Berita Kecelakaan KerjaK3 TransportasiKeselamatan Jalan

Apa yang Bisa Dipelajari Dari Kecelakaan di Apotek Senopati?

Hal Yang Bisa Dipelajari dan Dihindari Dari Kasus "Mobil Yang Menabrak Apotek Senopati" Yang Viral

Kronologis Kecelakaan

Apotek Senopati yang terletak di persimpangan Jalan Senopati Jakarta Selatan Minggu 27 Oktober 2019, dini hari diseruduk sebuah mobil yang dikendarai seorang mahasiswi.

Serudukan tersebut menyebabkan apotek tersebut rusak parah dan menewaskan seorang pria berusia 50 tahun yang bekerja sebagai satpam.

Polisi saat ini masih memeriksa pengemudi dan penumpang mobil jenis Nissan Grand Livina karena menabrak Apotek Senopati. Polisi menyebut sopir mobil itu tidak konsentrasi saat mengendarai mobilnya.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri Siregar mengatakan, kecelakaan terjadi pukul 03.30 WIB. “Penyebab kecelakaan tidak konsentrasi dan tidak bisa kendalikan kendaraannya atau out of control,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar saat dikonfirmasi media online detikcom, Minggu (27/10/2019).

kecelakaan Apotek Senopati
Kecelakaan Nissan Livina B 2794 STF menabrak Apotik Senopati Jl. Senopati Raya, Jakarta Selatan pukul 03:30 WIB, korban tutup usia Satpam Apotik Asep Kamil (50 tahun) & sdh dlm penanganan Polri. Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro

Penyebab Kejadian Apotek Senopati

Sampai Saat artikel ini selesai, belum ada kelanjutan/keputusan dari hasil pemerikasaan maupun berita ini. Tapi melihat waktu kejadian (dini hari), maka saya teringat “nasehat” dari rekan-rekan saya para instruktur Defensive Driving (mengemudi aman).

Dari “ Faktor Utama Mengemudi Aman” / Defensive Driving, Yaitu

  • Faktor Pengemudi
  • Faktor Karakter
  • Faktor Kendaraan
  • Faktor Lingkungan

Kembali, melihat waktunya, kemungkinan yang terjadi adalah faktor Pengemudi, yaitu Driver’s Fatigue (Kelelahan Pengemudi). Menurut situs RoSPA (Royal Society for the Prevention of Accidents):

Kelelahan pengemudi adalah masalah serius yang mengakibatkan ribuan kecelakaan di jalan setiap tahun. Tidak mungkin untuk menghitung jumlah pasti dari kecelakaan yang berhubungan dengan tidur tetapi penelitian menunjukkan bahwa kelelahan pengemudi dapat menjadi faktor penyebab hingga 20% dari kecelakaan di jalan, dan hingga seperempat dari kecelakaan fatal dan serius.

apotek senopati - ilustrasi kecelakaan-Luki Tantra-katigaku
apotek senopati – ilustrasi kecelakaan

Jenis kecelakaan / tabrakan ini sekitar 50% lebih mungkin menyebabkan kematian atau cedera serius. Hal ini terjadi karena kecelakaan cenderung terjadi karena kendaraan dalam kecepatan tinggi; Karena pengemudi yang tertidur tidak dapat mengerem atau berbelok untuk menghindari atau mengurangi dampak.

Kantuk mengurangi Reaction Time / waktu reaksi (elemen penting dalam safety driving/ berkendara yang aman). Ini juga mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas berbasis perhatian (seperti mengemudi) terganggu. Kecepatan pemrosesan informasi juga dikurangi oleh rasa kantuk. Kualitas pengambilan keputusan juga dapat dipengaruhi oleh factor kelelahan ini.

Jelas bahwa pengemudi sadar ketika mereka merasa mengantuk, dan dengan demikian membuat keputusan sadar apakah akan terus mengemudi atau berhenti untuk istirahat. Bisa jadi mereka yang bertahan dalam mengemudi meremehkan risiko tertidur saat mengemudi. Atau, mungkin beberapa pengemudi memilih untuk mengabaikan risiko (seperti yang dilakukan pengemudi yang mabuk).

Kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi yang lelah (fatigue) ini kemungkinan besar akan terjadi:

  • Dalam Perjalanan Panjang Di Jalan-Jalan Monoton, Seperti Jalan Raya
  • Antara Jam 2 Pagi Sampai 6 Pagi
  • Antara Jam 2 Siang Dan 4 Sore (Terutama Setelah Makan, Atau Bahkan Minum Satu Minuman Beralkohol)
  • Kurang Tidur Setelah Minum Alkohol
  • Jika Minum Obat Yang Menyebabkan Kantuk
  • Setelah Jam Kerja Yang Panjang Atau Dalam Perjalanan Pulang Setelah Shift Yang Panjang, Terutama Shift Malam

Bisa dilihat dari poin kedua di atas bahwa “rentang waktu berbahaya” ini cocok menjadi salah satu penyebab dasar kecelakaan ini terjadi.

Di sisi lain, rentang usia dan pendidikan pengemudi/mahasiswi yang terlibat kecelakaan di atas juga termasuk di kalangan yang rentan kecelakaan.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan, data dari Korps Lalu Lintas Polri menunjukkan, dilihat dari jenis pendidikan,57 persen korban kecelakaan lalu lintas adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Posisi selanjutnya adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTP) 17 persen, Sekolah Dasar (SD)12 persen, Perguruan Tinggi (PT) 6 persen dan lain-lain 8 persen.

Pada tahun 2014, jumlah kecelakaan sebanyak 95.906 dengan jumlah meninggal 28.897 jiwa dan luka -luka 136.581 orang. Direktur Keselamatan Transportasi Darat Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana mengatakan, tingginya korban kecelakaan pada kalangan berpendidikan SLTA karena faktor emosi anak muda. “Mereka lagi senang-senangnya memiliki surat izin mengemudi (SIM). Kadang-kadang mereka berkendara dengan kecepatan tinggi,”

Berdasarkan data kecelakaan 2018 yang dirilis oleh Polri, jumlah kecelakaan berdasarkan pendidikan, pelajar dan mahasiswa menempati posisi tertinggi dengan jumlah 41.879 peristiwa.

Menghindari Tertidur Saat Mengemudi

Berkendara saat Anda lelah sangat meningkatkan risiko kecelakaan. Untuk meminimalkan risiko ini maka kita harus

  • Pastikan Anda Fit Untuk Mengemudi. Jangan Memulai Perjalanan Jika Anda Lelah. Tidur Nyenyak Sebelum Memulai Perjalanan Panjang.
  • Hindari Melakukan Perjalanan Panjang Antara Tengah Malam hingga jam 06:00, Ketika Kewaspadaan Secara Alami Berkurang
  • Rencanakan Perjalanan Anda Dengan Jadwal Istirahat Yang Cukup. Disarankan Istirahat Minimal 15 Menit Setelah Setiap Dua Jam Mengemudi
  • Jika Anda Merasa Mengantuk, Berhentilah Di Tempat Yang Aman. Jangan Berhenti Di tepi jalan sembarangan.
  • Cara Paling Efektif Untuk Mengatasi Kantuk Adalah Dengan Minum, Misalnya, Dua Cangkir Kopi Berkafein Dan Tidur Sebentar (Hingga 15 Menit).

Sebagian besar hal yang dilakukan pengemudi untuk membuat diri mereka tetap terjaga dan waspada saat mengemudi tidak efektif, dan seharusnya hanya dianggap sebagai tindakan darurat untuk memberikan waktu bagi pengemudi untuk menemukan tempat yang aman untuk berhenti.

Minum setidaknya 150 mg kafein dan tidur siang sekitar 15 menit adalah satu-satunya langkah yang membantu mengurangi kantuk. Tetapi bahkan ini adalah tindakan sementara; kantuk akan kembali jika pengemudi tidak berhenti mengemudi dalam waktu yang cukup singkat.

Pilihan paling aman adalah bagi pengemudi untuk menghindari mengemudi ketika mengantuk, ketika mereka biasanya akan tidur atau ketika mereka sakit atau minum obat yang bertentangan dengan menunjukkan mengemudi atau menggunakan mesin. Sangat penting bahwa pengemudi merencanakan perjalanan, terutama yang panjang yang melibatkan mengemudi di jalan raya atau jalan monoton lainnya.

Pengemudi harus:

  • Cobalah untuk memastikan mereka cukup istirahat, dan merasa bugar dan sehat (dilarang minum obat yang membuat ngantuk. Biasanya dokter akan menyarankan untuk tidak menjalankan mesin atau mengendari monil), sebelum memulai perjalanan panjang
  • Rencanakan Perjalanan dengan jadwal Istirahat Teratur (Setidaknya 15 Menit Setidaknya Setiap Dua Jam)
  • Jika Perlu, Rencanakan Pemberhentian untuk tidur Semalam
  • Hindari melakukan Perjalanan Panjang Setelah Bekerja Sehari Penuh
  • Hindari Mengemudi di jam jam Mereka Biasanya tidur
  • Hindari Mengemudi Di dini hari (Antara Jam 2 Pagi Hingga 6 Pagi)
  • Berhati-Hatilah Saat Mengemudi Antara Jam 14:00 Dan 16:00 (Terutama Setelah Makan Atau Minum Alkohol)
  • Jika Merasa Mengantuk Selama Perjalanan, Berhentilah Di Suatu Tempat Yang Aman, Minum Minuman Yang Mengandung Kafein Dan Tidur Siang Singkat.

Namun, metode minuman kafein ini masih menjadi perdebatan.

“Biasanya nih ibu-ibu sudah nyiapin kopi lah, minuman energi, apa segala macam, itu nggak ada gunanya. Saya bukan menentang atau melarang tapi orang harus tau cara minumnya.” tutur praktisi kesehatan tidur dari RS Mitra Keluarga Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RSPGT.

dr Ade, sapaannya, menambahkan ketika menyetir di siang hari, jam-jam rawan ngantuk adalah sekitar jam 1 siang. Saat bepergian sebagian orang tidak puasa sehingga akan minum kopi atau minuman berenergi lainnya pada jam-jam rawan tersebut.

Saya tetap menyarankan, jika mengantuk, lelah atau tidak fokus pada saat mengemudi. Menepi beristirahat dan tidur.

Semoga Artikel ini Bermanfaat

Luki Tantra

Trainer Sertifikasi BNSP I Asesor LSP Transafe

Artikel Terkait

Sumber sumber

  • http://dephub.go.id/post/read/57-persen-korban-kecelakan-lalu-lintas-berpendidikan-slta
  • http://hubla.dephub.go.id/publikasi/Statistik/LAPORAN%20KINERJA%20KEMENTERIAN%20PERHUBUNGAN%202018.pdf
  • https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4572599/minum-kopi-dan-minuman-berenergi-saat-nyetir-manjurkah-melawan-kantuk
  • https://jateng.tribunnews.com/2019/10/28/mahasiswi-putri-kalingga-hermawan-jadi-tersangka-kecelakaan-maut-livina-tabrak-apotek-senopati
  • https://jateng.tribunnews.com/2019/10/28/mahasiswi-putri-kalingga-hermawan-jadi-tersangka-kecelakaan-maut-livina-tabrak-apotek-senopati
  • https://news.detik.com/berita/d-4761285/mobil-tabrak-apotek-senopati-dini-hari-polisi-pengendara-tak-konsentrasi
  • https://www.liputan6.com/news/read/4096416/5-hal-tentang-kecelakaan-mobil-tabrak-apotek-senopati
  • https://www.rospa.com/road-safety/advice/drivers/fatigue/
  • https://www.rospa.com/road-safety/advice/drivers/fatigue/policy-statements/
  • https://www.rospa.com/rospaweb/docs/advice-services/road-safety/drivers/safer-journey-planner.pdf
  • https://www.tribunnews.com/kilas-kementerian/2019/10/18/tekan-angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-usia-remaja-kemenhub-gandeng-pelajar

Baca Tulisan

Luki Tantra

Associate Trainer HSE I Asesor LSP Transafe
Back to top button