Kecelakaan Fatality pada Pekerjaan Ruang Terbatas Sumur Sukamandi
Sumur Sukamandi 2 (SKD-02) berada dalam wilayah kerja Lapangan Jatibarang. Pada tanggal 31 Mei 2010, sumur tersebut sedang dalam proses pemeliharaan dengan melakukan kegiatan work over & acid fracturing dengan maksud untuk meningkatkan produktivitas sumur. Pekerjaan dilaksanakan oleh beberapa kontraktor untuk pekerjaan tertentu. Salah satu di antaranya pekerjaan menangani bahan kimia, termasuk penyediaan tanki penampungan yang berukuran panjang 6,65,m x lebar 2,43 m; tinggi 2,88 m; kapasitas 220 bbl; dan ukuran lubang man hole 46 x 49 cm.
Pekerjaan perawatan sumur tersebut sedang dalam tahap unloading fluida dari sumur dengan menginjeksikan N2 dan flow back ditampung dalam tanki penampung. Pada hari tersebut, para pekerja melakukan kegiatan antara lain memasukkan coil tubing sambil melakukan unloading Nitrogen yang ditampung di tangki penampungan dengan nitrogen rate 300 scfm dan tekanan 1200 psi sampai 1.869,29 m.
Gambar 1. Layout sumur Sukamandi
Tiba-tiba sekitar jam 15.00 WIB, pekerja di lapangan mendengar suara teriakan minta tolong dari pekerja kontraktor. Pekerja di sekitar kemudian memberikan pertolongan. Ternyata ditemukan 5 (lima) orang pekerja berada di dalam tangki penampungan. Kemudian, para korban diberi pertolongan dan dibawa ke rumah sakit terdekat dalam kondisi tidak sadar. Empat orang dinyatakan meninggal dunia dan satu orang mengalami cidera dan berhasil diselamatkan.
Gambar 2. Manhole tangki penampungan
Dari korban yang selamat diperoleh informasi bahwa pada saat kejadian yang bersangkutan mendengar teriakan minta tolong dari dalam tangki. Ketika diperiksa, ada 3 orang sedang berada di dalam dengan kondisi tidak sadar. Kemudian, yang bersangkutan dengan satu orang lainnya juga mencoba masuk untuk memberikan bantuan. Namun, keduanya juga tidak tahan dan mengalami sesak nafas. Korban berteriak minta tolong dan akhirnya dievakuasi.
Dari keterangan pengawas, tidak ada penugasan untuk masuk ke dalam tangki dan tidak ada izin dari petugas yang berwenang. Data-data tanki penampungan sebagai berikut:
Gambar 3. Data tangki penampungan
Analisa Penyebab
Penyebab langsung
Kecelakaan ini terjadi dalam ruang tertutup (confined space ). Di dalam ruang tertutup, biasanya terdapat potensi bahaya, yaitu kekurangan Oksigen (oxygen deficiency ) dan bahaya gas beracun.
Gambar 4. Ilustrasi Ruang Terbatas (confined space)
Sumber gambar: http://www.impactsafetygroup.com.au/product/confined-space-training-course-3-day-package-tasmania/
Ruangan tanki mengandung berbagai jenis gas seperti H2S atau CO2 yang dapat mengakibatkan keracunan. Disamping itu kadar oksigen di dalam tangki sangat kurang.
Semua pekerja yang masuk ke dalam tanki tidak menggunakan alat keselamatan yang memadai.
Pada saat kejadian berlangsung, tidak ada perintah dari pengawas perusahaan atau kontraktor untuk melanjutkan ke kegiatan selanjutnya (pada saat kajadian, pengawas sedang melakukan analisa fluida hasil unloading step rate test ).
Penyebab Tidak Langsung
- Faktor Personal. Para pekerja kurang memahami mengenai bahaya bekerja dalam ruang tertutup. Mereka melakukan tindakan tidak aman masuk tanpa ijin dan tanpa peralatan kerja memadai.
- Faktor Pekerjaan. Kegiatan well service mengandung berbagai potensi bahaya sehingga harus dilaksanakan dengan sistem keselamatan yang ketat, termasuk prosedur operasi yang aman dan pengawasan. Dalam kejadian ini, aspek pengawasan dinilai lemah sehingga ada orang yang  bekerja di luar penugasan yang ditentukan dan tidak ada yang mencegah atau memberikan peringatan. Di samping itu, antisipasi terhadap bahaya belum optimal, misalnya semua lubang masuk ruang tertutup tidak dipasang label atau diberi penutup sehingga tidak dapat dimasuki oleh orang yang tidak berwenang.
Pelajaran yang bisa diambil:
- Pekerjaan dalam ruang tertutup sangat berbahaya dan harus dikendalikan dengan ketat di bawah pengawasan pihak yang kompeten dan terlatih, termasuk penyediaan sarana keselamatannya.
- Bahwa para pekerja, khususnya pelaksana lapangan, sering melakukan pelanggaran prosedur karena tidak mengetahui atau kurangnya kesadaran tentang Untuk itu, perlu dilakukan pembinaan terus menerus dan dilakukan pengawasan yang ketat.
- Perlu dibuat Job Safety Analysis sehingga setiap potensi bahaya bisa  JSA harus dipahami dan dibicarakan pada saat safety talk sebelum melaksanakan pekerjaan setiap hari. Setiap Surat Ijin Kerja Aman yang dikeluarkan, khususnya yang dikategorikan mempunyai risiko tinggi dan bisa menyebabkan fatality , harus dimonitor secara ketat dan dibuatkan daftarnya di ruangan khusus.
- Tempat-tempat yang mengandung bahaya tinggi, seperti tanki perlu diberi pengaman untuk mencegah adanya pekerja yang masuk tanpa ijin.
Kasus meninggal di ruang terbatas merupakan kasus yang sudah beberapa kali menyebabkan kematian bagi pekerja Indonesia. Pada 5 Januari 2015, 3 penambang emas di Lebak tewas keracunan di sumur sedalam 50 meter. Â Kasus meninggal karena ruang terbatas yang lain bisa dilihat di sini.Â
Referensi:
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 2016. Atlas Keselamatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.