat dan pelepas tekanan dipasang pada kapal sehingga tabung atau pompa secara otomatis mengembangkan liferaft, dan liferaft melepaskan diri dari kapal yang tenggelam. Pesawat komersial juga diharuskan membawa rakit penyelamat otomatis jika terjadi pendaratan air darurat; anjungan minyak lepas pantai juga memiliki liferafts.
Life raft yang diluncurkan oleh kapal diturunkan dengan sistem davit di dek kapal, dan sulit tenggelam dalam keadaan normal. Penutup Liferaft berfungsi sebagai perlindungan dari matahari, angin dan hujan, dapat digunakan untuk mengumpulkan air hujan, dan biasanya terbuat dari bahan reflektif atau fluoresen yang sangat terlihat.
Life raft memiliki Sea Survival kit yang bisanya berisi dayung, suar, dan cermin untuk memberi sinyal, persediaan P3K, makanan dan air selama beberapa hari. Beberapa liferaft lebih diperlengkapi dengan baik untuk memungkinkan penyelamatan diri, dengan persediaan seperti radio, mesin dan layar, pemanas, peralatan navigasi, air tenaga surya, sistem pengumpul air hujan dan peralatan memancing.
Konvensi Internasional untuk Keselamatan Kehidupan di Laut (SOLAS) dan Kode Alat Penyelamat Hidup Internasional (LSA) mensyaratkan peralatan darurat tertentu harus dibawa pada setiap liferaft dan liferaft yang digunakan dalam pelayaran internasional. Liferaft modern membawa Emergency Positioning Indicator Radio Beacon (EPIRB) dan reflektor radar atau Search and Rescue Transponder (SART).
Gambar life raft di dalam drum
Dimana Liferaft Diletakkan?
Life raft biasanya terletak di titik kumpul (Muster point), di sisi kiri dan kanan kapal dekat sekoci/lifeboat, dan beberapa tempat lain seperti di buritan kapal. Lokasi umumnya tergantung pada ukuran kapal. Life raft disimpan dalam wadah fiberglass, digabungkan dengan gas bertekanan tinggi yang digunakan untuk menggembungkan life raft pada saat darurat. Hydrostatic Release Unit (HRU) terhubung ke wadah rakit dan kapal, yang melepaskan rakit bahkan setelah kapal tenggelam dalam air.
Data data Life raft dicetak pada wadah yang meliputi kapasitas, tanggal pembuatan, tanggal servis, nama perusahaan, dll. Bersamaan dengan prosedur peluncuran dengan tampilan fotogenik untuk memudahkan pemahaman. Sea Survival Kit (Perlengkapan bertahan hidup dasar) sudah disimpan di dalam Liferaft yang meliputi ransum, kembang api, jaket pelampung dll.
Beberapa kapal membawa sistem peluncuran davit yang memungkinkan awak untuk mengembangkan dan naik liferaft dari atas dek, menghindari risiko masuk ke air laut.
Peluncuran life raft
Tipe Tipe Liferaft
Life raft memiliki beberapa tipe, antara lain:
- Life raft yang diluncurkan dengan sistem Davit – Liferaft yang diluncurkan dengan sistem davit harus dihubungkan ke sistem davit dan kemudian dikembangkan di atas dek, sehingga memungkinkan penumpang untuk naik rakit dari dek. Rakit ini kemudian diluncurkan ke air. Liferaft harus setidaknya 9 meter ke depan menjauhi baling-baling kapal.
- Life raft yang dapat dibalik – Bagaiimanapun cara Liferaft mendarat di laut, kanopi Liferaft masih dipasang sehingga tidak perlu membalikkan Liferaft.
- Life raft yang memperbaiki posisi sendiri (Self-righting liferaft) – Liferaft yang berubah secara otomatis dari posisi terbalik ke posisi tegak.
- Throw over life raft – Liferaft throw-overboard dilepaskan dari cradle dan kemudian dilempar ke laut, atau meluncur secara otomatis saat dilepaskan. Ketika memasuki air, liferaft mengembang menarik tali pemicu dan kemudian siap untuk dinaiki.
Contoh Peluncuran Liferaft tipe Davit
Apa isi Survival Kit di dalam Liferaft?
Peralatan dan perlengkapan Sea Survival Kit adalah sarana bertahan hidup yang penting yang ada di Liferaft. Tergantung dari ukuran dan kapasitas liferaft serta tipe dan merknya, isi sea survival kit bisa bermacam macam. Tapi umumnya isinya antara lain:
- Dua suar parasut (Parachute flare), dua suar tangan (hand flare), reflektor sinyal radar, suar asap apung (smoke flare), peluit, cermin, dan instruksi untuk memberi isyarat bantuan
- Persediaan air
- Peralatan perbaikan, pompa tangan, obor, bohlam cadangan dan baterai, dua dayung, regu dan tali penyelamatan, dua drogues (alat berbentuk corong yang dikerahkan untuk membantu mengendalikan kapal) dan tali 30 m
- Gayung (untuk membuang air dari Liferaft) dan dua spons untuk mengeringkan rakit.
- Buku instruksi bertahan hidup, pisau pengaman yang bisa mengambang.
- Kantong Muntah / Mabuk Laut dan tablet Muntah / Mabuk Laut
- Pakaian pelindung termal
- Kantong / Kotak P3K
Bukan hanya dalam kehidupan nyata,dalam Uji Kompetensi Sea Survival Sertifikasi BNSP, pemahaman mengenai Liferaft, Lifejacket, EPIRB dan Sea Survival Kit adalah unit kompetensi yang penting. Baca juga
SOLAS Requirement For Liferaft
- Semua life raft yang disediakan di kapal harus disimpan dengan tali pemicu/pengamannya terpasang secara permanen di kapal
- Setiap life raft atau kelompok liferaft harus disimpan dan diatur sehingga bisa memenuhi persyaratan sehingga masing-masing mengapung bebas. Jika itu liferaft tipe inflatable, liferaft harus mengembang secara otomatis ketika kapal tenggelam.
- Life rafts harus disimpan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pelepasan rakit atau wadah secara manual pada satu waktu dari pengaturan pengamanan.
- Life rafts yang diluncurkan dengan sistem Davit harus disimpan dalam jangkauan kait pengangkat, kecuali beberapa sarana transfer disediakan yang tidak dapat dioperasikan dalam batas trim dan daftar sesuai kebutuhan atau dengan gerakan kapal atau jika terjadi kegagalan daya
- Life rafts yang dimaksudkan untuk peluncuran kapal harus disimpan sehingga dapat dipindahtangankan untuk diluncurkan di kedua sisi kapal
Pengaturan peluncuran untuk survival craft/liferaft terdapat dalam SOLAS Bab III Regulasi 16 dan persyaratan pengangkutan untuk kapal penumpang dan kapal kargo masing-masing dalam Regulasi 21 dan 31. SOLAS mensyaratkan bahwa ada liferaft yang cukup di kapal penumpang untuk mengakomodasi semua orang di dalamnya; setengah ditempatkan di setiap sisi kapal.
Untuk kapal tanker minyak, kapal tanker kimia dan pengangkut gas yang membawa kargo yang memiliki titik nyala tidak melebihi 60ºC (tes tertutup) aturannya adalah untuk sekoci yang dilindungi api yang memenuhi persyaratan pasal 4.9 dari Kode LSA.
Demikian informasi dan bahasan Lengkap mengenai Liferaft. Semoga memberi manfaat bagi pembaca blog KATIGAKU sekalian..
Luki Tantra
Associate Trainer HSE I Asesor LSP Transafe
Lihat Artikel saya Lainnya di Sini
Sumber
- https://en.wikipedia.org/wiki/Lifeboat_(shipboard)
- https://www.marineinsight.com/marine-safety/life-raft-on-ships-a-general-overview/
- https://www.bbc.com/news/blogs-magazine-monitor-27491350
- http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2017/FINAL%20KNKT-17-09-26-03%20Fungka%20Permata%20III.pdf
- https://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/FINAL%20KNKT-18-01-05-03%20Pinang_Jaya.pdf
- https://www.wartsila.com/encyclopedia/term/liferaft
- https://shipinsight.com/articles/a-ships-requirement-for-lifeboats-liferafts-and-evacuation-systems